Orang itu menunggu adiknya yang sedang menuju kerumah. Sambil membaca buku ia pun bersantai di atas sofanya yang empuk dengan TV yang menyala. Hari itu hujan, tetapi ia yakin adiknya membawa payung, dan juga adiknya bukanlah anak yang lemah, yang sakit hanya karena terkena air hujan.
“Kakak.... aku pulang,” ucap adiknya, yang datang dengan baju yang basah kuyup.
“Kenapa kau tidak memakai payung Arina?” tanya sang kakak, Badrun.
“Kan aku tidak membawa payung, Kakak,” Jawab Arina dengan sedikit memasang wajah cemberut.
Yah memang ini sedang musim penghujan. Kebetulan di bulan Januari adalah puncaknya hujan. Dan kehidupan Badrun pun tidak berubah walaupun tahun berganti. Yah, semenjak perjuangan murid-muridnya beberapa waktu lalu, dia memang agak bersemangat untuk ke sekolah, namun hujan mematahkan semangatnya kembali. Hari ini Arina pergi untuk mengerjakan tugas dirumah temannya, seharian ini. Ya memang namanya juga remaja, dirumah teman seharian, mengerjakan tugas hanya 30 menit, sisanya digunakan untuk main. Dan juga, untuk apa Badrun mencari tahu apa yang diperbuat adiknya selama bermain itu? Seperti tak ada kegiatan lain saja.
***“Aku tak pernah mengerti apa yang sebenarnya terjadi,” ucap sang ketua kelas, Rika. “Walaupun kita sudah tahu semuanya, tetap saja aku masih bingung,” sambungnya. “Sudahlah jangan bahas itu lagi,” kata Nino.
“Halo semuanya,” Badrun tiba-tiba datang. Sontak semua antara bingung dan kaget. Mereka kemudian melihat jam.
“PAK INI KAN MASIH JAM 6 PAGI...” ucap Nino kesal.
“Hehh?” Badrun berbalik melihat jam dan ekspresi mukanya berubah. “Benar juga ya... Yasudahlah tidak apa-apa,” sambungnya.
“Kalian semua bawa jas laboratorium?” tanya Badrun.
“HEEEEEHHHHHHHHH...........”
Semua murid pun seperti kaget bukan main. Pasalnya, guru mereka adalah guru geografi, dan juga tak perlu memakai jas apalah itu untuk praktek. Wajar saja jika para murid kaget mendengarnya.“Pak, kita ingin melakukan praktek apa? Mengapa kita membutuhkan jas....” Nino lupa apa nama jas itu.
“Jas laboratorium, atau biasanya orang menyebutnya jas lab,” kata Rika menambahkan.
“Oh iya, kita akan mengadakan penelitian ke daerah sekitar Taman Nasional Kepulauan Seribu. Disana kita akan mengobservasi kondisi lautan dan ekosistemnya. Selain itu, kita bisa melihat berbagai macam kehidupan biota laut di Taman Nasional Kepulauan Seribu tersebut. Selain itu-,“ kata kata Badrun dihentikan oleh pertanyaan Andi.
“Maksudnya kita akan berpetualang gitu, Pak?”
“Of course yes,” jawab Badrun singkat.
“YEEEAAAYYYY‼” semua murid bergembira. Mereka akhirnya merasakan yang namanya observasi, karena di sekolah ini hanya kelas mereka, kelas E, yang tidak pernah melakukan observasi. “Kita akan berangkat seminggu lagi,” sambung Badrun.
Lokasi Taman Nasional Kepulauan Seribu berada di pulau Pramuka, tepatnya di DKI Jakarta. Tempat itu sedikit jauh dari tempat mereka. Namun keindahan baharinya tidak ada duanya di Jakarta. Akhirnya setelah mereka pulang, para pemuda dari kelas 3-E mempersiapkan raga mereka, karena mereka ingin seperti di film-film, melindungi para gadis di bawah naungan tenda. Sementara para gadis? Mereka lebih menyibukkan diri mempersiapkan apa saja keperluan mereka selama di sana.
“Emm... Pak, saya ingin tanya, kita disana berapa hari ya?” Nita bertanya karena dia yang takut berada lama-lama disana, walaupun dia tahu bahwa disana sangat mengasyikkan.
“Kita berada di sana selama 6 hari 5 malam,” jawab Badrun singkat.
Nampaknya beberapa dari siswa di sana terlihat senang, beberapa ada yang sedih, dan beberapa ada yang bingung ingin sedih atau bahagia. Yah, ini sudah H-6, dan mereka mulai mempersiapkan segalanya untuk dibawa kesana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amazing Classroom
Teen FictionBadrun adalah seorang yang malas yang bercita-cita menjadi guru. Setelah lulus, ia pun menjadi guru geografi di salah satu sekolah swasta. Kehidupan pertamanya menjadi wali kelas di kelas terbuang pun tidak berjalan mulus. Namun ia mengajarkan kepad...