Chapter 22

6 1 0
                                    

"Bucin adalah singkatan dari budak cinta. Sebenarnya apa sih perbedaan bucin dan bego?"
√√√√√


Viko terdiam begitu mendengar seluruh perkataan yang meluncur dari mulut sahabatnya itu. Hatinya merasa tersentil hebat. Bagaimana bisa ia melupakan fakta itu. Ia terlalu fokus pada perasaaannya yang begitu menggebu-gebu ini sebab sudah terlalu lama ia tidak merasakan euforia jatuh hati.

"Lu ya vik, gue udah panjang kali lebar jelasin dan respon lu cuma diam. Mati aja sana," umpat Kara kasar.

"Gue lagi mikir keras, ra. Gimana bisa gue sebego ini," jawab Viko dengan nada putus asa.

"Makanya sebelum bertindak itu mikir yang panjang Viko. Gue udah bilang berkali-kali ya. Imel itu bukan kayak cewek di lingkungan pertemanan lu. Paham gak sih?" ucap Kara dengan nada sedikit berteriak.

Kara ingin sekali membunuh sang sahabat karna melihat ketololan yang begitu besar. Viko Andra Pratama ternyata bisa menjadi sangat bodoh hanya karena seorang perempuan. Masih banyak kata kasar yang ingin diutarakan Kara namun melihat muka pasrah dari sang pelaku utama akhirnya ia mengurungkan niat jahatnya itu. Kasihan juga.

"Saran gue nih, itu pun kalo lu masih punya urat malu dan otak sih, lu minta maaf sama Imel dengan cara apapun. Tapi jangan konyol. Oke?"

Melihat sang lawan berbicara hanya menganggukkan kepala lemah. Kara benar-benar luluh. Ia tidak tega melihat keadaan Viko yang sangat kacau ini. Ternyata benar ungkapan ini "Wanita itu racun dunia." Ia melihat sendiri bukti konkretnya.

"Lu tenangin diri dulu. Gue mau temuin Imelda. Jangan dulu muncul dihadapan dia hari ini aja. Gue duluan vik. Tetap semangat dong. Jangan lesu gitu,"

Setelah Kara meninggalkan tempat tersebut, Viko menghembuskan nafasnya panjang. Pusing itulah yang ia rasakan sekarang. Sepertinya ia harus membolos hari ini saja. Jika ia tetap bertahan di sekolah, bisa saja ia semakin menambah masalah baru. Cukup satu deh. Gak mau nambah. Asli.

*****

Kara mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kantin untuk menemukan keberadaan para sahabat kesayangannya itu. Tidak butuh waktu lama, ia mampu menemukannya. Dengan langkah yang ringan, ia berjalan ke bangku pojok kantin yang langsung menghadap ke lapangan basket. Lokasi yang sangat baik pikir Kara. Begitu sampai ia langsung mendudukkan diri di depan sang ratu gosip sekolah. Siapa lagi kalau bukan Bella.

"Kok pada diam-diam bae," celetuk Kara begitu selesai memesan makanan.

"Elu udah balik, Ra. Gue kira setahun lagi," jawab Bella cepat seolah iya baru sadar dari lamunan tingkat dewanya itu.

"Gimana teman lu itu setelah dilabrak sama Imelda?" tanya Thata penasaran.

Kara menghendikkan bahunya acuh. Sebab memang pada kenyataannya ia tidak bisa menyimpulkan bagaimana keadaan Viko saat ini. Kara sudah terlalu pusing dengan semuanya. Mata Kara menyorot dalam ke arah Imelda yang sedari tadi melamun dengan pandangan kosong. Aneh. Gak cowoknya, ceweknya pun begitu. Dari pada sibuk memikirkan nasib kedua sahabatnya itu, Kara lebih memilih mengalihkan pandangan ke lapangan basket yang ramai dari biasanya. Sudah ia duga, siapa lagi kalau bukan geng si kulkas yang sedang bermain. Kara sebenarnya muak melihat hal beginian. Terlalu norak, apaan tuh teriak-teriak gak jelas. Tiba-tiba mata hitam legam itu bersibobrok dengan matanya. Kesekian kalinya ia terhanyut. Sebenarnya ada apa ini. Selang dua menit pandangan itu terputus. Sang lawanlah yang memutuskannya. Tidak mau ambil pusing, Kara memilih menghabiskan makanan yang ia telah pesan dalam diam.

Melihat suasana yang sunyi senyap itu
Bella merasa galau gelisah merana. Ia tidak terbiasa dengan situasi seperti ini. Terbesit ide yang cukup cemerlang.

"Guys main tik tok yok," ajak Bella bersemangat.

"Ogah," jawab Thata begitu cepat tanpa berpikir.

"Gak seru akh," ungkap Bella dengan bibir yang mengkerucut.

"Aku balik ke kelas dulu ya," pamit Imelda pelan dan langsung berlalu.

"Akhirnya dia ngomong walaupun itu langsung cabut ya." Kara tersenyum kecil melihat Imelda yang sudah sedikit membaik. Bella dan Thata hanya menganggukkan kepalanya tanpa mampu berkata apa lagi.

*****

Maaf sudah lama saya tidak update. Terlalu banyak kegiatan di perkuliahan. Semoga kalian masih menantikan kisah Kevin & Kara ini. Selamat membaca semunya. Semoga suka❤

Tetap jaga kesehatan dan kebersihan ya semuanya. Semoga segera lekas pulih❤
Aminnn

All About RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang