Chapter 15

5.2K 458 2
                                    

Drrrrttttt Drrrrrtttt

Mila yang mendengar ponselnya bergetar seketika mengerjap kaget.

"Hallo Prill, ada ap..."

"Astaga kenapa kamu tidak menemani Kevin?" Potong Prilly begitu Mila menjawab teleponnya.

"Memang kenapa?" Mila mengerutkan dahinya.

"Kenapa kamu bilang? Tunggu dan lihatlah" Ucap Prilly.

Mila menghela nafas berat. Dan ia semakin bingung karena tiba-tiba saja Prilly memutus sambungan teleponnya. Tapi detik berikutnya mata Mila membulat sempurna begitu Prilly mengirimkan foto Kevin sedang bersama seorang wanita dan wanita itu terlihat akan mencium pipi Kevin.

"Oh tidak, jangan bilang..." Mila mengepalkan tangannya dan ponsel Mila kembali bergetar.

"Sekarang jawab siapa wanita yang sedang bersama Kevin?" Sembur Mila lebih dulu begitu ia mengangkat telepon dari Prilly.

Dan diballroom hotel, lebih tepatnya ditengah pesta sambil terus memperhatikan Kevin dan Qiera. Prilly tersenyum geli.

"Mana aku tau, salahmu sendiri kenapa tidak menemani Kevin" Ucap Prilly.

"Tapi apa wanita itu tidak tau kalau Kevin sudah mempunyai calon istri?" Mila terbakar cemburu, dan Prilly tau itu.

"Mungkin tau, mungkin juga tidak"

"Lalu apa saja yang mereka lakukan? Kenapa difoto wanita itu ingin mencium Kevin?" Tanya Mila kesal.

Demi apapun foto yang dikirimkan Prilly benar-benar menyulut emosinya.

"Yang aku lihat mereka hanya mengobrol biasa, tapi tidak tau juga sih, orang Kevinnya ditempelin terus" Ucap Prilly sengaja memancing emosi Mila. Bahkan foto Kevin dengan Qiera pun Prilly ambil dari samping dimana Qiera sedang mencondongkan wajahnya pada Kevin jadi kesannya Qiera akan mencium Kevin, padahal Qiera berniat membisikan sesuatu pada Kevin, tapi Kevin mendorong pelan Qiera. Sepertinya pria tampan itu menghindari kesalahpahamanan yang mungkin akan timbul, tapi ternyata hal itu justru dimanfaatkan Prilly untuk membuat Mila baper berkepanjangan.

"Lalu apa lagi?" Desak Mila.

Prilly memutar bola matanya malas.
"Makanya punya calon suami tampan jangan dibiarkan pergi sendiri, sekarang lihatkan akhibatnya, dia didekati wanita lain dan sekarang sepertinya mereka akan berdansa"

"WHAT?" Rahang Mila mengeras dan detik itu juga Mila membanting ponselnya kelantai.

Mila menggerutu kesal, sedangkan Prilly justru terkekeh geli, terlebih sambungan telponnya dengan Mila langsung terputus setelah Mila berteriak mengagetkannya.

"Siapa yang berdansa?" Ali menyipitkan matanya, sejak tadi pria itu memperhatikan Prilly dan dari apa yang didengarnya, Prilly pasti sedang mengerjai Mila. Karena nyatanya Kevin justru sedang berjalan kearah mereka.

"Tidak ada, hanya ingin membuat Mila tidak melakukan kesalan lagi dengan membiarkan Kevin datang sendiri kepesta" Jawab Prilly.

Ali tersenyum geli dan menyentil pelan dahi Prilly. "Dasar jahil, bagaimana kalau mereka bertengkar?"

"Jangan ditanya lagi, itu sudah pasti" Prilly mengedikkan bahunya acuh.

"Astaga..."

"Sudahlah jangan menatapku seperti itu, sekarang katakan padaku siapa wanita yang tadi mendekati Kevin?" Prilly menuntut penjelasan, tapi belum sempat Ali menjawab pertanyaan Prilly, Kevin sudah lebih dulu berada didepan mereka dan Ali pun mengatupkan mulutnya rapat-rapat.

My Boss My EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang