Bantuan

14 5 0
                                    

“Assalamu’alaikum... Pak Badrunnnn....” Andi memanggil Badrun dari luar pagar rumahnya. Pagar berwarna hitam yang cukup tinggi, dengan warna rumah yang cukup elegan, yaitu putih.

Cklek.

“Iya, ada apa kamu kesini, Andi?” Badrun membuka pintu dan terlihat Andi tepat di depannya pintunya. Tanpa seizin orang rumah, Andi memutuskan masuk ke halaman rumah Badrun dan menuju pintunya.

“Saya ingin meminta tolong sama Bapak, saya minta diajarkan soal matematika ini Pak,” ucap Andi sambil menyodorkan soal-soal matematika.

“Okelah silahkan ma -,“

“Tidak usah Pak, saya ingin mengajak Bapak sekalian jalan-jalan.” Padahal Badrun sudah menyodorkan tangan tanda mempersilahkan Andi masuk, tetapi Andi mengajak Badrun untuk belajar diluar rumah saja. Beruntung mereka berdua tidak menunjukkan perasaan sesama jenis sama sekali.

“Tunggu sebentar, Bapak ganti baju dahulu.” Beberapa menit kemudian, Badrun dan Andi pun melangkah keluar dari rumah Badrun.

“Assalamu’alaikum. Arinaaa....” belum ada beberapa menit sejak Badrun pergi, Rika dan Gita pun memanggil Arina.

Cklek.

“Iya? Hah mengapa kalian kesini?” Arina tertawa karena terkejut mereka datang ke tempat Arina. Akhir-akhir ini mereka bertiga mulai dekat. “Silahkan masuk,” ujar Arina mempersilahkan Rika dan Gita untuk masuk. Cklek.

"Saatnya aku bergerak, aku tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan yang teman-temanku buat ini."

Ternyata mereka sedang melakukan misi untuk mencomblangi Nino dan Arina. Mereka sudah berkali-kali mencoba, namun sepertinya kurang sukses. Baru kali ini mereka sukses besar.

“Assalamu’alaikum. Arinaaa....” Nino memanggil Arina. Beberapa menit kemudian, Arina belum keluar juga. Nino memanggilnya tiga kali. “Sepertinya dia tak mau bertemu denganku lagi,” ujar Nino lalu ia pun berbalik arah dan mulai berjalan pulang.

Cklek.

“Hei, apa yang kau lakukan disitu, masuklah,” Nino seperti mendengar suara Arina. Dia pun berbalik arah dan melihat Arina. Sungguh cantik Arina. Ya walaupun terlihat biasa dengan kaos putihnya, rambut panjangnya seperti sihir yang membuat Nino tersihir hingga kaku dan tak dapat bergerak. “Nino?” Arina pun berusaha menyadarkan Nino dari lamunannya.

“Oh, ya, hehe, maaf kalau aku melamun. Habisnya kamu cantik sekali sihh hari ini hehe…”

Blushhhh... Kali ini Arina yang kaku dan kaget. Mukanya pun memerah karena Nino berkata seperti itu. Namun kejadian barusan hanya berlangsung singkat saja.

“Ayo masuk,” ujar Arina kembali tenang dan menyuruh Nino masuk dan kemudian mereka pun masuk.
***

“Pak, saya masih tidak mengerti tentang ini Pak,” Andi berusaha untuk belajar kali ini.

“Hei, hei, aku sudah menjelaskan padamu hampir seratus kali dan kau tidak mengerti juga!?? Kita sudah berada disini hampir 2 jam,” Badrun mulai kesal karena sikap Andi tersebut. Ya karena mereka saat ini sedang ada di tempat makan, dan juga mereka sudah menghabiskan waktu 2 jam di tempat itu. “Dan aku tak mau ada yang menyebut kita LGBT. Kita ini sesama lelaki, dan kita berduaan di tempat makan, bagaimana orang tidak curiga dengan kita ,HUHHH!?!?” Badrun mulai panas dan tidak terkendali.
***

“Umm Arina, apa kau sudah punya pacar?” tanya Nino secara blak-blakan. Sontak Rika dan Gita menunjukkan ekspresi kaget mereka. "HEI NINO, ITU KELUAR DARI RENCANA KITA," mereka bergumam dalam hati dan berharap Nino menarik kata-katanya, karena itu terlalu berani.

Amazing ClassroomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang