Keesokan harinya, setelah Nino keluar dari rumah sakit, semuanya berkumpul di rumah Rika, termasuk Arina dan Juni. Mereka semua siap untuk menghadapi lawan mereka yang pernah menjadi teman-teman mereka. Hanya karena sedikit perselisihan saja membuat mereka menjadi seperti ini.
Perang saudara.
Setelah mempersiapkan semuanya, murid kelas E pun berangkat. Mereka dihadang oleh beberapa murid kelas D di pertigaan jalan dekat jalan menanjak menuju gunung tersebut. Kai dan Brian diserahkan untuk melawan orang-orang itu. Secara fisik mereka kalah jauh, tetapi kreatifitas mereka jauh lebih baik dibanding orang-orang tak berguna itu. Sementara mereka berdua mengalihkan perhatian, yang lainnya mencari jalan lain.
***Bzzzttt…
Brian disetrum oleh seseorang dari belakang. Dia pun lumpuh. Sekarang Kai sendirian berhadapan dengan lima orang yang membawa senjata tajam. Nampaknya mereka sangat tidak mempunyai rasa kemanusiaan dengan mantan temannya sendiri, sampai berhasrat membunuh orang yang seperti Badrun bahkan mereka. Kai sedang memikirkan cara lain, karena sang peracik strategi telah dimusnahkan, tiba-tiba sebuah pisau yang sedang dipegang seseorang mengarah ke perut Brian dan…
Cranggg….
Brian pun bangkit dengan ekspresi yang masih terlihat kesakitan. Dia memegang pisau dan beradu pisau dengan seseorang yang ingin membunuhnya tadi. Kai haya bisa melongo dari tempat ia berdiri. Tiba-tiba ia mendapat serangan kejutan dari belakang.
Brukk..
Kai terjatuh dan jatuhnya dia berada tepat di sebelah perangkap yang dipasang murid kelas D. Hampir saja aku kena, pikir Kai. Saat ini Brian sedang mengasah kelincahannya dengan beradu pisau melawan 3 orang sekaligus. Sementara Kai mengatasi 2 orang lainnya. Hingga hampir 30 menit mereka saling adu pukul mereka belum menemukan pemenangnya. Namun, Kai dan Brian berhasil dipojokkan menuju ke suatu tempat dimana tempat tersebut ada jurang yang curam. “Saatnya beraksi Kai,” Brian yang sudah berada disamping Kai kembali, mulai memberi kode kepada Kai untuk serangan kejut mereka.
Buk…. Kai memukul perut orang yang terdekat darinya. Walaupun ditangkis, Brian melanjutkan pukulan Kai. Prak… Pukulan Brian tidak sengaja membuat orang tadi terkena perangkap yang dibuatnya sendiri. Plakk… Kai menampar orang kedua dan ketiga dengan kedua tangannya. Tamparannya bukan tamparan seperti perempuan, tetapi lebih kuat dan cepat sehingga mereka kaget dan pusing seketika Buk… Serangan Kai selalu dihabiskan oleh Brian. Orang kedua, ketiga dan keempat dilumpuhkan oleh Brian seketika. Kini tersisa satu orang dihadapan mereka. Plakk.. Kali ini Kai ditampar hingga merasakan apa yang dirasakan musuhnya barusan. Crang…. Pisau orang itu ingin mengarah ke Kai, namun ditahan gerakannya oleh pisau milik Brian. Mereka pun beradu pisau lagi. Bruk….Kai berhasil mendaratkan pukulan kejut yang mengarah ke dagu orang itu sehingga orang itu pingsan untuk sesaat. Prok… mereka berdua tos dan segera melanjutkan perjalanan.
Perjalanan mereka kembali dihadang oleh sekelompok orang lagi. Lagi-lagi kelas D menghadang perjalanan kelas E. Kali ini, duo Nino dan Andi yang turun untuk menghabisi semuanya. Sementara Nino dan Andi mengalihkan perhatian, yang lainnya mencari jalan lain untuk menuju ke tempat Badrun. Sedikit lagi mereka sampai ke tempat Badrun. Sekelompok orang itu ingin menghentikan mereka, namun ditahan dan dicegat oleh Nino dan Andi. Mereka pun terlibat baku hantam.
Brakkk… Seperti biasa, Andi memulai serangan dadakannya. Dia pun menjatuhkan diri ke beberapa orang yang menyebabkan orang-orang itu pingsan. Plakk… Nino berhasil memukul telak seseorang hingga orang tersebut kesakitan luar biasa. Buk… Kali ini, Andi dipukul oleh salah seorang dari belakang. Tentu saja membuat dia sampai terjatuh. Dan kemudian… Ctang… beruntung Nino membawa pisau, jadi saat dia diserang dengan pisau, dia bisa menangkisnya dengan pisau juga. Mereka pun terlibat adu pisau. Bzzzzttt…. Nino berhasil dilumpuhkan dari belakang, kemudian Andi yang sudah tak berdaya tidak bisa membantu Nino. Mereka pun tertahan.
***Sementara yang lainnya sampai di sebuah tempat den melihat gubuk kumuh disana. Di luar situ, ada beberapa anak kelas D yang berjaga. Mereka pun menyusun taktik. “Kita akan berpencar. Satu tim ikut denganku untuk serangan frontal, satu tim bersama Arina untuk serangan dadakan. Kalian ikuti saja komando Arina. Setuju?” Rika pun menunjuk ke arah gubuk tersebut.
“Setuju‼” Semuanya berbisik setuju dan mereka menjalankan rencana mereka.
Rika dan beberapa orang maju langsung dan berteriak, “Hei kalian, sini maju kalau berani.” “Keparat kalian kelas E,” salah seorang murid kelas D berkata sambil mengeluarkan pisau. “Sial dia menggunakan pisau,” seketika Rika ketakutan. Namun semangatnya dan kepercayaannya kepada teman-temannya membuatnya yakin kalau dia akan dilindungi teman-temannya. Untuk itu, dia harus melindungi teman-temannya.
***“Kai, kau siap?” Arina melihat Kai sedang menyetel stungun miliknya. Sebentar lagi tim Arina akan melancarkan aksinya.
“Oke, selesai. Ayo kita maju!” tim Arina pun mulai bergerak dikomandoi oleh Arina dibantu Kai. Saat ini mereka tepat ada disisi kanan dan kiri dari gubuk tersebut. Sebelah kanan ada Brian dan sebelah kiri ada Kai dan Arina. 3… 2… 1…
Bzzzttt…. Bzzzttt… Bzzzttt…
Semua yang sedang sibuk pun berhasil dilumpuhkan. Yah, setidaknya ada 10 orang yang kena sasaran mereka. 8 orang murid kelas D dan 2 orang teman mereka sendiri, Gita dan Ami. Mereka terkena secara tidak sengaja saat sibuk mengalihkan perhatian.
“Oke, beberapa akan menjaga Gita dan Ami, sisanya masuklah,” Rika memberi instruksi, dan kemudian semua masuk kecuali Nita dan Jodi yang menjaga Ami dan Gita. “Beberapa ya, hmm” Nita menyindir semuanya saat semuanya sudah masuk gubuk.
***Cklek.
“Gelap sekali disini,” mereka semua tidak dapat melihat apa-apa. Sangat gelap, seperti mereka sedang memejamkan mata. “Gelap, ya? Sebentar, akan kunyalakan lampunya terlebih dahulu,” seseorang berkata bahwa ia akan menyalakan lampu. Suara siapa itu? Mereka semua bertanya hal yang sama. Suara itu seperti mereka kenal, namun bukan murid kelas E ataupun murid kelas D. Bukan pula suara Badrun.
Tap.
Seketika mereka kaget dihadapan mereka, tepat ditengah-tengah gubuk itu, ada tiang dan di tiang itu, ada Badrun sedang diikat ke tiang. Badrun diikat dalam keadaan duduk, mulutnya disumpal, matanya ditutup, dan kakinya diikat pula. Dia hanya mengenakan celana pendek saja. “emememememem…” Badrun mengoceh tidak jelas. Semuanya pun bingung. “Kau ingin air lagi, Badrun?” tiba-tiba sesosok lelaki dari belakang muncul. Benar dugan mereka, bukan murid kelas E, bukan murid kelas D, bukan Badrun, tetapi suaranya mereka kenal. Mereka tak menyangka bahwa yang mendalangi dan menghasut semua murid kelas D adalah wali kelas mereka sendiri, yaitu Pak Yono. Sedikit membuat mereka heran adalah, mengapa Pak Yono melakukan semua itu? Apa hanya untuk kesenangan belaka? Atau apa? “Kalian semua berhasil juga sampai sini. Aku akan memulai eksekusinya,” Pak Yono mengeluarkan pisau besarnya dari kantung pisau nya. ”Bapak itu untuk apa?” Semuanya pun panik. Mereka terdiam seketika dan tidak bisa apa-apa. Mereka berpikir Nino dan Andi tidak ada, Ami dan Gita pingsan, dan disini hanya tinggal beberapa orang.
“Tentu saja, aku ingin membunuh kalian semua WAHAHAHA–,” bzzttt… Sebelum Pak Yono selesai berbicara, stungun dilempar oleh Kai ke arah Pak Yono. Akurat, namun Pak Yono masih tetap bisa bertahan. Tiba-tiba–
Crang. Pak Yono gerakannya sangat gesit, beruntung bisa ditangkis dengan Brian menggunakan pisaunya. “Hati-hati, Pak Yono sangatlah gesit. Kita harus tetap waspada,” Rika mulai menunjukkan ekspresi seriusnya. “ememememem….” Badrun ingin berbicara tetapi mulutnya disumpal.
Pertarungan mereka pun sengit. Antara kelas E melawan wali kelas merke sendiri–maksudnya mantan wali kelas mereka. Stungun digunakan Kai, namun meleset terus-terusan. Brian menggunakan pisau tetapi selalu tidak kena. Sisanya membantu dan menonton pertarungannya. Kai berhasil tertekan dan jatuh tersungkur. Kesempatan bagus untuk Yono menusuk Kai. Yono pun mengarahkan pisaunya ke Kai, walaupun sebelumnya dia menyingkirkan yang lain terlebih dahulu.
Crang. Lagi lagi Brian menggagalkan usaha Pak Yono. “Daripada aku membunuh kalian, lebih baik aku membunuh orang tak berguna itu dahulu,” seketika Pak Yono berada di hadapan Badrun, tapa diketahui Badrun. Dan semuanya pun panik. Kai mengarahkan stungunnya dan Brian mengarahkan pisaunya. Namun sepertinya mereka tak sempat untuk mengganggu Pak Yono.Jleb. “ARINAAAAAAAAA…..” Semuanya berteriak dan menangis sejadi-jadinya. Misi mereka gagal. Arina tertusuk karena melindungi Badrun.
***Haiii... Siapa disini yang Arinalovers? Maaf yaa Arina harus mati. Kira-kira gimana menurut kalian tingkah Pak Yono dan murid kelas D?
Vote and comment yaa!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Amazing Classroom
Teen FictionBadrun adalah seorang yang malas yang bercita-cita menjadi guru. Setelah lulus, ia pun menjadi guru geografi di salah satu sekolah swasta. Kehidupan pertamanya menjadi wali kelas di kelas terbuang pun tidak berjalan mulus. Namun ia mengajarkan kepad...