Mereka pun segera melaksanakan misi mereka tepat tengah hari. Pertama, mereka mengunjungi warga-warga untuk mengidentifikasi semuanya. Kemungkinan besar psikopat tersebut masih ada di daerah sini dan menyamar menjadi warga biasa. Mereka berusaha mewawancarai semua warga yang ada di Pulau Pramuka. Korban sepertinya juga belum terbunuh mengingat mereka belum terbunuh. Dan pasti dia akan kembali kesini lagi untuk membunuh mereka semua.
Waktu menunjukkan pukul 15.00 waktu setempat. Mereka berkumpul kembali di penginapan dan berhasil mendapat banyak data baru tentang daerah tersebut. Kemudian mereka akan melaksanakan final mission mereka malam ini.
"Ada 4 sektor, kalian menujulah kesana. Bawa dan giring penjahat itu menuju kemari dan kita habisi bersama-sama," Badrun memberi instruksi terakhir dan kemudian mereka berpencar menuju tempat-tempat yang sebelumnya mereka survei.
Di masing-masing tempat, mereka menyusun strategi untuk menggiring penjahat itu menuju penginapan. Nino, dan beberapa temannya, berada di pos 1. Andi dan Arina berada di pos 2. Kai dan beberapa temannya ada di pos 3. Dan Rika, Brian, serta beberapa lainnya ada di pos 4. Badrun bersama beberapa peracik jebakan ada di pos utama di penginapan.
Sekitar jam 7 malam, mereka mulai menjalankan aksinya. Bermodalkan usaha mereka saat ini, mereka yang sudah stay di pos mulai membagi tugas. Ada yang berjaga di pos, ada yang mencari keberadaan Serial Killer untuk kemudian memancingkan menuju pos-pos. Mereka juga akan dibantu beberapa warga untuk mencari jejak Serial Killer.
Satu jam, dua jam, Serial Killer belum mereka temukan. "Mungkin psikopat itu bersembunyi karena tahu akan rencana kita," ucap Rika blak-blakan dari pos 4. Rika menyampaikan hanya kepada teman-temannya yang ada di pos 4.
"OHH‼" Brian mengagetkan semuanya. "Salah satu dari warga yang membantu kita bisa saja adalah Serial Killer. Kita harus berhati-hati sekarang jangan sampai rencana kita selanjutnya terbongkar olehnya," lanjutnya. "Sekarang tinggal bagaimana kita menemukan Serial Killer yang asli."
Banyak submisi yang mereka jalankan saat ini, salah satunya menemukan Serial Killer yang asli. Tak ada yang menyadarinya satupun, kecuali pos 4. Untuk itu submisi ini hanya dilakukan oleh kelompok dari pos 4. Mereka meracik strategi baru lagi. Kemudian tim sisa yang berada di pos 4 mulai dipencar lagi.
Sementara itu, pencarian masih berlanjut. Kemudian, tim pencari memutuskan berkumpul di suatu tempat untuk merdiskusi terlebih dahulu. Tak lama kemudian mereka berkumpul. Nino termasuk dalam tim pencari bersama beberapa warga. Kemudian secara mengejutkan ada seorang warga yang mengeluarkan pisau, sontak semua yang ada disitu kaget.
"Tenanglah, ini hanyalah pisau biasa," kata warga yang bernama Tomi tersebut. Dia berperawakan tinggi, memiliki kumis tipis, rambutnya rapih, dan memakai baju merah kesukaannya.
Tim pencari terus berdiskusi soal ini. Warga yang termasuk dalam tim pencari adalah Tomi yang bercirikhas pakai baju merah dan tinggi, bekerja sebagai petani, kemudian Tini yang cirikhasnya memiliki rambut panjang yang indah dan kesukaannya warna putih, bekerja sebagai pedagang ayam, dan Helmi yang berperawakan tinggi namun memiliki bekas luka goresan di pipi, bekerja sebagai pengantar barang.
Oke, lupakan soal itu. Saat ini Brian sedang berjalan sambil memikirkan ciri-ciri Serial Killer dari setiap wawancaranya dengan warga lain. 'Serial Killer semalam memakai topeng merah, celana putih, dan baju hijau. Kata warga kalau Serial Killer muncul disini, pasti ada sesuatu yang selalu ia bawa, tapi apa ya?' Brian terus memikirkan sampai ia tersadar bahwa ia melihat para tim pencari yang sedang duduk. Dan dia melihat Tomi membawa pisau. Mungkin Tomi pelakunya, pikir Brian. Aku harus menangkapnya, lanjutnya.
"Hei, aku merasakan sesuatu yang janggal, sepertinya Serial Killer adalah salah satu dari warga-warga tersebut. Aku harus memberitahu yang lainnya," pikiran Nino mulai kacau karena dia merasakan sesuatu yang janggal. Nino kemudian berencana seorang diri untuk membekap sang pelaku.
Satu... Dua...
"Angkat tangan Helmi‼" Badrun bersama seluruh anak muridnya (kecuali tim pencari dan Brian) seketika muncul, tepat saat Brian ingin menyergap Tomi. "Saya? Kenapa?" Helmi bingung tentang apa yang dikatakan Badrun barusan.
"Ok to the point. Kau adalah Serial Killernya. Dan korbanmu adalah Tini. Tingkahmu terlihat saat kau berpura-pura menjadi warga biasa disini. Dan kau adalah satu-satunya orang yang tidak menyebutkan warna kesukaan, karena semua warga desa menyebutkan warna kesukaannya..." Badrun ingin sekali memukul orang itu namun rasanya tidak baik. Omongannya pun dipotong begitu saja. "...Kau tahu mengapa aku tidak menyebutkan warna kesukaan? Karena memang aku tidak punya warna kesukaan.." "...Kalau kau memang tidak punya warna kesukaan, lalu apa arti warna hijau bajumu sekarang? Kau memakai semuanya serba hijau, bahkan rumahmu hijau, pagar hijau. Oke lupakan soal warna kesukaan. Kemudian kau bekerja sebagai pengantar barang. Kau tau betapa gesitnya seorang pengantar barang dibanding petani dan pedagang? Kemudian, bukti Tini menjadi korban adalah bekas darah bertuliskan 'HELP ME' yang ditulisnya dengan darah ayam. Nino menceritakan kepada saya tentang darah tersebut. Mengapa dia menulis HELP ME? Karena jika diplesetkan menjadi HELMI. Dan rasi Orion yang dia buat cukup menjadi bukti bahwa maksud yang disampaikan adalah 'pemburu mengejarku, tolong'. Pemburu disini maksudnya adalah pencari alamat seseorang, mengingat kau adalah pengantar barang yang mengantar barang dari satu pulau ke pulau lain," Badrun kemudian mengacungkan pistol setelah selesai berkata demikian.
Ckrek..
Arina dan Andi sukses mengambil langkah tanpa disadari Helmi. Mereka mengambil paksa tangan Helmi dan memborgolnya. Setelah selesai mereka pun berpegangan tangan.
"Kalian akan kubalas suatu saat nanti," ucap Helmi saat mencoba kabur. Sayangnya, Brian sudah menyiapkan jebakan yang sebenarnya untuk Tomi sehingga Helmi kena jebakan tersebut. Pukul 21.45, semua masalah selesai dan mereka membawa Helmi ke kantor polisi di pulau itu.
Permasalahannya adalah cara Tini meneror mereka sangat tidak wajar. Pukul satu malam Andi tegeletak karena tertidur, tetapi Tini memanipulasinya sehingga terlihat seperti pingsan. Dan dia membuat suasana-suasana horor lainnya saat dia dikejar oleh Helmi.
MISSION SUCCESS
"Selesai juga... akhirnya," Arina pun merasa lega karena semuanya terselesaikan begitu saja. Mudah, namun cukup menegangkan. Semua pun bersiap untuk tidur dan besok akhirnya mereka mulai penelitian.
"Apa yang kau lakukan dengan Arina semalam? Berpegangan tangan dan hampir memeluknya?" hari ini masih pagi dan Nino sudah bertengkar saja dengan Andi masalah Arina. "Hei kenapa kau begitu sewot sih? Aku hanya seperti itu kan tidak berlebihan," Andi pun berusaha membela diri.
Yah, setelah hari itu, Andi semakin dekat dengan Arina selama di Pulau Seribu, dan Nino semakin kesal dengan Andi. Yang pasti, penelitian mereka selama disana sukses besar dengan data yang sempurna, dan saatnya mereka pulang kerumah masing-masing di Jakarta dan sekolah kembali.
***Hai hai udah ada di penghujung chapter nih. Btw chapter selanjutnya bakal ada romancenya sedikit. So, stay tune, vote, and comment yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Amazing Classroom
Teen FictionBadrun adalah seorang yang malas yang bercita-cita menjadi guru. Setelah lulus, ia pun menjadi guru geografi di salah satu sekolah swasta. Kehidupan pertamanya menjadi wali kelas di kelas terbuang pun tidak berjalan mulus. Namun ia mengajarkan kepad...