Ujian Nasional

11 4 0
                                    

"Untuk saat ini, kebahagiaan adikku menjadi prioritas utamaku. Kalau adikku bahagia, aku pun akan ikut bahagia. Mungkin dengan bekerja disini aku akan mulai dengan hidup baru, dan kalau bisa aku ingin dia menjadi yang terhebat."

Kringggg….. Kringgg.. Cklek. "Halo? Arina? Hei apa kabarmu?" Nino sangat senang Arina menelponnya. Ini baru hari minggu, dan besok mereka menghadapi namanya Ujian Nasional. "Nanti aku akan ketempatmu yeaayyy," ujar Arina kegirangan di dalam telepon. Hal itu disambut baik oleh Nino mengingat Arina masih murid SMA Huth. Dan saat ini buku sudah ada di depan Nino.
***

“Kak, saat ini project apa yang sedang dilakukan perusahaan kakak?” tanya Arina kepada Badrun.

“Mungkin saat ini mereka sedang membuat pintu kemana saja, dan naasnya aku harus jadi teoritisnya. Itu sangat merepotkan, aku ingin libur selama setahun,” keluh Badrun. “Belum lagi kita kembali ke Bogor untuk beberapa bulan. Duh sedih rasanya bertemu murid-murid itu lagi,” lanjutnya.
Sebenarnya Badrun dan Arina pindah ke daerah Surabaya karena perusahaan Badrun ada di Surabaya. Dan mereka mendapat fasilitas rumah beserta isinya secara cuma-cuma. Tetapi itu tak lantas membuat mereka berdua melupakan segala kenangan yang ada di Bogor. Apalagi Arina sekarang sedang menjalani LDR (Long Distance Relationship) dengan Nino. Jadi ya semua murid 3-E SMA Huth tidak bisa mereka lupakan begitu saja.

Badrun dan Arina sudah sampai di Bandara. Mereka sudah membeli tiket menuju Halim Perdanakusuma. Mereka sedang duduk saja memperhatikan sekeliling, sesekali Badrun berusaha melawak walaupun garing, dan Arina hanya bisa memasang flat expression.
***

Flashback on

“Kai, apa yang sedang kau lakukan?” Nino menghampiri Kai yang sedang duduk di bangkunya.

“Kau lihat aku sedang apa dengan buku ini kan?” Kai kesal Nino basa-basi saat dirinya sedang serius.

“Ya maksudku apa yang kau baca?” Nino menjawab dengan satai sambil mengangkat kepalanya sedikit.

“Aku sedang belajar untuk senin ini, pelajarannya kebetulan matematika, dan aku ingin lebih memahami matematika,” Kai melanjutkan konsentrasinya.
Sudah tiga hari berlalu sejak mereka punya wali kelas sementara. Badrun dan Arina sudah pergi ke Surabaya untuk pekerjaannya Badrun. Rencananya mereka akan kembali kemari pada minggu pagi karena Arina ingin mengikuti Ujian Nasional disini. Murid-murid sudah kangen pada Badrun, karena wali kelas pengganti itu sungguh tidak ramah. Ingin rasanya mereka mengerjai wali kelas pengganti yang namanya Yono itu.

Sepulang sekolah, tepat saat guru mereka keluar, Nino menahan seluruh murid kelas 3-E untuk jangan pulang dahulu. Mereka membicarakan tentang rencana mereka mengerjai wali kelas baru mereka. Dan hari itu hari kamis, tiga hari lagi mereka bisa bersantai sebelum Ujian Nasional. Jadi mereka mesti membagi otak mereka untuk mengerjai guru mereka dan untuk Ujian Nasional.

“Oke, sekarang kita akan menyusun rencana untuk mengerjai si guru botak sialan itu. Dan aku punya ide cemerlang untuk itu,” jelas Nino.

“Apa ide cemerlangmu?” tanya Kai sambil mengangkat tangannya.

“Hei, tunggu, kau yakini ingin mengerjainya? Bagaimana kalau dia kenapa-napa?” Rika, Nita, Gita, dan Ami khawatir tentang rencana tersebut.

“Tenang saja, kita tidak akan berlebihan mengerjainya, hanya sekedar – ,“ Nino pun menjelaskan secara rinci tentang rencananya untuk mengerjai wali kelas mereka.

“SETUJUUU‼‼” seluruh anak laki-laki mengiyakan pernyataan dan rencana Nino, sementara anak perempuan hanya mengikuti, termasuk Rika sang ketua kelas.

Flashback end
***

Badrun dan Arina sudah sampai di Bandar Udara Halim Perdanakusuma. Saat mereka di gate out, mereka disambut oleh para murid kelas 3-E, dan Juni disamping Nino. Arina sempat jealous perihal Juni yang dekat dengan Nino akhir-akhir ini, tetapi Nino menjelaskan bahwa Juni adalah adik angkatnya, tidak lebih dari itu. Dan Juni pun menjelaskan bahwa mereka sayang satu sama lain sebagai kakak-adik.

Amazing ClassroomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang