“Kakk, apa yang kakak lakukan??” Arina datang dan menangis tersedu-sedu. Yah Arina memang adalah sosok yang seperti itu. Kuat namun cengeng.
“Sepertinya kakak dikeluarkan. Yah mau bagaimana lagi,” dilihat dari bahasa tubuhnya dan didengar dari nada bicaranya, Badrun benar benar terlihat santai.
“Kakakkkk!!!!!” tangisan Arina semakin menjadi. Ia lalu memeluk Badrun. Badrun pun merasa aneh, mengapa hal seperti ini saja perlu diperdebatkan.
Ternyata tidak sampai disitu, para murid kesayangan Badrun diluar sana sedang menyiapkan suatu rencana guna mengembalikan Pak Badrun ke sekolah mereka kembali. “Bagaimana persiapan kelengkapannya?” tanya Nino. Dia merupakan ketua dari semua rencana ini.
“Sudah, No…” jawab Gita. “Oh ayolah, dia hanya sekedar dipecat, mungkin lain kali kita bisa bertemu lagi di lain waktu,” Putra berkata seolah-olah tidak ada beban. “PUTRAAAA!!!”
“Oh oke baiklah, aku menurut saja, 1 melawan 39, tidak mungkin 1 yang menang,” keluh Putra. Semua murid kesayangan Badrun itu ingin mengadakan penyelidikan, siapa yang berani-beraninya menjelek-jelekkan nama Badrun. Ya, semuanya, kecuali Putra.
“Oke, pertama kita akan mengambil foto tersebut dari Kepala Sekolah. Kemudian kita akan bertanya tentang anak nakal itu, karena tak mungkin anak nakal itu tidak bersekongkol dengan pelaku. Lalu setelah itu kita akan melakukan penyelidikan terhadap foto itu, dan mencari tahu menggunakan kamera siapa saat foto tersebut diambil. Terakhir, setelah menemukan pelaku, kita paksa dia berkata sejujurnya kepada Kepala Sekolah dan meminta Pak Badrun agar bisa mengajar kita lagi. Bagaimana?” tanya Nino.
“Setuju‼‼” semua kompak menjawab.
***“Oh ayolah, haruskah aku mencari pekerjaan baru? Aku baru saja dipecat,” Badrun tidak dapat tenang karena adiknya terus mengoceh meminta dirinya punya pekerjaan baru. Suasana santainya dirumah diganggu oleh adiknya.
“Tapi, Kak, kalau tidak bekerja maka tidak ada uang. Tidak ada uang, tidak ada hidup,” ucap Arina penuh harap kepada kakaknya
“Nanti saja ya, kakak ingin menikmati masa-masa pensiun terlebih dahulu,” keluh Badrun dan dia langsung masuk ke dalam kamarnya. Cklek.
***“Kita akan memulai operasinya malam ini. Kita akan terbagi menjadi beberapa kelompok. Ada yang menjadi pencuri, ada yang sebagai penyelidik, ada yang sebagai eksekutor,” pungkas Nino. Seseorang kemudian mengangkat tangannya, “apa maksudnya?” tanya Nita yang mengangkat tangan. “Pencuri itu yang mengambil foto tersebut, penyelidik yang menemukan pelaku, dan eksekutor yang akan membawa pelaku menuju ke kepala sekolah,” “Oh okay lanjutkan.”
Nino dan Andi terpilih dan menggerakkan beberapa anak dalam operasi pertama. Dan mereka sudah menentukan akan menuju ke ruang kepala sekolah nanti malam. Dan kebetulan Nino yang akan menjaga tempatnya supaya tetap aman, dan Andi yang akan mengambil fotonya. Mereka sudah mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik di rumah Nino.
“Oke sekarang kita menuju ke sekolah. Ingat, jangan sampai ketahuan oleh satpam,” pungkas Nino.
“Oh oke kau sudah mengatakan itu hampir 50 kali,” keluh Andi. Dasar Nino...
Di sekolah ternyata tidak ada satpam ketika malam. Apakah satpamnya sedang keliling sekolah atau memang tidak ada penjagaan? “Oh baiklah tidak ada penjagaan, mari kita ma-,“ langkah Andi dihentikan dan ditarik oleh Nino. “Tunggu, rasanya aku menyadari sesuatu,” Nino kemudian mengambil sesuatu yang berdebu yang berada di tasnya, kebetulan sekali dia membawa benda itu. Dikebut-kebut benda itu sampai mengeluarkan asap dan....... ITU ADALAH PENDETEKSI DENGAN LASER. “Hei, bagaimana bi-,“ ucapan Andi terpotong lagi oleh tangan Nino. “Sssttt, diamlah. Aku sedang membayangkan bahwa sebenarnya ada satpam di dalam sekolah ini, dan dia sedang mengawasi seluruh sekolah ini,” ucap Nino. “Lalu bagaimana kita menembusnya?” ucap Brian. “Oke tim, kita akan mencari jalan untuk yang lainnya. Ingat, jangan sampai ketahuan. Perhatikan CCTV di sekitar sekolah.” “Baik‼” semuanya mulai menjalankan misinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amazing Classroom
JugendliteraturBadrun adalah seorang yang malas yang bercita-cita menjadi guru. Setelah lulus, ia pun menjadi guru geografi di salah satu sekolah swasta. Kehidupan pertamanya menjadi wali kelas di kelas terbuang pun tidak berjalan mulus. Namun ia mengajarkan kepad...