Disisi lain, Mila yang baru saja sampai dilapas tempat Daren menikmati hukumannya karena Daren memang sudah dipindahkan kesana, mendapat tatapan tajam dari Prilly sebelum akhirnya mereka masuk dan bertemu dengan Daren.
"Kamu datang?" Daren tersenyum lebar dan langsung memeluk Mila.
"Daren please!" Mila mendorong pelan tubuh Daren.
"Maaf aku hanya terlalu senang" Daren menggaruk tengkuknya.
"Tidak apa-apa, oya ini untukmu" Mila menyerahkan beberapa bungkus makanan dan juga buah-buahan pada Daren.
"Terima kasih Mila" Daren menerimanya dengan senyum yang tersemat dibibirnya. Pria itu tidak menyangka kalau Mila masih memperdulikannya.
"Entah apa yang ada didalam pikiranmu Mila, yang jelas kamu selalu saja membuat Kevin kesal" Batin Prilly. Tangannya dilipat didepan dada dan Prilly terus menatap tajam Mila.
"Bagaimana kabarmu?" Tanya Mila.
Daren masih mempertahankan senyumnya. "Seperti yang kamu lihat" Jawabnya.
Mila memperhatikan Daren dan dimatanya Daren sekarang terlihat sangat kurus. "Hm... Aku rasa kamu cukup baik, tapi..."
"Tapi apa Mila?" Potong Daren.
Mila menghela nafas dan tersenyum canggung. "Bukan apa-apa lupakan saja"
"Yakin?"
"Ya, sangat yakin, dan maaf aku tidak bisa lama, aku kesini hanya ingin mengatakan kalau aku sangat bahagia dengan Kevin. Dan aku harap kamu tidak lagi menyimpan dendam pada kami, aku juga harap kamu sudah benar-benar menyadari kesalahanmu dan kamu mulai memperbaiki dirimu" Ucap Mila.
"Aku akan berusaha Mila dan aku percaya Kevin akan selalu membahagiakanmu" Ucap Daren.
Mila tersenyum dan tak lama Mila dan Prilly pun beranjak pergi.
"Seharusnya kamu mengatakannya pada Kevin" Ucap Prilly.
Mereka berdua berdiri disamping mobil Mila.
"Aku pasti akan mengatakannya Prill. Tapi kalau tadi saat diruangannya aku mengatakan ingin menjenguk Daren, sudah pasti Kevin tidak akan mengizinkannya" Jelas Mila.
Prilly menghela nafas lalu mereka berduapun masuk kedalam mobil. Namun belum sempat Mila melajukan mobilnya, sebuah ketukan mengagetkan mereka.
Detik berikutnya pintu mobil dibuka paksa.
"Pindah kebelakang" Titah seorang pria yang menjulang tinggi disamping Mila.
"Hei apa-apaan ini?" Mila yang tidak terima seketika memasang wajah super juteknya.
"Cepat pindah"
"Tidak! Astaga kamu ini siapa sih?"
"Jangan banyak tanya!" Pria itu menarik pergelangan tangan Mila hingga Mila turun dari mobil.
"Sialan apa yang kamu lakukan?" Demi apapun Mila semakin kesal dan Prilly, gadis imut itu dengan cepat turun dari mobil.
"Lepaskan Mila atau aku akan teriak!" Ancam Prilly galak.
Pria itu menyeringai. "Teriak saja"
"Wah kamu menantangku!... To.... Hhmmmppptt" Bekapan tanpa permisi menghampiri mulut Prilly dan sontak saja Prilly membulatkan matanya.
"Jangan macam-macam" Mila memberi peringatan. Ternyata pria itu tidak sendiri dan kini rekannya sedang membekap Prilly dengan telapak tangannya.
"Kami tidak akan macam-macam kalau kalian mengikuti perintah kami" Ucap pria itu lalu memasukan Mila dan Prilly kedalam mobil, lebih tepatnya kini mereka duduk dengan kesal dijok belakang. Dan dalam hitungan detik Mobil melaju meninggalkan lapas, Mila dan Prilly saling lempar pandang, oh ya ampun disaat seperti ini otak cantik mereka justru tidak bisa berpikir dan sialnya mereka malah tidak memberikan perlawanan yang berarti.