Part 14

2.8K 95 6
                                    

Budayakan Vote sebelum membaca!!! Budayakan vote untuk menghargai karya author!!!

4 Bulan Tristan dan Famela menikah, dan mereka juga sudah pernah melakukan hubungan selayaknya suami istri seutuhnya.

"Kakak kerja dulu ya sayang, kalau ada cowok jangan dibukain. Inget ya sayang cuma keluarga, dan Claudia aja yang boleh dibukain, selain dari mereka dan aku jangan dibuka" kata Tristan.

"Iya iya, udah sana pergi nanti telat loh" kata Famela sambil mengayunkan tangannya seperti mengusir.

"Ya udah kakak pergi ya bye" kata Tristan.

Namun sebelum Tristan pergi ia sempat mencium bibir Famela sekilas, yah hanya sekilas namun sangat berbekas di hati Famela.

Famelapun masuk ke dalam karena merasakan perutnya yang mulai bercampur aduk.

HOOOOEEEK HOOOOEEEK

Famela memuntahkan isi perutnya, beberapa hari ini memang Famela suka merasakan mual dan muntah muntah ia berfikir bahwa ia sedang masuk angin.

Ia bersender di dinding karena badannya terasa sangat lemas. Namun beberapa menit kemudian Tristan kembali karena ia melupakan sesuatu, ia sendiri tidak menemukan Famela.

"MELA" panggilnya saat ia melihat Famela berseder didinding.

"Kak hiks hiks" kata Famela sambil memeluk Tristan erat dan iapun mengendus endus.

Tristan sendiri memang merasakan  keanehan pada Famela dari yang dulu sifatnya sedikit acuh menjadi Famela yang manja padanya, Famela yang sering sekali menangis, Famela ingin makan makanan yang aneh seperti minta dibelikan mie ayam ditengah malam, sampai Famela yang sering kali menyuruhnya ini itu. Ia sendiri menganggap tingkah istrinya itu biasa biasa saja walau sempat ia berpikiran bahwa istrinya ini sedang mengandung, namun ia segera menepis pikiran itu. Tapi hari ini ia melihat Famela yang muntah muntah, ia semakin yakin bahwa Famela sedang mengandung anaknya.

"Kak hiks hiks" panggil Famela kembali.

Tristan menggendong Famela dan membaringkannya diranjang, lalu ia menelpon Azhar temannya yang berprofesi sebagai dokter.

"Halo Har, lo bisa ke apar gue gak?" tanya Tristan setelah sambungan telpon tersambung.

"Kenapa? Siapa yang sakit?" tanya Azhar.

"Istri gue Az, dia tadi gue temuin sudah senderan di dinding kamar mandi mana mukanya pucet banget lagi. Please Az lo harus dateng gue cemas banget ini" ucap tristan dengan nada panik.

"Oke oke gue kesana sekarang" kata Azhar lalu mematikan panggilannya.

Tristanpun membuatkan teh hangat unttuk Famela dan membantu Famela untuk meminumnya, setelah air didalam gelas tersebut habis ia langsung menaruh gelasnya dinakas dan membantu Famela untuk berbaring. Tak lama suara bel terbunyi.

TING TONG

Tristan yakin yang sekarang berada diluar adalah Azhar dan benar saja Azhar berada didepan pintu sambil membawa peralatan dokternya.

"Masuk Az" kata Tristan.

"Dimana istri lo?" tanya Azhar sambil senyam senyum tak menentu.

"Dikamar, lo kenapa kok senyum senyum gak jelas gitu dari tadi?" tanya Tristan yang sudah bergidik ngeri.

"Hehehe lo tenang aja, lo tinggal duduk manis dan tunggu kabar bahagia dari gue" ucap Azhar yang tidak dimengerti oleh Tristan.

"Kabar apaan?" tanya Tristan yang memang tidak mengerti.

"Sudah sudah lo hanya tinggal duduk manis, gue kekamar lo dulu" ucap Azhar lalu pergi meninggalkan

Azhar memeriksa keadaan Famela dengan teliti dan....

Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang