Teman Sakha

9.9K 322 9
                                    

Sakha

"Feby! Udah mandinya? Bang Pilot udah dateng itu!" teriakan Kirana terdengar sampai depan pintu kosan mereka. Gue gak yakin tempat ini cocok dibilang kosan. Kayaknya lebih cocok dibilang apartemen atau rumah susun.

Disini ada ruang tamu yang nyatu sama dapur, ada kamar, dan ada toilet. Gue duduk di sofa yang menghadap dapur sambil lihat sekeliling. "Serius lo? Mas Sakhanya mana?" suara Feby terdengar samar-samar.

"Disini. Udah cepet kamu mandinya."

"Kiran, tolong ambilin sticky note aku dong, di meja!"

"Ora iso aku Feb."

"Ora iso? Alasamu yang banyak ya, yaudahlah. Kiran gitu dia. Gak mau bantuin."

"Aku lagi masak bekalmu, dek."

Setelah hampir 20 menit nunggu Feby, akhirnya gue dan dia berangkat juga. "Mobil lo ntar gimana, Mas?" Feby sibuk membongkar tasnya. "Gampang. Ntar gue minta tolong Taufan ambil," gue ngelirik Feby. "Kenapa?"

"Mampus. Pulpen gue tinggal!"

"Ntar gue kasih, deh. Tenang aja."

Belakangan ini, gue mulai populer dikalangan pramugari maskapai tempat gue dan Kartika kerja. Kartika udah pake seragam ungu. Dan gue masih bar 2. David dan Kartika udah nikah dan punya anak.

Beberapa waktu lalu, ketika gue ke Rotterdam buat jalan-jalan, Giselle main ke hotel tempat gue nginep. Dari pertemuan itu, kita mulai menjalin pertemanan jarak jauh setelah hilang kontak beberapa tahun.

Giselle sempet nanya Gio, Farah, dan teman-teman yang lain. Beberapa waktu lalu Gio ngulang SMA. Banyak sekolah yang nolak Gio. Tapi, setelah nyoba di berbagai sekolah, ada satu SMA yang mau nerima Gio.

Sekarang Gio kuliah di fakultas kedokteran. Dia merubah semua prinsip dan tujuan hidupnya menjadi lebih baik. Gue gak tau dia dapet motivasi darimana. Farah dan Gio belum putus, mereka masih menyandang status pacaran. Semoga mereka bisa langgeng sampe nikah.

Ray, temen SMP gue, masih belum pulang ke Indonesia. Dia nerusin kuliah di Amerika dan mau nyari jodoh dulu disana. Terus, setelah nikah, dia balik ke negeri ini.

Awal gue kenal Feby bermula dari suatu malam, hari itu seperti biasa setelah pulang terbang malam, gue ke ATM buat ngirim uang jualan ke Ardi. Dan seperti biasa juga, gue ditinggal jemputan. Di tempat gue nunggu, ada Feby yang mukanya resah abis. Karna iseng, gue nanyain dia. 'Nunggu apa mba? Pacar ya?'

Dan Feby langsung ngelihat ke gue dan bilang. 'Nunggu temen'

Setelah itu, gue gangguin dia dan akhirnya kita tukaran kontak. Mulai dari kejadian itu gue terkenal dikalangan temannya Feby.

Suara Feby adalah salah satu daya tarik gue ke dia. Suaranya agak berat, tapi lucu. Suara Feby bukan seperti cewek sok manja. Gue yakin, suara dia kalau nyanyi bagus banget. Sayangnya, gue belum pernah denger dia nyanyi.

"Pagi, capt," gue tersenyum kepada Kapten Ali ketika kami tiba di cockpit. "Pagi, Ka. Eh, aplikasi yang bikin kayak anak gembala itu apa ya? Pengen download saya." Kata Kapten Ali tiba-tiba.

"Anak gembala mana, Capt?" bingung gue sama Kapten Ali, dia memang udah berumur, tapi tetep eksis di Instagram dan sosmed lain. Mantep gak tuh. Followers Instagramnya aja ada 11,3K

"Yang kemarin kita bikin, Ka. Yang ada efek anjing itu, terus yang ada efek kacamata. Masa kamu gak inget."

"Ooh, itu. Namanya aplikasi snapchat, Capt."

Gue baru ngeh ketika disebutin efek anjing. Demi apa pun, kalau denger kata 'anjing', gue keinget snapchat.

Setelah ngobrol dikit dengan Kapten Ali, gue keluar kokpit dan ke galley buat gangguin Feby. Soalnya boarding time masih lama. "Feb! Kecoa!" Gue teriak di belakang Feby dan sukses bikin dia kaget sampe jatuh.

"Mas Sakha iseng banget ya," komentar Arin, salah satu pramugari dalam penerbangan kali ini. Dia membantu Feby berdiri. "Sanggup kan Feb?" Tanya Arin sambil memegang lengan Feby dan membantunya berdiri dengan perlahan.

"Sanggup, Kak. Insha Allah," Feby natap mata gue. Tatapan antara marah, nahan rasa sakit, dan mau ketawa. Karna gue gak mau ditimpukin Feby, gue langsung masuk lagi ke kokpit.

Gue cukup suka dengen dengan penerbangan pagi ini. Ke Medan. Gue bisa ngerekam laut dan nikmatin alam dari atas. Dan bisa selalu mengenang Ibu.
Banyak yang bilang kalau Medan itu jauh. Tapi buat gue sih, B aja. Biasa aja. Karna cuma 2 jam dari CGK-KNO.

Hari ini ada 3 landing.

CGK-KNO
KNO-JOG
JOG-CGK

Dan gue gak mesti RON di luar Jekardah tercinta. Seneng banget. Mungkin kalau Kartika gak terbang, gue mau main ke rumahnya.

Sakha's JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang