Chapter 11: Deserve Each Other?

4.1K 444 148
                                    

Hai semua.. Maafkeun kalau late late late update :( Aku masih sibuk dengan tugas, ditambah bentar lagi UTS huhu. Dan aku juga lagi buat cerita baru. So.. DItunggu ya guys aku publish cerita barunya :* Yaudah langsung dibaca yaa chapter 11 nya :) Enjoy^^

----------- 

Vancouver, 1 Mei 2017

Tom dan Emma sedang ada di Apartement Tom. Tepatnya mereka tengah duduk di atas tempat tidur Tom dengan selimut yang menutupi kaki mereka. Tom menyelesaikan shootingnya sampai larut malam, sehingga Emma memutuskan untuk menginap di Apartement Tom. Dan Emma tidur di kamar Tom, sedangkan Tom tidur di kamar satu lagi yang biasanya di pakai olehnya untuk menyimpan beberapa barangnya seperti gitar, skateboard, dan pakaiannya. Tapi di kamar ini ada tempat tidur juga, meskipun tidak sebesar yang ada di kamar utama.

Tadinya Emma menawarkan diri untuk tidur di kamar itu. Dia tidak masalah tidur di kamar itu, hanya perlu merapikan sedikit dan kamar itu akan nyaman di pakai. Tapi Tom melarangnya dan tetap memaksa Emma tidur di kamarnya yang sudah siap dipakai. Dia sudah melihat Emma sangat letih karena seharian berada di lokasi shooting bersamanya, jadi mana mungkin Tom membiarkan Emma tidur di kamar yang masih berantakan?

Karena sudah larut malam dan Emma tidak ingin berdebat, jadilah Emma menuruti permintaan Tom dan langsung tidur di kamarnya. Sedangkan Tom melawan rasa kantuknya dan merapikan beberapa barangnya supaya terlihat lebih rapi jikalau Emma melihatnya. Setelah merapikan kamar, Tom tidak langsung tidur, melainkan dia memutuskan untuk merokok dan meminum kopi sambil melihat-lihat foto yang seharian ini ditangkap oleh kameranya dan kamera Grant. Dia tersenyum melihat memori kameranya kali ini sudah dipenuhi oleh wanita paling cantik di dunia.

Bibirnya tersenyum melihat foto-fotonya bersama Emma dengan berbagai macam gaya. Dari mulai gaya yang mesra sampai candid mereka berdua. Emma benar-benar seperti dewi kecantikan. Di semua foto candid-nya, dia tidak tercela sedikit pun, malah itu menambah kecantikannya. Entah Tuhan menciptakan dia dengan apa dan bagaimana, Tom sangat mencintai wanita itu. Melihat semua hasil fotonya menghabiskan waktu sampai jam 2 dini hari. Dan Tom ketiduran dalam keadaan laptopnya masih menyala.

Di pagi hari, Emma bangun lebih dulu dan melihat Tom yang tidur di sofa ruang tengahnya dengan berbagai macam barang-barang yang dipercaya oleh Emma menjadi temannya sebelum tidur. Tidak bermaksud membangunkan Tom, Emma pun merapikan gelas dan rokok Tom yang masih tergeletak di meja. Tak lupa dia menaruh laptop Tom di kamarnya. Setelah itu dia membuat sarapan untuk mereka berdua.

Hari ini bahan makanan segar di lemari es Tom sudah lengkap. Itu semua karena semalam sebelum pulang ke Apartement, mereka berdua membeli bahan makanan. Itu juga adalah ide Emma. Dia memang berencana memasak untuk Tom hari ini. Jadilah mereka ke Supermarket yang buka 24 jam dan membeli banyak bahan makanan. Emma tidak mau Tom terus-menerus makan masakan cepat saji atau makanan kalengan.

Emma memasak sambil mendengarkan musik yang disukainya. Sekarang ini dia sedang menyukai lagu James Arthur – Say You Won't Let Go. Entah mengapa lagu it uterus terngiang di dalam pikirannya setiap saat. Saking terbawanya dengan lagu itu, Emma sampai bernyanyi sangat keras dan menjadikan sodet yang digenggamnya sebagai mic-nya. Dan begitu dia berbalik, dia sudah mendapati pancake buatannya sudah hangus.

"Oh my god!" dengan cepat Emma mengangkat pancake itu dan membaliknya. Dia merutuki dirinya mengapa dia terlalu terbawa dengan lagu itu. Lagu itu sudah benar-benar merasuki kepalanya. Dengan keyakinan yang masih terkumpul, Emma pun membuat lagi pancake lainnya dan berusaha kali ini untuk fokus pada masakannya.

Tidak disangka, suara Emma yang keras membuat Tom terbangun dan menghampirinya. Dia mengintip di balik dinding dapur dan melihat Emma benar-benar lucu disaat dia seperti itu. Seperti bukan Emma yang selalu menampilkan elegan dimana pun dia berada. Tom melihat Emma yang sesungguhnya, yang benar-benar lucu dan polos. Dan dia sangat menyukai Emma yang itu.

The Name Of Love ( Feltson )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang