Chapter 9

852 105 17
                                    

Lokasi : Bengkel Kerja Mark, pukul 08.00 pagi, tahun 1870

Pagi sudah menjelang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi sudah menjelang. Saatnya bagi para warga kota untuk beraktivitas dan bekerja, terutama Mark. Ia sedang menyiapkan kayu bakar di dalam tungku untuk dipanaskan. Peralatan untuk pandai besi juga sudah disiapkannya dari tadi. Penjepit, palu, dan peralatan lainnya sudah rapi di atas meja. Professor Kim dan Wonho juga tampak ada di situ sembari memperhatikan Mark bekerja.

"Kau rajin sekali ya dalam bekerja" ucap Professor Kim sambil memperhatikan barang-barang buatan Mark yang dipajang di atas meja.

"Tentu saja, tuan. Orangtua kami sudah lama meninggal dunia dan mewariskan bengkel ini untuk aku dan Jackson kelolai. Lumayan lah sehari aku bisa mendapat keuntungan yang cukup untuk membiayai makan dan sebagiannya lagi kutabung untuk biaya pendidikan adik bungsuku Mimi" jawab Mark.

"Kau memang pemuda yang sangat giat, tuan Mark. Semoga usahamu ini selalu berjalan dengan lancar"

"Terima kasih banyak, tuan"

"Ehmm ngomong-ngomong, apa adikmu tidak bekerja hari ini? Bukannya kalian berdua bersama-sama mengelola bengkel?" tanya Wonho..

"Benar juga, tuan. Tidak biasanya ia terlambat bekerja seperti ini" jawab Mark membenarkan perkataan namja tampan itu.

"Ya sudah, lanjutkan dulu pekerjaanmu. Aku dan Wonho akan melihat-lihat dulu di sekitar sini"

"Baik, tuan. Gerigi besinya akan selesai dalam waktu 5 jam"

"Ok, terima kasih Mark"

Professor Kim dan Wonho pun segera keluar dan berjalan-jalan di sekitar bengkel. Tampak banyak warga kota yang juga sedang berjalan-jalan dan beberapanya lagi tengah berjualan.

"Professor, ada yang menjual croissant disitu" seru Wonho

"Apa kau mau membelinya?"

"Ne, Yuju suka sekali dengan croissant"

Professor Kim langsung menghampiri seorang penjual roti yang tengah menawarkan dagangannya di pinggir jalan.

"Permisi, pak. Aku ingin membeli tujuh buah croissant" ucap Professor Kim.

"Ah baiklah, tunggu sebentar ya"

Penjual roti tersebut segera membungkus tujuh buah croissant yang masih hangat ke dalam sebuah bungkusan. Ia kemudian segera memberikannya kepada Professor Kim.

"Terima kasih, pak"

Setelah memberi uang kepada penjual roti tersebut, Professor Kim segera bergegas menghampiri Wonho dengan sekantung croissant hangat yang baru selesai dibuat.

"Wahhh kamsahamnida Professor, Anda baik sekali"

"Kaja kita pulang. Semoga mereka senang saat sarapan dengan croissant ini" gumam Professor Kim.

Time Machine (Adventure in Unknown Land) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang