Bagian 8 - One by One

134 8 3
                                    

Ruangan ini begitu gelap, aku bahkan tak bisa melihat kemana arahku pergi. Dadaku sedikit sesak, rasanya sulit untuk bernafas. Mungkin karena suasananya yang gelap. Anehnya aku masih berjalan, dan aku tak bisa menoleh ke belakang, apalagi untuk berjalan kembali. Rasanya aku seperti didorong dari belakang dan ditarik dari depan. Bayangan hitam itu memaksaku untuk terus berjalan lurus ke depan. Aku bahkan tak tahu tempat apa ini. Dan juga kenapa bayangan hitam ini membawaku ke tempat ini. Yang lebih aneh lagi, aku tak merasa takut sama sekali terhadap mereka. Meskipun aku tahu wujud mereka begitu menakutkan dan tentu saja membuat bulu kuduk berdiri. Aku tak bisa berkata apapun, aku sangat ingin berteriak, tetapi membuka mulut saja aku merasa kesulitan. Bayangan hitam itu masih membawaku menyusuri lorong gelap ini.

Dari kejauhan kulihat ada sebuah cahaya. Cahaya berwarna biru terang dari sebuah ruangan. Lama-kelamaan aku mulai mendekat ke ruangan itu. Di ruangan itu penuh dengan cahaya biru. Aku kebingungan, dimana sebenarnya aku? Lalu aku pun mendengar seseorang berbicara. Aku langsung menoleh ke arah suara itu berasal. Di dekat sebuah lubang dimana cahaya biru itu berasal, berdiri seorang wanita yang sedang berbicara sambil menatap cahaya biru di hadapannya. Wanita itu memakai gaun berwarna putih bak dewi-dewi Yunani. Rambut cokelatnya Ia biarkan tergerai disapu oleh angin. Postur tubuhnya bahkan sangat sempurna, bagaikan model papan atas. Ia pun berbalik badan. Dia sangat cantik, kulitnya mulus, tanpa ada goresan sedikitpun. Namun, kulihat matanya penuh dengan air mata. Kenapa dia menangis?

Aku pun berusaha membuka mulutku untuk bertanya padanya. "Kenapa kau menangis?"

"Apakah yang kau rasakan ketika orang yang kau sayangi meninggal? Apakah kau tidak menangis?" Jawab wanita itu sambil menangis. "Stephen meninggalkanku demi Céline si jalang itu. Namun apa yang bisa dilakukan si jalang itu ketika Ia tahu Stephen dalam kesulitan? Ia tak bisa melakukan apa-apa, bayi dalam kandungannya itu harus Ia selamatkan. Karena itulah Ia lari."

Rosie tak bisa berkata apa-apa. Ia justru bingung dengan pernyataan yang dikatakan wanita itu. Ia bahkan tak mengenal nama-nama yang disebutkan tadi. Wanita itu pun melanjutkan ceritanya. "Cintaku pada Stephen adalah abadi. Aku tak bisa mencintai orang lain, kecuali Stephen."

"Tapi kau tidak bisa membangunkan orang yang telah mati." Rosie pun angkat bicara. Anehnya, wanita itu malah tertawa.

"Karena itulah, katakan dimana Jace? Dimana anak Céline? KATAKAN PADAKU!!"

***
Pegunungan yang mayoritasnya ditumbuhi oleh pohon pinus dan cemara ini masih tertutup kabut putih. Udaranya tentu sangat dingin. Sampai-sampai embun membasahi hampir keseluruhan hutan tersebut. Namun karena munculnya sang surya dari ujung timur, membuat suasana hangat mulai terasa. Burung-burung keluar dari sarangnya, dan beberapa tupai terlihat mulai meregangkan tubuhnya karena posisi tidur semalam. Sedikit demi sedikit cahaya matahari yang cerah itu mulai memasuki celah-celah pepohonan untuk sampai menyentuh tanah.

Hewan-hewan malam pun mulai kembali ke sarang mereka masing-masing. Tak terkecuali mereka 'yang tergelapkan' alias makhluk yang menyerang Rosie dan teman-temannya semalam.

Rosie masih menutup matanya, rasanya Ia belum ingin bangun. Mungkin butuh dua atau tiga jam lagi untuk mengistirahatkan tubuhnya. Begitu juga dengan Nat, Ia juga masih mendengkur, tandanya Ia sangat kelelahan. Mengingat kejadian semalam, dimana Ia dan Jace harus bertarung melawan makhluk hitam yang begitu mengerikan. Ditambah dengan anehnya makhluk tersebut dapat kembali seperti semula meskipun telah terluka, bahkan terlubang di bagian perut maupun dadanya, atau patah pada kepala, tangan, dan kaki. Membuat pertarungan itu seperti tak kunjung usai.

Pada saat itu juga, Diana menghilang. Bahkan Davian, manusia serigala yang dianggap sebagai penyelamat pun juga menghilang. Entah kemana makhluk-makhluk hitam itu membawa mereka berdua. Tak ada yang tahu apakah Diana dan Davian baik-baik saja, apalagi Axel yang telah menghilang selama dua hari ini.

The Lost Institute [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang