Bagian 17 - Shadow World

216 15 10
                                    

Malam semakin larut, tanda pagi hari akan segera tiba. Seluruh makhluk di hutan itu masih terjaga dalam sarang mereka masing-masing untuk mengistirahatkan dan menghangatkan diri dari dinginnya angin malam. Kecuali mereka makhluk yang beraktivitas pada malam hari, seperti kelelawar dan burung hantu. Contoh lainnya adalah makhluk yang tak terlihat kasap mata, alias para iblis yang menghuni hutan tersebut. Iblis-iblis itu hanya beraktivitas pada malam hari, meskipun di siang hari juga. Namun mereka lebih sering menimbulkan kekacauan ketika malam hari seperti menampakkan diri, bermain-main dengan mundane, dan mungkin mengadakan pesta. Semua itu tentu disebut sebagai kekacauan karena keberadaan mereka yang mencampuri kehidupan mundane. Seharusnya tidak begitu.

Itulah alasan Malaikat Raziel membentuk bala tentaranya dari kalangan manusia atau yang lebih disebut dengan mundane. Malaikat Raziel memberikan setetes darahnya untuk diminum oleh mereka yang terpilih melalui Cawan Fana (The Mortal Cup). Ia melakukan itu untuk melindungi dunia manusia dari kejahatan iblis. Apalagi dunia semakin tua, anak dan cucu para iblis semakin berumur dan memulai petualangan mereka dengan kebrutalan. Mengacaukan segala sesuatu, membuat manusia menyerang manusia, bahkan merusak tatanan alam. Itu harus dihentikan.

Kini Rosie bisa bernafas dengan lega setelah dirinya mendorong Amatis Herondale masuk ke dalam portal bersamaan ketika bayangan Sebastian Morgenstern mulai muncul. Jace, Diana, dan Nat melihat hal itu hanya bisa membeku diam, terkejut dengan aksi yang dilakukan oleh sahabat mereka yang berambut cokelat itu, alias Rosie. Setidaknya usaha mereka telah berbuah hasil, walaupun sebelumnya mereka sempat mengalami fase dimana mereka sangat putus asa dan ingin menyerah. Namun karena demi alam dan kehidupan manusia, serta keinginan untuk bebas, mereka pun melakukan apa yang memang seharusnya dilakukan. Melawan kejahatan iblis.

Air dari portal yang segar itu membasahi pipi Rosie yang kini masih berdiri tegak menatap bayangan Amatis yang semakin lama semakin lenyap. Sebenarnya Ia pun masih tak percaya bahwa akhirnya dirinya sendiri lah yang membunuh Amatis. Mungkin hal ini bukan disebut sebagai membunuh, melainkan mengirimkan seseorang ke dimensi lain. Rosie yakin dimensi itu bukan dimensi manusia, melainkan dimensi yang letaknya sangat jauh dari kehidupan manusia. Bahkan jika ditakdirkan, Rosie berharap Tuhan akan mengirim Amatis ke neraka yang paling dalam bersama Sebastian.

Rasa bahagia itu pun bukan hanya milik Rosie sendiri, melainkan milik Jace, Diana, dan Nat juga. Axel pasti akan bahagia juga setelah Ia tahu teman-temannya berhasil mengalahkan Amatis. Karena terlalu memperhatikan air yang bergerak-gerak di dalam portal, Rosie sampai lupa dengan ketiga temannya yang berdiri di belakang. Ia tak akan berhasil jika bukan karena mereka. Ia pun berbalik badan berniat untuk memeluk ketiga sahabatnya.

"Rosie, kau berhasil!" Pekik Nat menyambut Rosie.

Rosie pun membalas senyuman ketiga sahabatnya itu dengan tersenyum lebar. Kakinya pun mulai melangkah untuk menghampiri mereka. Namun sesuatu terjadi.

"Rosie!!" Teriak Diana kemudian.

Tiba-tiba sepasang lengan muncul dari dalam portal. Lengan itu menarik tubuh Rosie, berusaha untuk membawanya ke dalam. Rosie pun berteriak panik dan juga takut. Stele milik Amatis yang digenggamnya pun terjatuh. Dengan reflek yang cepat, Jace dan Diana langsung berlari dan menarik tangan Rosie untuk menyelamatkannya. Mereka berdua harus mengerahkan seluruh kekuatan mereka untuk menarik Rosie karena sesuatu yang menariknya dari dalam portal sangat kuat.

"Jangan lepaskan aku!" Teriak Rosie.

Diana pun menggelengkan kepala. Ia ingat bagaimana Rosie berusaha menyelamatkannya saat Ia akan dibawa oleh iblis hitam dalam perjalanannya menuju gereja. Rosie berusaha sekuat tenaganya untuk menyelamatkan Diana, bahkan sampai titik terakhir tenaganya. Rosie juga telah melakukan segalanya yang membahayakan dirinya sendiri demi sahabatnya. Dengan begitu, Diana tak akan melepaskan Rosie, bagaimana pun caranya. Bahkan jika Rosie terpaksa harus masuk ke dalam portal, maka Ia juga akan melakukan hal yang sama. Ia akan melewati portal untuk mencari Rosie. "I'll never leave you!"

The Lost Institute [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang