Part 7

7.5K 831 11
                                    

"Emang ada apa sih?" Tanya Evan yang mendudukan dirinya di hadapan gue sambil meletakan semangkuk soto mie bogornya.

Sementara itu Bagas langsung bangkit dan pergi begitu aja meninggalkan Gesha yang masih berdiri di belakang gue...

Ada apa?

.

.

.

"Lo beneran nggak nguping kan?" Tanya Gesha penuh selidik. Yaelah, ngapain sih pakai nanya kaya gitu segala. Kesannya yah obrolan mereka itu penting banget, sampai nggak boleh ada yang denger.

Sementara gue memutarkan kedua bola mata gue malas.

"Nggak sedikitpun!" Tampik gue sedikit berbohong.

"Seriusan?" Tanyanya kembali meyakinkan atas jawaban gue.

Yaelah, nih orang kenapa sih?

Emang tampang gue penguping banget apa yah?

"Tandri?" Panggilnya yang membuyarkan lamunan gue.

"Iya, seriusan. Lagian kurang kerjaan amat sih gue nguping obrolan orang lain."

Kemudian Gesha pun pergi begitu aja sambil menampilkan sedikit muka khawatirnya.

Aneh banget deh...

Kalau begini kan gue jadi semakin penasaran sama tema obrolan mereka.

Sedikit mencurigakan sih.

Apa jangan-jangan emang mereka tadi tuh lagi ngomongin gue.

Bisa jadi sih.

Tapi kalau ngomongin gue mengenai apa?

Yaelah...

Bodo amatlah, bisa jadi guenya yang emang ke pede-an. Kan kali aja mereka lagi bahas yang lain. Mungkin tentang gebetannya Gesha, atau bisa jadi lagi sih tentang gebetannya Bagas.

Eh tapi apa iya si Bagas punya gebetan? Itu pasti nggak mungkin kan?

Masalahnya, kasihan banget orang yang jadi gebetannya.

Ya ampun Tandri!

Peduli amat sih gue sama obrolan nggak penting mereka berdua?

"Emangnya ada apaan sih, Tan?" Tanya Evan disela makan soto mie bogornya.

Gue pun menoleh ke arah Evan yang asyik dengan makanannya. Ya ampun gue sampai lupa kalau somay gue belum terjamah sedikitpun.

Gue hanya mengendikkan kedua bahu gue dan memulai menyuapkan somay kedalam mulut gue.

"Mereka berdua aneh yah." Ucap Evanto yang membuat gue mengernyitkan dahi gue.

"Aneh gimana?" Tanya gue untuk memastikan apa maksud dari ucapan si Evan.

"Ya aneh aja, ini kan tempat umum. Yakali nggak perlu sok gitu."

"Bener sih, kalau obrolannya nggak mau di denger harusnya cari tempat yang lebih privasi kan?"

"Bingo! Eh tapinya, lo emangnya nggak denger sedikitpun? Tampang lo kan pasti kepo, secara gebetan lo yang ngobrol sama sahabatnya. Pasti lo mau tau kan obrolan mereka?"

"Sialan! Gue nggak nguping!"

"Nggak nguping banyak yah? Ngupingnya sedikit gitu?"

"Nggak sengaja nguping, itupun sedikit..."

Evanto segera menyeruput minumannya, dan menampilkan muka (sok) seriusnya. Kemudian dengan menjengkelkannya Evanto segera pindah tempat duduk yang tadinya di hadapan gue malah merapat tepat di samping gue.

Kamfret!

Ngapain sih pakai segala pindah tempat duduk gitu? Lebay banget!

"Emang yang lo denger sedikit tadi obrolan mereka apa?"

Gue mengabaikan pertanyaan kepo dari Evan, dan terus melahap somay gue dengan hikmatnya.

"Tandri!" Bentak Evanto dengan kesalnya sembari menyingkirkan sepiring somay gue.

Yaelah, ini anak nyebelin banget sih. Dasar kepopers, bawaannya nanya mulu kaya pembantu baru!

"Menurut lo mereka lagi ngomongin gue apa lo?"

"Entahlah,"

"Ada kemungkinan sih ngomongin gue."

Gue lagi-lagi memutarkan kedua bola mata dengan malasnya, lalu segera mengambil sepiring somay gue, dan kembali menyuapkan somay kemulut gue.

"Tapi aneh sih, Van..." Ucap gue sedikit menggantung, sedangkan Evan cuma menoleh dan menatap gue bingung. "Kalau menurut gue sih yah, mereka nggak lagi ngomongin kita berdua deh."

Evan hanya mengembuskan napasnya sedikit kasar, dan seenaknya mengambil 1 somay gue yang emang cuma tersisa tinggal 2 doangan.

"Kalau ternyata mereka ngomongin lo, gimana Tan?"

Gue menatap Evanto dengan sinis, dan segera melahap somay gue dengan sekali suapan.

"Apa selama ini Gesha juga suka yah sama gue?"

Evanto mengacak rambut gue, yaelah konyol bener nih orang.

"Mimpi! Hahahaa."

"Kan kali aja."

Bisa jadi kan yah? Lagian perasaan gue mengatakan kalau sebenernya Gesha itu udah mulai suka juga sama gue deh.

"Jangan berimajinasi!"

"Namanya kemungkinan kan, Van? Apa lagi tadi dia tempat bilang trik." Evanto kembali menampilkan muka bingungnya, "mungkin maksudnya selama tiga hari belakangan ini, dia sengaja nggak ngasih tau alasan ataupun tentang absennya Bagas karena dengan begitu dia bisa deket sama gue."

"Jadi tiga hari belakangan ini lo nyamperin Gesha?" Evan bertanya dengan raut muka hyperbola-nya.

"Cuma buat nanyain bolosnya Bagas?" Lanjutnya yang kemudian menyeruput minumannya sampai habis.

Gue pun menganggukan kepala gue, "meskipun emang bukan buat pedekate sih cuma sekedar menanyakan keberadaan Bagas aja. Tapi kan dengan demikian, gue sedikit bisa deket sama Gesha."

Gue perhatikan Evanto menggelengkan kepalanya pelan sambil memijit pelipisnya.

Lho bukannya seharusnya dia seneng yah? Itu kan gue ngikutin salah satu ide darinya...

"Lo seriusan mau deketin Bagas demi Gesha lo itu?"

"Apa?"

Gue maupun Evanto segera menoleh ke sumber suara yang seenaknya merusak obrolan siang kita...

Ya ampun...

Mampus gue!

.

.

.

Sedikit update😂✌

Selamat nyoblos! Jangan golput yah😘💋.

[20170419]

Yes? No? Maybe [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang