Chapter 12

5.1K 451 1
                                    

Jane tersenyum dan meninggalkan kamar Mila, agar putrinya bisa beristirahat dan menenangkan pikirannya. Tapi sayangnya Apa yang dikatakan Jane terus terngiang ditelinga Mila dan Mila sama sekali tidak bisa tenang. Benarkah ia tertekan dan tidak nyaman berhubungan dengan Kevin? Tapi Mila rasa tidak. Justru ia yang berpikir Kevin tidak nyaman dengannya, mengingat sikap ajaibnya selama ini, bukan tidak mungkin Kevin merasa lelah padanya.

"Oh ya Tuhan" Mila mengusap frustasi wajahnya. "Kalau aku tidak langsung tersinggung dengan sikap Kevin yang terkesan tidak percaya padaku, apa mungkin hal ini tidak akan terjadi?" Mila menghela nafas. "Tapi aku sendiri ragu, karena break mungkin akan tetap terjadi" Mila tersenyum kecut. Siapa sangka keputusan breaknya dengan Kevin, kini malah membuatnya merasa tercekik, apalagi ia tidak bisa bermanja-manja pada Kevin.

Setelah semalaman berpikir akhirnya Mila mengerti kalau Kevin hanya membutuhkan penjelasan darinya, hingga akhirnya pagi-pagi sekali Mila ke rumah Kevin. Ia ingin menjelaskan pada Kevin soal kedatangannya kekantor polisi dan apa yang dilakukannya pada Daren waktu dikantor polisi. Walau bagaimanapun Mila tidak mau Kevin berpikir ia meminta break karena Daren. Namun sayangnya respon yang di berikan Kevin tidak sesuai dengan harapannya. Padahal ia sudah menceritakan semuanya tapi Kevin hanya diam dan menanggapinya dengan datar.

Tidak mau menyerah Mila akhirnya memutuskan untuk menemui Kevin di kantor.

"Sendirian?" Prilly menghampiri Mila.

Kini mereka sedang berada di ruangan Kevin. Mila diam-diam masuk kedalam ruangan Kevin, dan Prilly yang melihat Mila masuk keruangan Kevin, akhirnya ikut masuk dan Prilly cukup terkejut saat melihat Mila hanya duduk diam dan melamun.

"Seperti yang kamu lihat" Jawab Mila datar tanpa menatap Prilly.

"Sepertinya ada yang mengganggu pikiranmu" Sindir Prilly.

Mila menghela nafas. Menatap Prilly dan mengerucutkan bibirnya sebal. "Apa menurutmu aku ini terlalu kekanakan, labil, tidak bisa mengerti dan mengimbangi Kevin?" Tanyanya pada Prilly.

"Maksudmu?" Prilly menaikan sebelah alisnya.

"Ck! Jangan pura-pura tidak mengerti!" Ketus Mila. "Aku yakin kamu juga sudah tau apa yang terjadi padaku dan Kevin"

"Memang apa yang terjadi pada kalian? Oh ayolah Mila, aku sungguh tidak tau apa yang terjadi padamu dan Kevin. Kecuali kemarahan Kevin saat keluar dari kamarmu"

"Bagus kalau begitu" Ucap Mila lalu keluar begitu saja dari ruangan Kevin.

***

Kevin memasuki kantornya dengan Ali dan Ricky yang berjalan disampingnya. Ketiga pria itu terlihat sangat mempesona dengan gayanya masing-masing.

Oh ya ampun apalagi saat mereka bertiga dengan kompak melepas sunglasses yang membingkai mata mereka. Semua orang yang menatap mereka, khususnya kaum Hawa ternganga dengan mata berbinar penuh minat dan Mila yang melihat bagaimana para kaum hawa menatap Kevin, rahangnya mengeras seketika. Tapi walau begitu Mila merasa sangat lega karena ia sudah keluar dari ruangan Kevin.

"Sepertinya Mila sedang menunggu lo, Vin" Ricky berbisik pada Kevin sambil melirik Mila yang berdiri mematung di depan lift dengan Prilly.

"Itu hanya perasaan lo saja" Kevin masuk kedalam lift khusus yang akan mengantarkannya langsung keruangannya tanpa menoleh sedikitpun pada Mila dan tentu saja itu membuat Ricky dan Ali terkejut.

"Apa kita melewatkan sesuatu?" Tanya Ali pada Ricky.

Ricky mengedikkan bahunya. "Entahlah" Jawabnya.

Mila yang merasa Kevin mengabaikannya tersenyum miris merutuki kebodohannya.

"Oh ayolah Mila, kamu yang menginginkan break jadi jangan harap semua akan berjalan seperti biasa" Gumam Mila dalam hati.

My Boss My EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang