Olimpiade

1.7K 98 7
                                    

"Kapan ibu datang?" tanya Amanda.

"Haduh Amanda, kamu itu selalu begitu. Kalian ikut saya ke ruang BP sekarang" suruh bu Shusi tegas.

"Lah kenapa kita disuruh ke ruang laknat itu bu?" tanya Elina dengan polosnya.

"Laknat?, tolong jangan katakan kalimat itu lagi"

"Iya bu saya tidak akan mengulangi kata laknat lagi"

"Elina??, kan ibu sudah bilang jangan katakan kata itu"

"Iya deh bu, maaf"

"Ya udah sekarang kalian ikut ibu. Oh ya anak anak untuk tugas kalian buat cerpen tentang sekolah, boleh tentang percintaan tapi tidak aneh aneh"

"Iya bu" jawab penghuni kelas bersamaan, kecuali Amanda, Elina, dan Syifa.

Diperjalanan menuju ruang BP, Elina tak diam diam membisikkan kata kepada kedua sahabatnya ini.

"Kita mau dihukum ya?" tanya Elina berbisik, posisinya sekarang adalah dibelakang bu Shusi.

"Ngapain kita dihukum?, salah aja enggak" jawab Manda.

"Siapa tahu man, tadi kan kita ngobrol terus" tambah Syifa.

"Ishh, apaan sih kalian lebay tahu nggak, siapa tahu kita disuruh apa gitu, orang disekolah kan emang suka nyuruh kita" ucap Manda kesal

*****

Sesampainya di ruang BP, Amanda dan kedua sahabatnya duduk di kursi yang berada di depan bu Shusi.

"Kita mau diapain ya bu disuruh ke sini?" tanya Amanda membuka suara, terlihat bu Shusi menatap Manda.

"Jadi gini, kalian akan saya kirimkan menjadi siswa yang mewakili sekolah ini pada kegiatan olimpiade di Malang" jelas bu Shusi.

"Aapa bu, olimpiade ke Malang?" teriak histeris Syifa dan Elina bersamaan "Mau banget"

"Itu olimpiade yang juara dapat beasiswa kan bu?" tambah Elina, bu Shusi mengangguk dan tersenyum.

"Kalian sudah tahu tentang info olimpiade?" tanya bu Sushi senang, ternyata ia tidak susah susah menyuruh mereka olimpiade

"Sudah bu, malah kami pengen banget ikut" ucap histeris Elina yang mendapatkan anggukan semangat Syifa.

"Ya udah lusa kita berangkat" suruh bu Sushi yang membuat Amanda angkat bicara.

"Tapi bu, saya nggak mau" tegas Manda, Syifa dan Elina menatap sayu kearahnya.

"Saya tidak mau mengikuti olimpiade ini"

"Tapi Manda kedua teman kamu mau, dan kamu juga termasuk siswa terbaik disini" Manda menggeleng.

"Saya tidak akan ikut" tegas Manda meyakinkan

"Manda kamu nggak kasihan sama Elina dan Syifa, mereka ingin sekali mendapat beasiswa itu, lagian ibu kamu juga akan setuju kalau kamu ikut olimpiade ini" yakin Bu Sushi, namun Manda tetao bersikukuh untuk tidak mengikuti olimpiade.

"Ikut olimpiade itu bagi yang mampu, sedangkan saya tidak mampu. Dan ini namanya pemaksaan, lagian di sekolah ini bukan cuma saya yang terbaik. Gendra anak kelas sebelah juga pintar, kenapa harus saya?"

"Nggak bisa Manda, ini sudah keputusan sekolah kamu nggak bisa mengekang. Nanti saya akan berbicara langsung dengan ibumu. Kalian bertiga siapkan untuk lusa" tegas bu Shusi yang kemudian langsung pergi. Manda menundukkan kepalanya.

"Maafin gue ya, gue nggak bisa bikin kalian bahagia berteman sama gue"

"Ih apa sih mand, nggak papa kok. Nanti kita berjuang bersama, iya kan Syif?" titah Elina

"Iya mand, kita kan sahabat" tambah Syifa dengan senyuman, Manda mengangguk.

"Mending nanti kita belajar bareng aja, biar kita nggak kebingungan waktu hari h nya" ujar Elina memberi usulan.

"Iya nggak papa, kamu mau kan mand?" Manda lagi lagi mengangguk, dan langsung dipeluk oleh kedua sahabatnya

"Kita berterima kasih banget lo Mand, karena kita lo ikut olimpiade ini"

"Nggak papa kok, kalau emang ini bisa buat kalian seneng"

****

Manda memasuki rumahnya dengan langkah gontai, wajahnya terlihat sangat murung. Mamanya yang tak sengaja melihatnya memanggilnya dengan wajah khawatir.

"Sayang, kamu sakit?"

Manda memeluk mamanya erat.

"Manda nggak mau ikut olimpiade" ucap Manda to the point.

"Olimpiade ke malang kan?, mama tadi udah diberitahu sama bu Sushi, mama hampir nggak bisa ngomong apa apa. Mama bangga dong sama kamu" manda mendongak menatap mamanya yang tersenyum memeluknya. Ia mengubah posisi berdirinya.

"Mama bangga sama Manda?" mamanya mengangguk.

"Orangtua mana yang nggak bangga, ketika anaknya diikutkan olimpiade besar besaran ini?"

"Tapi Manda males ma?, masak iya setiap ada kegiatan selalu Manda Manda dan Manda yang disuruh. Padahal banyak siswa yang ingin ikut"

"Nah, kamu itu harusnya bersyukur karena bisa dipercaya sama guru. Kalau kamu nggak bersyukur memangnya kamu nggak kasihan sama mereka yang ingin ikut olimpiade tapi nggak diajak sama gurunya, Manda nggak kasihan?" jelas mama Manda sabar.

"Berarti Manda harus ikut olimpiade?" mamanya mengangguk "Demi mama Manda ikut"

"Nah gitu dong" pipinya Manda yang chubby dicubit dengan perlahan yang membuat Manda tersenyum.

"Sekarang makan, trus kasih tau teman teman kamu jika kamu ikut olimpiade. Biar mereka senang" suruh mamanya, Manda mengangguk.

"Yaudah ma, Manda ke kamar dulu"

Manda berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai atas, mamanya melihatnya dengan senyuman.

"Pa anakmu hebat"


2--Si ASE--

Si ASE (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang