Chapter 10

87 11 9
                                    

"Keluarga adalah harta terindah yang tak ternilai harganya."
√√√√√

Cahaya matahari menerobos dedaunan dan kicau burung mulai bersahut-sahutan, pertanda bahwa hari baru saja dimulai.  Jam sudah menunjukkan pukul 06.30, tapi Kevin masih betah dengan posisi tidur yang tengkurap.

"Bang Kevin....bangun kata bunda" teriak Iren, adik Kevin, dari balik pintu.

"Hm..bentar lagi" lenguh Kevin tanpa beranjak dari posisinya.

"Bunda...bang Kevin gak mau bangun," adu Iren pada Ira, bunda mereka.

"Bang...bangun udah setengah tujuh loh." Ira mengetuk pintu kamar Kevin dengan sedikit keras.

"Bunda bohong aja terus. Kevin masih ngantuk." Bukannya bangun, Kevin malah mempererat dekapannya pada guling yang selalu dipeluknya saat tidur.

"Ya udah kalo gak percaya. Jangan salahin bunda ya kalo kamu telat!" Ira berjalan  meninggalkam kamar Kevin menuju dapur untuk mempersiapkan sarapan pagi buat keluarga kecilnya itu.

Ting

Bunyi ponsel Kevin lah yang pada akhirnya dapat membangunkan Kevin. Dengan mata berat, Kevin berusaha meraih i-phone miliknya yang berada di atas nakas. Dengan ogah-ogahan Kevin membukanya, dan betapa terkejutnya dia saat mendapat sms pemberitahuan bahwa hari ini adalah jadwal dia bertugas.

Kevin langsung loncat dari atas kasur miliknya dan berjalan tergesa-gesa ke arah kamar mandi. Tidak sampai lima belas menit, Kevin sudah memakai seragam sekolahnya. Saat ini, Kevin sudah tidak perduli lagi dengan penampilannya yang acak-acakkan. Yang ia pikirkan saat ini adalah bagaimana caranya agar ia cepat sampai ke sekolah.

Dengan langkah yang lebar-lebar Kevin menuruni tangga rumahnya dan langsung berjalan ke arah meja makan. Ia hanya ingin minum sedikit susu dan makan satu roti panggang buatan bundanya.

"Semuanya, Kevin berangkat dulu ya" pamit Kevin buru-buru. "Bye!"

"Kevin tunggu dulu" teriak Ira.

"Apa sih bun? Kevin buru-buru loh," sungut Kevin tidak terima.

"Nanti kamu kasihin bekal ini ya sama Kara. Bilang sama dia, ini ucapan terima kasih bunda buat dia karena udah nolongin bunda semalam. Bunda gak tau dia suka apa. Ya udah, bunda buat aja nasi goreng spesial," cerocos Ira tanpa jeda.

"What? Bunda nyuruh Kevin ngasih ini ke bocah songong itu? Bunda gak salah?" Kevin mengacak rambutnya frustasi. Mau taruh di mana nanti wajahnya kalau dia ngelakuin apa yang disuruh oleh bundanya itu.

"Namanya dia Kara, Kevin. Bunda gak salah. Dan, kalo kamu gak mau nurutin perintah bunda, laptop sama ps kamu bunda sita," ancam Ira.

Mendengar kata laptop dan ps di sita Kevin tidak bisa berkutik lagi. Baginya dua benda itu adalah hidupnya. Lebih baik dia nurutin perintah bundanya karna dia yakin kalo enggak itu sama aja cari mati.

"Oke, Kevin mau. Kevin berangkat dulu." Kevin mencium kedua pipi bundanya kemudian menaiki motor ninjanya dan pergi membelah jalanan Jakarta.

*****

Kara dan teman-temannya sedang asyik bergosip ria di bangku mereka. Jam pelajaran sedang kosong karena guru-guru sedang mengikuti rapat. Kelas XI IPA 2 yang tadinya ramai seperti pasar tiba-tiba senyap seperti kuburan karena kehadiran seorang senior laki-laki yang paling ditakuti di depan kelas mereka.

Semua siswa yang tadinya sibuk dengan kegiatan masing-masing kini memusatkan perhatian padanya. Semua penasaran dengan maksud kedatangannya.

Kevin berjalan santai ke arah meja Kara. Ia tidak perduli bahwa banyak pasang mata yang menatapnya lurus seakan ada yang aneh padanya. Kara menaikkan sebelah alisnya begitu melihat Kevin berjalan ke arah mejanya. Melihat hal itu, Kevin tersenyum miring.

"Mau ngapain lo ke sini?" tanya Kara ketus.

"Lo junior dan gue senior. Kalo lo lupa fakta itu. Panggil kak Kevin," ucap Kevin tegas.

Kara memutar matanya jengah, "Ya, ya, ya, Kak Kevin ngapain ke sini?"

"Gue ke sini mau ngasih ini ke elo," jawab Kevin kemudian menyerahkan sebuah bekal berwarna putih ke arah Kara. Kevin menambahkan, "Itu di kasih bunda buat elo sebagai ucapan terima kasih soal kemarin."

"Oke, gue terima. Bilang makasih sama bunda ya," ucap Kara tulus tanpa mengalihkan pandangannya dari bekal yang baru saja diterimanya.

Hati Kara menghangat begitu melihat menu apa yang ada di dalam bekal tersebut. Ia seperti kembali merasakan masakan mamanya.

Kevin sedikit tertegun begitu melihat senyum tulus yang diberikan Kara barusan. Ia tidak menyangka hanya karna nasi goreng binar mata Kara terlihat begitu bahagia. Kevin tersenyum tipis. Ia tidak menyadari bahwa hatinya telah menemukan jalan untuk pulang. Biarlah dulu seperti ini, karena semesta masih ingin bermain-main.

Kara menyuapkan nasi goreng itu ke mulutnya dengan memejamkan matanya. Ia ingin meresapi setiap rasa yang sudah lama tidak ia rasakan.

Niat Kevin untuk segera pergi terurungkan. Seperti ada magnet yang menariknya untuk mendekat ke arah Kara. Kevin juga ingin menikmati masakan bundanya itu.

Thata langsung menyadari situasi yang terjadi. Ia bangkit dari tempat duduknya kemudian menghempaskan bokongnya begitu saja ke bangku yang ada di pojok kelas. Sedangkan Bella masih tetap dengan ekspresi melongo. Matanya melotot dan mulutnya sedikit terbuka. Imelda hanya duduk terpaku untuk menutupi keterkejutannya.

Kevin mendudukkan bokongnya ke kursi di samping Kara. Ia sedikit mengangkat kursi kemudian mendekatkannya ke arah Kara. Dapat di pastikan bahwa kedua bahu mereka bersentuhan.

"Gue boleh minta gak?" tanya Kevin dengan menatap lapar ke arah nasi goreng yang di depan Kara.

"Enak banget lo. Ini kan dibuat bunda buat gue," jawab Kara songong.

Kevin mendengus kemudian mencebikkan bibirnya kesal. "Terserah lo mau ngasih apa enggak, gue akan tetap makan nasi goreng ini." Kevin merebut sendok yang sedari tadi di pegang Kara kemudian menyuapkan nasi goreng ke mulutnya.

"Kak Kevin rese banget sih. Aku masih lapar tau," rengek Kara.

"Udah deh, gak usah manja. Ini makan." Kevin menyodorkan sesuap nasi ke mulut Kara dan langsung diterima.

Mereka tidak sadar bahwa mereka makan sambil suap-suapan. Semua teman-teman sekelas Kara tercengang melihat interaksi keduanya yang kelihatannya sangat mesra.

Tidak ada yang tahu bahwa perasaan cinta itu telah menemukan jalan untuk pulang setelah lama tersesat. Semesta tersenyum melihat hasil permainannya kali ini. Kita tunggu saja babak selanjutnya.

*****

Kembali lagi ke pasangan Kara & Kevin. Semoga kalian suka sama part kali ini ;)
Jangan lupa voment ya

All About RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang