Kupertaruhkan Semuanya

21 4 0
                                    

Hallo.... Balik lagi nih... Gasabar nunggu chapter selanjutnya? Kira kira gimana nasib semuanya setelah Arina ditusuk ya? Maaf ya kalau jelek hehe:)

Happy read:))

'Gelap. Tak ada setitik cahaya pun disini. Dimana aku sebenarnya? Apa yang terjadi? Oh iya, aku ditusuk beberapa menit yang lalu. Mungkinkah ini alam setelah kematian? Sepertinya begitu, aku sudah mati sekarang’
-------------------------------------------------------------

“ARINAAA…..” Arina baru saja tergeletak bersimbah darah di bagian perut terutama, karena berusaha melindungi kakaknya, Badrun. Saat ini, semua anak murid Badrun sedang bingung, perihal mereka di posisi yang sulit. Menyelamatkan Arina, teman mereka, dan Badrun, guru mereka. Mereka tak berpikir bahwa misi terakhir mereka untuk menyelamatkan Badrun berujung maut untuk Arina. Yang mereka pikirkan bahwa memang ini mempertaruhkan nyawa mereka, tetapi bukanlah Arina juga. Badrun yang masih diikat dan ditutup matanya pun belum tahu apa-apa, hanya menunjukkan ekspresi sedikit bingung.

“Baiklah, akan kubuka penutup matamu,” ucap Pak Yono, sang guru tidak tahu diri yang merasa tidak bersalah setelah menusuk anak muridnya sendiri. Sementara di sekeliling mereka semua, banyak murid kelas D, yang bersekongkol dengan Pak Yono, sedang panik. Mereka tidak tahu bahwa ini sampai berujung kematian Arina. Tetapi beberapa dari mereka justru senang melihat kekalahan kelas E ini.

“Tadaaa…” Yono pun membuka penutup mata dan mulut Badrun. “ARINAAA…. Apa yang kau lakukan kepada Arina?” Badrun pun langsung menatap tajam Pak Yono. “Kau bahkan membunuh adikku yang tidak tahu apa-apa, dasar kau keparat,” Badrun menaikkan nada bicaranya. Padahal, setelah lulus, Arina yang terkenal sebagai murid kelas 3-A paling rajin ingin menjadi seperti kakaknya, seorang ilmuwan. Tetapi sepertinya harapannya dan cita-citanya terhenti karena dirinya harus tertusuk dan mati. “Kalau aku bisa melepaskan ini, akan kubuat kau mati seperti yang dialami adikku,” emosi Badrun semakin memuncak.

“HAHAHA, kau tidak bisa melakukan itu begitu saja. Kau bukanlah orang yang kuat, tetapi kau hanya seorang yang sok dan banyak tingkah. Saat inilah kau akan menerima akibatnya. Aku akan membunuh anak muridmu satu persatu dihadapanmu sekarang juga,” ucap Pak Yono membuat Badrun dan murid kelas E semakin emosi. Mereka tahu mereka akan kalah, tetap setidaknya jangan bunuh orang yang paling dicintai oleh wali kelasnya sendiri. Selain itu juga, Nino dan Andi belum kembali sampai saat ini. Kedua murid terbaik di kelas E itu masih menghadang beberapa anak kelas D di luar gubuk ini.
***

“Hei Nino, apa yang kita lakukan sekarang?” Andi berbisik kepada Nino. Mereka berdua baru saja diikat oleh beberapa anak yang telah mengalahkan mereka. Saat ini mereka memikirkan rencana keluar dari sini dan bergabung dengan yang lainnya.

“Mungkin kita akan mencoba mengalihkan perhatian mere–,“ “Tapi, bagaimana caranya?” tanya Andi memotong perkataan Nino.

“Ohiya ya,” Nino langsung mencari sesuatu dengan matanya yang bisa dijadikan rencana olehnya. “Itu saja‼‼”

Mata Nino menunjuk ke arah karung berisi tepung yang berada di dekat anak-anak kelas D tersebut. Mereka pun memikirkan rencana bagaimana cara agar bom asap buatan mereka dapat tercipta dari karung tepung tersebut.

“Kau bawa pisau?” Andi bertanya kepada Nino.

“Tasku ada disebelahmu. Ambil saja di bagian depan. Disitu ada pisau kecil.” Andi pun segera berpikir bagaimana ia membuka resleting dan mengambil pisaunya.

Amazing ClassroomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang