Flashback on
Kring Kring….
Suara sepeda dari luar rumah membuat Arina bangun. Ini sudah tanggal 11 Juli 2014. Arina tidak sabar untuk masuk ke SMA favoritnya itu. Butuh waktu hampir 30 menit untuk dia bersiap-siap. Waktu menunjukkan pukul 06.30 WIB sekarang. “Arina, sarapan dahulu,” ibunya meneriakinya dari dapur. Arina yang hampir ingin berangkat kemudian berbalik lagi ke meja makan untuk mangambil sarapan. “Aku berangkat Bu!” ucapnya setelah sarapannya habis.
Dia melihat papan mading di sekolah. Kelas 1-A. Mungkin baginya ini adalah hari yang terbaik. Dia masuk ke SMA Huth lalu dia dapat di kelas A, dan… Dia melihat sesosok pria tampan. Siapakah pria tersebut? Dia hanya berharap semoga dirinya bisa berteman dengan pria itu nanti. Pria itu kemudian terlihat olehnya masuk ke kelas E. Mengapa dia masuk kelas E? Wah jangan-jangan dia adalah murid yang bodoh.. Ups, pikir Arina dan dia pun masuk ke dalam kelasnya.
“Ibu aku pulang…” Arina masuk ke dalam rumahnya dan mendapati ibunya sedang memasak di dapur. “Arina, kakakmu Badrun sebentar lagi akan pulang. Dia saat ini sedang menyelesaikan skripsinya untuk wisudanya. Sebentar lagi kakakmu akan jadi sarjana teknik,” ibunya bercerita banyak soal kakaknya yang ingin kemari. Dia pun hanya senyum sedikit. Kemudian dia masuk ke kamarnya dan mengobrol dengan teman-teman SMPnya di groupchat. Dia juga bercerita bahwa dia bertemu dengan pria tampan di sekolah hari ini.
Keesokan harinya, Arina bertemu dengan pria tampan tersebut. Pria itu tepat dihadapannya. Namun, karena memang mereka tidak kenal satu sama lain, lewatlah kesempatan Arina begitu saja. Sayang sekali belum ada nametag, sehingga Arina belum tau siapa nama pria tersebut. “Hei Arina, kau tahu tidak tentang orang yang pernah jatuh cinta, tetapi karena cintanya tidak sampai ke orang itu, dia frustasi kemudian bunuh diri.” Tika, teman sebangku Arina yang baru, tiba-tiba mengagetkannya. Arina langsung kepikiran dengan perkataan Tika barusan. “Tahu apa sih kamu Tik sama masalahku? Haha,” Arina berusaha mencairkan suasana sendiri.
“Aku tahu kau sedang mengamati seseorang dari kelas E itu kan? Kalau kau mau tahu namanya, nanti akan kucari tahu.”
Mendengar omongan Tika, Arina langsung menatap Tika dengan serius dan memegang bahu Tika. “Benarkah?” kata Arina dengan gembira. “Tuhkan benar kalau kau naksir dengan pria itu hehe,” ucapan Tika membuat muka Arina memerah.
Mereka pun kemudian mencari tahu nama pria itu. Berbagai cara mereka lakukan untuk mencari tahu siapa nama pria itu. Namun, sebulan, dua bulan, tiga bulan berlalu, dan mereka belum juga mengetahui siapa nama pria itu.
“Sudahlah aku menyerah saja untuk tahu siapa nama pria itu,” Arina mulai lemas dan pasrah dengan keadaan. “Jangan menyerah Arina, aku tahu suatu saat nanti, pasanganmu adalah dia. Dia adalah yang terbaik untukmu. Teruslah semangat‼‼” ucap Tika sambil memegang bahu Arina saat ia sedang duduk. “Oke kita lanjutkan nanti. Sekarang kita dengarkan guru didepan dahulu,” kata Tika.
Sepulang sekolah, ada yang aneh dengan keadaan rumah Arina. Sepi, seperti tak ada siapapun dirumahnya. Kemana ibunya pergi? Tumben sekali ibunya tidak ada di rumah saat ia pulang. Aku punya firasat buruk dengan hal ini, kata Arina bergumam sendiri.
Lebih dari satu jam berlalu, tidak ada orang yang masuk kerumahnya. Tiba-tiba, ada yang mengetuk pintu rumahnya. Arina pun menghampiri pintu dan membukanya. “Ibu….. Kakakkk…” Arina langsung senang ibu dan kakaknya sampai kerumah juga. “Kakak akan menyelesaikan skripsi kakak secepatnya. Dan setelah lulus, secepatnya kakak akan mengajar di tempatmu, di sekolahmu,” ucap Badrun, kakak Arina yang tersayang itu. Sementara ibunya hanya senyum-senyum saja.
Malam harinya, saat mereka menikmati makan malam, ayah Arina pulang. Dia lantas bercerita tentang pekerjaan yang bisa menjadi inspirasi untuk Badrun. Tetapi, sekali lagi Badrun memilih untuk bekerja di sekolah Arina sebagai guru. Yah, tidak ada yang bisa menolak keputusan Badrun itu. Tapi setelah makan malam, ada yang janggal dari ruangan makan mereka. Namun, hanya Badrun yang menyadarinya dan Badrun pun merasa itu hal wajar karena mungkin dekorasi rumahnya sudah berubah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amazing Classroom
Teen FictionBadrun adalah seorang yang malas yang bercita-cita menjadi guru. Setelah lulus, ia pun menjadi guru geografi di salah satu sekolah swasta. Kehidupan pertamanya menjadi wali kelas di kelas terbuang pun tidak berjalan mulus. Namun ia mengajarkan kepad...