Bagian 11 - Rosie's Turn

119 7 0
                                    

Kedua anak remaja itu kini sedang berada di dalam rumah setelah mereka lelah berlatih. Rosie sempat bercerita mengenai mimpinya semalam tentang wanita bernama Amatis. Ia pun meminta Lucas untuk menceritakan semua yang Ia tahu tentang wanita itu. Tampaknya Lucas benar-benar hafal secara urut riwayat hidup Amatis. Ya, tentu saja. Keluarga ayahnya adalah keluarga manusia serigala yang bisa dibilang dekat dengan keluarga Graymark. Jadi tak heran jika Ia tahu semua silsilah keluarga Graymark.

Lucas duduk di sebuah kursi kayu di dekat jendela sambil menatap Rosie yang sejak tadi hanyalah mondar-mandir dan mengangguk jika Ia paham. Ia bahkan tak mengatakan sepatah kata pun pada Lucas, bertanya atau cerewet seperti biasanya. Rupanya Rosie sedang berpikir keras. Ia mencoba untuk membuat sebuah rencana perjalanannya nanti menuju institut untuk bertemu dengan Amatis. Entah sudah berapa kali Lucas kesal dan bertanya pada Rosie apakah Ia mendengarkan ceritanya. Namun berulang kali Rosie membantah jika Ia tidak mendengarkan. Ia mendengarkan setiap kata yang diucapkan oleh Lucas.

"Kau sungguh mendengarkan ceritaku barusan kan?" Lucas bertanya untuk yang terakhir kalinya.

Rosie pun berhenti mondar-mandir dan menatap Lucas sambil mendengus kesal. "Harus berapa kali aku bilang? Aku mendengarkanmu, Lucas. Apa aku perlu mengulang ceritamu sekarang juga?"

"Tidak, tidak perlu." Jawab Lucas. "Kulihat kau seperti sedang memikirkan sesuatu."

"Nah, itu dia, betul, tepat sekali!" Rosie pun menjulurkan jari telunjuknya ke arah Lucas, seraya mempertegas bahwa perkataan Lucas adalah benar. "Aku sedang membuat rencana."

Tanpa bertanya lagi, Lucas pun tampaknya sudah mengerti rencana apa yang sedang dibuat Rosie. Tak lama kemudian, Rosie pun mengambil jaketnya yang tergantung di dekat ranjang. Namun saat Ia membuka jaket itu, tampaknya sudah tak layak untuk dipakai lagi. Bau, sobek, dan sangat kotor. Bagaimana tidak? Ia berlarian di hutan, beberapa kali jatuh ke tanah, tidur tanpa alas apapun di atas rerumputan, dan lain lagi. Kurang lebihnya Ia tak mengganti pakaian selama tiga hari. Bisa dibayangkan bagaimana bau yang tercium dari jaketnya. Melihat hal itu, Lucas pun mempersilahkan Rosie untuk memakai pakaian milik ibunya. Ia mengambilkan sebuah jaket hitam yang terbuat dari kulit. Ia memberikan jaket itu pada Rosie. Faktanya, jaket itu adalah jaket terakhir yang dipakai oleh ibunya Lucas ketika berperang.

"Apakah tidak apa-apa jika jaket ini kupakai?" Tanya Rosie.

Lucas hanya menggelengkan kepala sambil mengernyitkan dahinya, membuat Rosie percaya bahwa semuanya baik-baik saja.

Rosie pun tersenyum lalu memakai jaket itu. Ia berjalan menuju cermin kecil yang ada di atas kabinet dekat pintu untuk melihat bagaimana penampilannya sekarang. Cukup menarik. Ia pun merapikan jaket yang Ia kenakan agar lebih enak untuk dipandang. Selain itu, Ia juga merapikan tatanan rambutnya yang sudah lama tak Ia sisir. Ia melihat bayangan wajahnya sendiri di depan cermin, menatap matanya yang biru itu. Sungguh, rasanya sulit dipercaya bahwa kini Ia akan menghadapi masalah yang sulit. Maksudnya, masalah yang bahkan tak pernah Ia alami sebelumnya. Ia akan melawan Amatis. Ya, itu adalah tujuan dari rencananya hari ini. Rosie bukanlah remaja rebel yang bersekolah di Universitas Washington saja, kini Ia akan melawan iblis. Sedikit tak logis memang, tapi itu kenyataannya.

Tak lama kemudian, Rosie pun mengambil bungkusan kain yang berisi senjata itu. Ia membawanya ke dekat pintu. Ia pun menghembuskan nafasnya lewat mulut untuk menenangkan hatinya sendiri. Ia kemudian menoleh ke belakang dan mendapati Lucas sedang menatapnya penuh kesedihan. Dengan langkah cepat, Rosie menghampirinya dan kemudian memeluk Lucas dengan sangat erat. Tak disangka, mereka hanya bertemu selama satu hari saja, dan itu membuat mereka menjadi teman yang baik.

"Terima kasih untuk semuanya, Lucas." Rosie berbisik. "Apa yang akan terjadi jika kau tak ada di sampingku?"

Lucas tersenyum. "Ya. Aku juga ingin berterima kasih."

The Lost Institute [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang