Diusir

531 49 6
                                    

Setelah kejadian itu Manda semakin dilarang untuk menemui Angga, yang malah membuat gadis itu stress

"Papa nggak setuju kamu sama anak itu lagi" bentak papa manda. Manda menangis

"Manda sayang sama Angga, Manda nggak mau kehilangan dia pa"

"Manda, sejak kapan kamu berani membantah papa, pasti anak itu yang sudah mencuci otak kamu?"

"Papa jangan nyalahin Angga, Manda seperti ini karena papa, papa yang terlalu mengekang Manda. Manda ingin jatuh cinta pa, Manda ingin bahagia sama Angga, ingin bahagia kayak temen Manda"

Suara vas jatuh menggema di seluruh ruangan. Manda terperanjat kaget.

"Papa akan bawa kamu ke Jerman, sekarang masuk kamar" teriak papa Manda

"Nggak akan"

"Jangan keras kepala kamu Manda, masuk kamar" teriak papa Manda lagi, Manda tersenyum.

"Papa bilang Manda keras kepala, bukannya itu papa, bukannya papa yang keras kepala?"

"Manda, kesabaran papa udah habis, entah otak kamu di apakan oleh Angg, sekarang pergi kamu dari rumah ini, angkat semua barang barang kamu dan jangan kembali"

Manda langsung berlari menuju kamarnya membuka pintunya dan langsung mengambil koper yang berada di atas lemarinya, memasukan bajunya dan mengambil barang yang lain. Diliriknya foto keluarga yang berada dinakas, Manda memejamkan mata merasakan betapa rapuh hatinya saat ini. Dengan cepat ia membuang pernyataan menyedihkan itu. Segera ia mengambil foto itu dan memasukannya kedalam koper.

Manda berjalan melewati papanya yang sedang duduk di sofa tanpa berpamitan. Dengan hati yang rapuh segera ia pergi dengan membawa mobil pemberian mamanya.

Manda memasukan kopernya kedalam bagasi mobilnya. Dan berjalan menuju tempat pengemudi. Segera ia melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Telpon Manda berbunyi nyaring diatas nakas mobil, dan diliriknya dengan ekor matanya, Papa.

"Ngapain papa telpon?, iya pa iya aku tahu papa udah kangen kan sama aku, makanya ditelpon" kata Manda sambil mengalihkan tatapannya.

Telpon Manda berbunyi lagi, ditatapnya sekilas, tertulis pesan masuk dari Papanya. Manda memberhentikan mobilnya. Segera ia raih handphone nya dan membaca pesannya

"Rekening kamu, saya blok"

Manda membelalakkan matanya sempurna.

"Diblok?, bentar bentar semoga uang yang aku ambil dari rekening masih ada dan tabungan aku di celengan masih ada" Manda mengambil tasnya, mencari dompetnya

"Alhamdulillah, untung masih ada, bisa buat nyewa apartemen, dan membeli bahan makanan" Segera ia melajukan mobilnya, dengam kecepatan sedang.


*****

"Ngga buruan kerumah Manda Darurat, cepetan gue tunggu"

Chris mematikan handphone nya. Menatap dua orang paruh baya yang sedang bertengkar.

"Papa gimana sih, kenapa harus ngusir Manda dari rumah. Dia itu anaknya nekat pa" kata mama Manda yang berada di depan suaminya.

"Ma mama ngertikan?, kalau papa udah marah itu kayak gimana?, Manda tadi membangkang perkataan papa"

"Ini sih salah papa nglarang Manda mulu, padahal ya pa, kalau di lihat lihat Angga itu ganteng juga"

"Gantengan juga papa" jawab papa Manda

"Ya Angga lah pa, udah ganteng sopan lagi. Manda aja sampek kesemsem"

"Tante sama om, udah tenang ya. Jangan berantem dulu. Nanti saya sama Angga bakal bantuin__" lerai chris terpotong.

"Kenapa harus Angga?"

"Ya nggak papa dong, biar banyak yang bantu" kata Mama Manda

"Om saya belum selesai ngomong. Nanti saya sama Angga dan temen temennya bakal nyari Manda" jelas Chris, papa Manda mengangguk.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam" jawab mereke serentak, semua menatap sumber suara itu.

"Manda kenapa Chris, dia nggak kenapa napa kan?"

"Manda pergi dari rumah Ngga" jawab Chris

"kok bisa"

"Dia di usir dari rumah sama om" jawab mama Manda

"sampai sekarang belum ada kabar tentang keberadaan Manda"

"Kita bakal cepat nemuin Manda kok, karena rekening nya udah saya blok, dan tadi udah saya chat dia" kata papa Manda santai.

"Ih papa gimana sih, Manda itu pandai cari uang. Kalau papa blok, Manda pikir papa udah nggak sayang sama dia"

"Terus gimana?, udah terlanjur"

"Nggak papa om, saya akan cari sama Chris" ucap Angga, mau tidak mau papa Manda mengangguk.

33--Si ASE--

Si ASE (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang