Chapter 11

96 11 4
                                    

"Kenangan akan selalu ada untuk dikenang. Tetapi bukan untuk membuat kamu tenggelam bersamanya."
√√√√√

Malam itu entah kenapa, Kara ingin kembali lagi ke masa lalu. Pekat malam dan semilir angin menemaninya untuk bernostalgia kali ini. Kara kembali memutar ingatannya ke waktu disaat dia berumur tujuh tahun. Karena di waktu itulah, untuk pertama kalinya, Kara merasa sangat sehat. Ditemani penyakit jantung lemah selama ini, Kara selalu diliputi dengan aktivitas yang itu-itu saja.

Flashback

Sore itu seperti biasanya, Kara menghabiskan waktunya di sebuah gazebo di sudut taman kompleks dekat rumahnya. Entah kenapa siluet jingga kali ini terlihat lebih indah.

Tanpa menghiraukan waktu yang sebentar lagi akan malam, Kara tetap menekuni gambar yang sejak tadi dibuatnya. Kara tidak menyadari bahwa ada seorang anak laki-laki yang sedang mengawasinya.

Sekitar sepuluh menitan, akhirnya Kara tersenyum lebar begitu melihat hasil gambarnya. Kara mengedarkan pandangan ke sekeliling dan berhenti tepat pada sosok anak laki-laki tersebut.

Melihat bahwa ia tertangkap basah, anak laki-laki tersebut berjalan perlahan ke arah Kara. Begitu sampai dihadapan Kara, ia tersenyum, "Hai! Nama aku Kevin. Kamu mau gak temanan sama aku?" tanya Kevin dengan binar dimatanya.

Kara terlihat ragu. Baru kali ini ada yang mau mengajaknya berteman. Tapi begitu melihat ketulusan dimata Kevin, Kara perlahan menganggukkan kepalanya.

"Kamu habis gambar apa?" tanya Kevin dengan nada riang.

"Rara habis gambar kelinci," jawab Kara. "Bagus gak?" Kara menunjukkan kertas gambarnya kearah Kevin.

"Cantik sama kayak kamu."

"Kevin boong," ujar Kara mengerucutkan bibirnya.

"Kevin gak boong. Kata bunda, kalo Kevin boong hidung Kevin bakalan panjang nanti. Boong juga dosa."

"Kevin, Rara pulang dulu ya?" pamit Kara sambil membereskan semua peralatan gambarnya.

Kevin menunduk sedih, "Ya udahlah. Tapi, besok kita main lagi di sini ya?" ajak Kevin dengan memasang puppy eyes andalannya.

Kara hanya menganggukkan kepalanya cepat. Ada rasa hangat yang hinggap di dalam hati Kara. Untuk pertama kalinya, ada yang menantikan kehadirannya selain bundanya. Kara sudah tidak perduli lagi kalo nantinya penyakit dia bisa kambuh sewaktu-waktu.

Bibir Kara melengkung tipis melihat kenangan itu masih tersimpan rapi di dalam hatinya. Ternyata rasa rindu itu tidak pernah pudar. Walau waktu sudah berlalu begitu lama. Sekarang ia mengerti, memang benar rindu itu berat. Rasa ingin bertemu dengan pangeran berkuda putihnya makin bertambah sejak detik ini. Kara sudah tidak tahu lagi apa yang harus ia perbuat.

*****

Sama seperti malam sebelumnya, Kevin bingung kenapa di tempat ramai seperti club, hatinya tetap kosong. Ia sudah mati rasa terhadap semuanya. Yang ia tahu hati dan jiwa sudah ikut pergi bersama dengan wanita yang dicintainya.

Ia masih mengingat biasanya jam segini, ia masih berada di rumah kekasihnya. Ia akan pulang setelah kekasihnya tidur. Ya, memang! Setiap malam ia akan selalu menemani kekasihnya itu.

Flashback

Kevin tersenyum lebar melihat tawa yang menghiasi wajah kekasihnya malam itu. Entah kenapa, tawa itu seperti nafas buatnya. Kevin tau bahwa kekasihnya selalu kesepian. Dan sebagai pacar yang baik, ia menawarkan diri untuk setiap malam sampai jam 10, ia akan selalu menemani kekasihnya di rumahnya.

All About RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang