Berulah 2

1K 80 2
                                    

Pintu terbuka,terlihat laki laki berseragam dan berponi ala korea ya dia angga dan di ikuti oleh Bryan disampingnya. Menatap Becca yang tengah berbincang senang dengan teman sekelasnya, gadis itu tersenyum girang. Bisa bisanya seorang Angga mendatanginya terlebih dahulu. Mungkin dia kangen, pikirnya.

"Hay Sayang" sambut Becca, Angga hanya menatap dingin kearahnya, Becca ingin memeluk tubuh Angga. Namun Angga langsung menghindar dengan cepat, membuat gadis itu merucutkan senyumnya.

"Sayang, kok gitu sih" kata Becca sebal, Angga menatap manik matanya dengan dingin.

"Lo kan yang nyebar berikan hoax itu?" tanya Angga datar, gadis itu gelagapan tak tahu harus menjawab dengan sebutan apa, ia hanya menggeleng.

"Halah ngaku aja becca" ucap Bryan, yang semakin membuat becca ketakutan.

"Jujur sama gue" tegas Angga, gadis itu tetap bungkam dan menatap Angga takut.

"Becca!!" bentak Angga, membuat gadis itu tersentak. Suaranya terdengar serak dan air matanya yang akan jatuh bebas kepipinya.

"Kamu segitunya ya sama gadis murahan itu?" ucap Becca dengan tangisnya, Angga hanya senyum miring.

"Manda pacar gue" Becca tertawa menyepelekan.

"Pacar?, pacar bohongan?" tawa Becca semakin pecah, membuat Angga ikut tertawa.

"Iya itu dua bulan yang lalu, sekarang dia pacar gue" Becca tak percaya.

"Kamu bohongkan sayang?" tanya Becca, Angga mengarahkan telunjuknya ke arah Becca.

"Jangan panggil gue dengan sebutan menjijikan itu, kita nggak ada hubungan sama sekali"

"Nggak bisa Angga, kita belum sah putus. Cuma kamu yang setuju dengan putusnya hubungan kita tapi aku nggak" ucap Becca.

"Kalau pacaran dilandasi dengan dua orang, berarti putus juga nggak bisa hanya sepihak" tambahnya lagi.

"Mending ya, Lo jangan ganggu gue sama Manda" ucap Angga yang kemudian mengintruksikan Bryan untuk pergi dari hadapan Becca.

"Nggak bisa Angga" teriak Becca, ia merobohkan diri. Menangis sesenggukan, bahkan banyak siswa yang membicarakannya.

*****

Manda berjalan dengan tatapan kosongnya menuju toilet, banyak ejekan temannya yang mengetahui berita fake itu. Hingga tanpa sadar ia menabrak Esa. Ia menarik nafas, suaranya yang serak meminta maaf kepada pria didepannya.

"Maaf" ucapnya yang kemudian pergi, namun tangannya berhasil dicekal oleh Esa, membuat ia mau tidak mau menghentikan langkahnya dan menghadap pria itu.

"Kenapa?" tanyanya, Esa Tersenyum.

"Ikut saya sebentar ya?" tawar Esa dengan senyuman, Manda menggeleng. Namun wajah Esa memelas menatap Manda, membuat gadis itu menurutinya.

"Kita ke kantin" ajaknya dengan menggenggam tangan Manda, hingga sampailah mereka dikantin. Esa tersadar telah memegang tangan Manda selama itu.

"Sorry" Manda hanya mengangguk, Esa meninggalkannya dan mengambil minuman hangat untuk Manda.

"Ini diminum, mumpung masih hangat biar kamunya rileks" ucap Esa, tak menjawab Manda langsung menyesapnya. Matanya membelalak kaget karena minumannya terlalu panas.

"Lo mau bunuh gue?" Esa menggeleng.

"Makanya hati hati kalau mau minum" karena merasa ia yang salah, Manda hanya diam dan meniup pelan minumannya dan kemudian meminumnya.

"Kamu ada masalah apa sama Becca sampai dia sekejam itu sama kamu?" tanya Esa, Manda memandangnya.

"Mungkin gara gara gue sama Angga" Esa mangut mangut.

"Terus yang bakal kamu lakukan setelah ini apa?" tanyanya lagi, entah mengapa Manda merasa agak tenang dan memiliki keinginan untuk menjawab pertanyaan Esa.

"Mungkin gue tetep pertahanan hubungan ini, dengan tetap ngejaga temen temen gue"

"Kamu boleh jaga mereka, tapi jangan lupa jaga diri kamu juga" ucap Esa, Manda hanya mengangguk.

"Saya bisa kok bantuin kamu ngejaga temen temen kamu" usul Esa, Manda menggeleng.

"Nggak usah"

"Nggak papa, itu tanda terimakasih saya karena kamu telah merubah Angga" Manda menautkan alisnya bingung, Esa terkekeh.

"Angga dulu datar, dingin dan keras kepala. Dan ketika ada kamu dia jadi lebih baik"

"Lo siapa sih, sok tahu banget tentang dia" Esa tertawa lagi, menggelengkan kepalanya.

"Saya kakak kandung Angga" Manda melotot.

"Lo kan udah tahu kalau Angga suka gue, tapi kenapa lo nembak gue?"

"Gimana ya?, cinta itu datangnya tiba tiba. Seperti halnya saya mencintai kamu secara tiba tiba"

"Kak Esa, Manda" ucap Angga yang tiba tiba datang, membuat kedua insan itu kaget.

"Oke, saya pergi. Kalau kamu butuh saya, minta nomornya ke Angga" ucap Esa yang kemudian pergi

16--Si ASE--

Si ASE (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang