Bagian 9 - New Friend

113 8 0
                                    

Siang menjelang sore. Matahari masih memancarkan sinarnya dengan begitu cerah. Membuat suhu udara menjadi sedikit panas, namun itu tak berarti apapun karena Rosie sedang berada di pegunungan. Menurutnya suhu udaranya biasa-biasa saja. Bahkan Ia sedikit kedinginan karena angin yang terus menyentuh kulitnya dan membelai rambutnya. Ia masih duduk di lantai gereja yang gelap dan kotor itu. Air mata yang sedari tadi membasahi pipinya kini tak keluar lagi, seakan telah terkuras habis. Rosie hanya diam dan memutar otaknya untuk berpikir apa yang harus Ia lakukan.

Mengingat semua temannya telah pergi. Mungkin kata yang lebih tepat bukan 'pergi' tetapi menghilang atau diculik oleh makhluk tak kasap mata. Ia ingat pertama kali Ia tiba di tempat ini, Ia pikir ini adalah sebuah desa, tetapi ternyata bukan. Ia ingat Axel yang sakit parah dan tak bisa disembuhkan. Davian, si manusia serigala yang membantunya, mengatakan bahwa Axel diseret vampire ganas sehingga darahnya tercampur dengan darah vampire itu. Kemarin, Axel menghilang ketika terdengar suara gemuruh dan angin besar yang mengguncang tempat penginapan itu datang. Rosie tak pernah berpikir bahwa semuanya akan berakhir seperti ini. Tentang vampire yang menyeret Axel, Ia pikir itu hanya ada di Eropa.

Sedangkan tepat semalam, Diana menghilang dibalik bayangan-bayangan hitam. Makhluk yang menyerang Rosie itu adalah setan. Rosie masih ingat betapa mengerikannya makhluk hitam itu. Ia sangat menyesal, tubuhnya tiba-tiba melemas ketika Ia menatap makhluk itu sehingga Ia tak bisa menarik tangan Diana lagi. Alhasil, Diana pun menghilang. Entah apa kabarnya saat ini? Apakah Ia masih hidup? Atau Ia sedang tersesat?

Jace dan Nat juga menghilang. Rosie tak mengetahui kapan kedua sahabatnya itu menghilang. Ia bertemu dengan Jace yang berlumuran darah di hutan siang tadi. Ia tak tahu apakah itu memang Jace atau bukan, yang jelas, perkataan Jace sangat menyakiti perasaan Rosie . Bagaimana tidak? Seseorang yang telah berjanji untuk tidak akan meninggalkannya malah justru melakukan hal sebaliknya. Rosie sangat benci dengan seseorang yang ingkar janji. Ia bahkan tak akan mempercayai orang tersebut untuk kedua kalinya. Walaupun begitu, sekarang ini, satu-satunya orang yang Ia rindukan adalah Jace. Rosie sangat merindukan pelukannya yang hangat itu, dan bagaimana Jace selalu membuat Rosie tersenyum. Semua itu masih terbayang-bayang di kepala Rosie, membuatnya semakin sedih.

Satu hal lagi yang membuat jantungnya berdebar begitu kencang adalah Nat. Seseorang yang tersisa, tadinya, dan menemani Rosie sampai ke gereja itu kenyataannya bukan Nat. Rosie tak habis pikir bahwa setan juga muncul saat matahari belum terbenam alias siang bolong. Ia juga tak tahu sejak kapan makhluk itu datang dan menyerupai Nat sampai-sampai Ia tak bisa membedakannya. Ia melihat makhluk itu berubah menjadi wujud aslinya dengan matanya sendiri. Dan menurutnya itu adalah setan yang paling menakutkan yang muncul di hadapannya. Giginya sangat tajam, kukunya panjang, mempunyai dua tanduk di kepalanya, dan di punggungnya terdapat tulang-tulang yang tumbuh keluar dari ototnya. Untung saja, Rosie dapat membunuhnya dengan cepat menggunakan pedang kristal itu.

Sedih, tentu saja. Rosie pun menatap pedang yang digunakannya untuk membunuh makhluk berpenampilan seperti Nat itu. Kemudian Ia pun merangkak dan menggapainya, mengelapkan darah makhluk itu ke jaketnya beberapa kali supaya bersih. Ia berdiri dan berjalan mendekati kotak senjata itu. "Setan itu bilang aku mirip seperti Clary Fray, betapa terkejutnya aku."

"Axel, Diana, Jace, dan Nat hanyalah umpan untuk menarikku menuju institut. Aku adalah yang berharga." Rosie bergumam pada dirinya sendiri. Secara tak sadar, Ia mengatakan hal itu. Seakan Ia mendengar sesuatu dari kepalanya yang menyuruhnya pergi ke institut dengan segera sebelum terlambat. Entah keterlambatan apa yang dimaksud, Rosie juga tak mengerti.

Sekarang kau berusia delapan belas tahun. Kau adalah gadis yang berani, kau bisa melakukan apapun yang kau mau. Aku hanya ingin mengatakan padamu bahwa kau adalah yang berharga, Rosie. Bagiku dan juga bagi kaummu. Aku sangat berharap aku bisa melihatmu sebagai Issabella-Pearce untuk selamanya. But you'll be alright, honey.

The Lost Institute [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang