Bagian 2 - Trouble Comes

366 12 0
                                    

Malam itu adalah malam hari Rabu. Ya, tak ada yang berbeda bukan? Masih sama seperti malam-malam seperti pada layaknya malam sebelumnya. Hanya saja yang membedakan adalah suasananya. Udara dingin telah menyelimuti kota Seattle setiap malam di beberapa hari ini. Padahal sekarang ini adalah musim panas, ya kan? Tentu hal ini membuat beberapa pesta digagalkan.

Seattle, 10.00 PM

Malam ini juga malam yang berbeda menurut Rosie. Selain karena udara dingin.

Diana sudah tertidur sejak pukul setengah sembilan tadi. Rosie tahu, Diana sangat kelelahan karena sempat hungout dengan teman-teman gangsternya yang lain sore tadi. Mereka melakukan banyak hal, just like having fun. Tentu saja itu mengasyikan.

Sepertinya Rosie mengalami insomnia malam ini. Ia tidak merasa mengantuk sama sekali. Karena itu, Ia memutuskan untuk menggarap tugas kuliahnya selagi ia ingat. Bisa ditebak, jika tidak dikerjakan sekarang, kapan lagi Rosie akan ingat kalau ia mempunyai tugas kuliah? Memang hari ini adalah full-party day. Semua orang berpesta pada hari ini. Jace bahkan tak menghubungi Rosie seharian, apalagi Axel dan Nat.

Rosie duduk di depan meja tempat biasa Ia belajar atau sekedar menulis sesuatu. Tetapi itu bukan meja belajar, sejenis lemari kayu sedang. Ada beberapa buku tebal dan kertas-kertas diatasnya. Rosie pun menyalin beberapa definisi atau beberapa kalimat dari buku tersebut untuk mengisi tugasnya. Kemudian Ia memasang headset ke telinganya, supaya tidak kesepian. Suara dengkuran burung hantu dari kebun sebelah sedikit membuatnya terganggu. One Last Time dari Ariana Grande ia putar di ponselnya dengan volume sedang. Keadaannya yang hanya memakai celana pendek dan kaos oblong membuat bulu kuduknya berdiri disapu dinginnya angin malam.

Ia pun menoleh ke kiri. Ia lihat gorden jendela kamarnya bergoyang-goyang tertiup oleh angin. Pantas saja, ternyata jendela itu belum ia tutup. Ia pun berdiri dan berjalan menuju jendela. Angin malam langsung menyapanya dengan lembut, menyentuh kulit pucatnya. Dinginnya menusuk seperti jarum sampai ke tulang. Ia sedikit melihat ke arah luar.
Tak ada kendaraan yang lewat, juga tak ada seorang pun disana. Udara dingin membuat beberapa aktifitas sedikit terhambat. Orang-orang tentu memilih berdiam diri di dalam rumah mereka, daripada harus kedinginan di tengah jalan. Tanpa berpikir lebih panjang lagi, Rosie pun segera menutup jendela tersebut agar anginnya tidak memenuhi kamarnya.

Berpikir itu bukan hal yang ringan, apalagi memikirkan tugas yang menumpuk. Rosie pun merasa haus. Ia beranjak dari tempat duduknya dan keluar dari kamar. Ia menuruni anak tangga dan berjalan menuju dapur. Kemudian Ia membuat segelas susu vanilla hangat. Selain untuk menghilangkan rasa lelah, juga untuk menghangatkan tubuhnya di malam yang dingin itu. Rosie pun meminum segelas susu tersebut satu tegukan. Setelah itu, ia pun berniat kembali ke kamar. Ia bergegas dari dapur dan menaiki anak tangga menuju kamarnya.

"Rosie!!"

Seseorang memanggil-manggil nama Rosie dan menggebrak pintu beberapa kali dengan begitu keras. Terdengar kasar sekali. Suaranya membuat Rosie terkejut, bagaimana tidak? Suara itu menakutkan sekali. Lagipula siapa yang datang di tengah malam seperti ini? Seseorang itu terus memanggil nama Rosie, sesekali memanggil Diana juga. Rosie pun mengurungkan niatnya kembali ke kamar. Ia menurunkan kakinya dari anak tangga dan berjalan mendekati pintu. Ia meletakkan segelas susunya di meja. Takut dan penasaran, itu yang Rosie rasakan.

Ia kemudian mendekati pintu dan membukanya dengan cepat.

Bugh!

Satu detik kemudian seseorang langsung menjatuhkan dirinya ke dalam pelukan Rosie. Ia memakai jaket kulit hitam, rambutnya penuh keringat, dan badannya sangat bau. Ya, bau alkohol. Rosie sampai harus mengibaskan telapak tangannya beberapa kali di depan hidung untuk sekedar menghilangkan bau itu. Rosie terkadang memang meminum alkohol juga, tapi bau ini sangat menyengat. Seperti dia telah menenggak sepuluh botol sekaligus, keringatnya benar-benar membuat mual.

The Lost Institute [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang