Chapter 16: So Grateful

2.6K 300 87
                                    

Hai semuaa!! Did you miss me? hehe Maaf late update sekali. Mood naik turun dan ada banyak urusan yang perlu di selesaikan. huhu :( Oh iya, sekalian mau ngucapin Mohon Maaf Lahir Bathin #telatbangetwoy :p semoga kalian maafin aku yaa. huhu baiklah langsung aja yaa dibaca^^

-----------


Amanda masih diam dan tak mampu berkata apa-apa. Bahkan untuk bernafas aja Amanda lupa bagaimana caranya. Dadanya mulai terasa sesak dan matanya terus menatap ke arah kekasihnya yang baru saja memberitahukan hal yang diluar perkiraan Amanda. Kekasihnya masih diam menunggu respon Amanda yang tak kunjung datang. Dia berharap Amanda tidak akan marah atau menyangka yang bukan-bukan tentangnya.

"Amanda.." Josh berseru pelan terhadap kekasihnya. Amanda sendiri hanya memejamkan mata dan tak terasa air mata jatuh lagi ke pipinya. Nampaknya Amanda belum bosan mengeluarkan air matanya.

"Kau.. sudah.." Amanda terbata-bata memastikan apa yang dimaksudkan oleh kekasihnya. Josh sendiri mengangguk kecil menyetujui apa yang dipikirkan oleh kekasihnya. "Ya. Aku sudah menjadi mualaf." Seketika tubuh Amanda lemas dan bersandar ke sofa. Matanya masih terbuka tapi dirinya sudah tidak bisa merasakan raganya yang begitu lemas.

Dengan panik Josh segera memegang kedua tangan Amanda dan mengelusnya lembut. Tangan Amanda berkeringat. Mata mereka bertemu. Amanda menatap Josh dengan tatapan kosong, sedangkan Josh menatap mata Amanda dengan penuh harap.

"Kau tidak bersungguh-sungguh, kan, Josh?" kini Amanda bertanya lagi. Josh mengernyitkan alisnya. Dia mungkin tahu kalau Amanda akan terkejut, tapi dia tidak tahu kalau reaksi Amanda akan seperti ini. Apa salah kalau Josh berpindah agama demi bersama kekasihnya?

"Maksudmu?" Josh bertanya dengan nada dingin. Amanda yang mulai merasakan tubuhnya kembali pun terduduk kembali seperti semula dan mengelus keningnya yang berkeringat. Kini pikirannya sudah campur aduk. Apa yang akan terjadi setelah orang-orang tahu Josh pindah agama karena dirinya?

"Josh. Orang tuamu sangat tidak menyukaiku karena aku memiliki perbedaan denganmu.."

"Aku tahu. Maka dari itu aku menghilangkan perbedaan itu dengan ikut agamamu. Ini semua kulakukan bukan hanya untukmu, Amanda." Josh menggenggam tangan Amanda lagi dengan erat dan mengecupnya.

"Aku sudah menyukai Islam sejak dulu. Menurutku, Islam adalah agama yang cukup baik setelah agamaku. Di tambah aku menemuimu. Kau bagaikan malaikat yang dikirim Tuhan untuk menuntunku ke jalan yang lebih baik." Josh menatap mata Amanda dengan erat, berusaha meyakinkan kekasihnya kalau semua ini baik-baik saja. Amanda masih terlihat ragu dan berusaha membantah.

"Sstt.. Aku sudah memutuskan. Aku sudah mengikuti jalan yang benar. Aku sudah belajar sedikit banyak tentang islam dan aku sudah menjadi mualaf di Spanyol sana. Memang butuh banyak pertimbangan, tapi aku yakin selama aku memilikimu, aku bisa menjalani ini semua." Josh semakin mengeratkan genggamannya. Josh memang tipekal orang yang kritis terhadap sesuatu. Dia akan mencari tahu sesuatu yang dianggapnya menarik sampai ke akar. Dia sudah mencari tahu tentang islam dari sebelum ia menemui Amanda. Dan kegiatannya mencari tahu tentang islam semakin gencar setelah dia mengenal Amanda.

Amanda mulai mengingat-ingat apa saja yang sudah dilaluinya bersama Josh. Mengingat setiap rinci kejadian dan berusaha tidak melupakan satu kejadian pun. Dia mengingat kalau Josh selalu senang jika Amanda tengah menceritakan tentang islam kepadanya. Josh selalu membantu Amanda mencarikan ruangan kosong yang bersih untuk dipakai Amanda sholat. Dimana pun itu, terutama di lokasi shooting. Josh selalu senang jika mendengar Amanda mengaji dengan suara yang begitu merdu dan menenangkan di hati. Josh selalu mengatakan kalau islam adalah hebat. Sekalipun dia adalah pengikut Kristiani yang kuat.

The Name Of Love ( Feltson )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang