Chapter 14

5.2K 442 1
                                    

Kalau ditanya bagaimana perasaan Kevin saat ini, tentu saja jawabannya hanya satu, lega.

Lega karena Milanya tidak apa-apa dan sekarang ada dalam jarak pandangnya, walaupun sempat marah, tapi kemarahan itu reda saat tau bukan seorang pria yang mengantar Mila kembali ke hotel. Dan yang lebih penting, Milanya kini ada dalam pelukannya. Kevin merasa bersyukur untuk itu, tapi Kevin juga harus cukup puas menikmati kebersamaannya dengan Mila, walaupun belum sempat jalan-jalan dan menghabiskan waktu berdua dengan mendatangi tempat-tempat yang ingin mereka datangi, tapi paling tidak hubungan mereka sudah membaik. Dan kini mereka sudah kembali menginjakkan kakinya di Tanah Air tercinta, lebih tepatnya setelah Kevin mendapat telepon penting, mereka semua langsung kembali ke Jakarta.

"Istirahat dan jangan melakukan apapun. Aku pulang" Kevin mengecup dalam dahi Mila dan tangan Mila melingkar dengan manja dipinggang Kevin.

Mereka baru saja sampai di rumah dan tentu saja Nancy dan Jane menyambut kedatangan mereka dengan senyum bahagia.

"Tidak mau menemaniku?" Pancaran cinta terlihat jelas dalam sorot mata Mila dan siapapun tau kalau Mila sangat mencintai Kevin.

"Aku ingin sayang, sangat. Tapi aku harus pergi, Ricky sudah menungguku, ada sesuatu yang harus kami urus. Dan aku pulang hanya untuk ganti baju" Jawab Kevin. Jemarinya membelai wajah Mila membuat Mila memejamkan matanya, menikmati perlakuan lembut Kevin. "Kamu tidak marah kan?" Tanyanya.

Mila membuka kelopak matanya dan tersenyum. "Aku justru khawatir sayang, kita baru sampai, tapi kamu langsung disibukkan dengan pekerjaanmu. Kamu juga butuh istirahat, bagaimana kalau kamu kelelahan dan sakit?" Mata Mila berkaca-kaca, bibirnya mengerucut lucu, mengundang senyum Kevin dan dengan gemas Kevin pun mencium bibir Mila.

"Aku hanya sebentar, setelah itu aku langsung pulang dan istirahat" Ucap Kevin menenangkan Mila. Ia senang Mila mengkhawatirkannya, tapi ia juga tidak mungkin mengabaikan tanggung jawabnya.

"Janji?" Hidung mancung Mila menggesek manja hidung Kevin. Membuat Kevin tersenyum geli. Ia memberikan kecupan-kecupan ringan dibibir Mila.

"Janji sayang" Sahut Kevin yang juga menggesek manja hidung Mila.

"Awas saja kalau ingkar! Aku tidak akan segan-segan menyeretmu pulang" Ancam Mila.

Kevin tergelak geli. Astaga gadisnya ini benar-benar menggemaskan.

"Iya sayang" Kevin memeluk Mila sebelum akhirnya pria tampan itu beranjak pergi dan Mila pun menghela nafas lalu masuk kedalam kamarnya.

"Oh ya ampun dia membuatku gila, gila karena mencemaskannya" Gerutu Mila.

Gadis cantik itu menghempaskan tubuhnya diatas tempat tidur. Mila tau Kevin pekerja keras, tapi Mila tidak suka Kevin mengabaikan kondisi tubuhnya yang sebenarnya butuh istirahat.

"Tidurlah sayang, kamu pasti lelah" Jane masuk kedalam kamar Mila, wanita paruh baya itu tersenyum manis pada putri kesayangannya lalu duduk ditepi tempat tidur dan tangannya terulur mengusap lembut puncak kepala Mila.

"Kevin juga pasti lelah, tapi dia... Ish menyebalkan" Mila memindahkan kepalanya dipangkuan Jane dan membenamkan wajahnya diperut sang Mama.

"Jadi putri kesayangan Mama ini sangat mencemaskan Kevin?" Goda Jane.

"Mah" Mila menatap Jane dengan wajah cemberut. "Jangan menggodaku" Rajuknya manja.

Sontak saja Jane tersenyum geli dan mencubit gemas pipi Mila. "Mama tidak menggodamu sayang, tapi Mama senang kalian tidak lagi break" Ucap Jane.

"Terima kasih Mah, ini juga karena Mama" Mila kembali membenamkan wajahnya diperut Jane dan mengecupnya dengan gemas.

Mila menceritakan semuanya pada Jane dan Jane pun mendengarkan cerita Mila dengan senyum tersemat dibibirnya, hingga akhirnya Mila tertidur. Dan saat terbangun Mila tidak menemukan keberadaan sang Mama dikamarnya.

My Boss My EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang