Chapter 7: Begin

4.4K 529 253
                                    

Hallo semua! Sorry for late update. sebenarnya aku ingin post ini kemarin. Tapi aku terlalu upset dan bahagia in the same time. Jadi yaa gak mood buat post :'D Sorry yaa..
Btw.. Disini udah ada yang tau kalau Tom dateng ke Premiere Beauty and The Beast? Pasti pada tahu kan yah? OKE bahasnya nanti aja di A/N dibawah. Sekarang baca aja dulu yaa^^ Hope you like it guys 

-----------

Seluruh crew dan pemain tengah berada di aula gedung yang biasa menjadi tempat istirahat para pemain atau crew saat break shooting. Mereka dikumpulkan oleh Alfonso diruangan ini sebagai meeting rutin sekaligus pertemuan terakhir sebelum mereka semua libur untuk merayakan natal dan tahun baru. Alfonso berdiri didepan. Tepat didepannya, di barisan pertama diisi oleh para pemain film. Tom, Emma, Amanda, Josh, dan pemain pendukung lainnya.

"Selamat malam, teman-temanku." Alfonso memulai pembicaraannya. Seluruh crew dan pemain pun menjawabnya.

"Pertama. Aku ingin mengucapkan terima kasih yang sangat besar kepada kalian semua yang sudah bekerja sama sampai sejauh ini. Dengan hasil yang luar biasa. Aku benar-benar bangga pada kalian." Alfonso berujar dengan senyuman bangga yang dimilikinya dan ditanggapi dengan tepukan tangan oleh yang lainnya.

"Dan kedua. Aku ingin menginformasikan tentang libur natal dan tahun baru yang tentu kalian sudah tahu. Jadi liburnya akan dimulai besok sampai akhir bulan januari. Kita akan mulai bekerja lagi tanggal 1 februari."

"Dan yang terakhir. Selamat natal untuk kalian semua! Selamat malam." Sorak sorai semua crew pun memecahkan penutupan Alfonso. Semuanya berpelukan dan saling memberikan selamat serta beberapa pujian yang membanggakan. Baik crew dan pemain semuanya sudah sangat dekat. Itulah yang dibutuhkan dalam membuat film. Kedekatan antar pemain dan crew.

Satu jam setelah berkumpul di aula, beberapa crew dan pemain sudah berpamitan untuk pulang. Begitu juga dengan Amanda, Josh, Tom, dan Emma. Tom baru saja mengeluarkan barang-barangnya dari ruangannya. Tas gitar, koper, dan tas ransel sudah lengkap dan siap dibawa olehnya. Dia akan pulang ke Inggris untuk merayakan natal bersama keluarganya.

"Kau akan menghubungiku, kan?" Amanda melingkarkan tangannya di leher Josh dan Josh melingkarkan tangannya di pinggang Amanda.

"Yeah tentu saja. Jam berapa keberangkatanmu menuju Indonesia?" Amanda melirik arlojinya.

"2,5 jam lagi." Amanda menjawab. Josh tersenyum lalu mengecup kening Amanda. Ekspresi Amanda berubah menjadi tegang ketika bibir Josh menyentuh keningnnya. "Apakah ini tidak apa?"

Amanda mengangguk dan mengelus pipi dan dagu Josh yang sudah ditumbuhi janggut. "Aku akan merindukanmu." Bisik Amanda. Josh memeluk Amanda dengan erat. "Aku juga."

"Tolong jangan berciuman dihadapanku." Sebuah suara membuyarkan lamunan kedua sejoli yang tengah menikmati pelukan hangat mereka diudara Seattle yang dingin. Dengan segera Amanda melepas pelukannya dari Josh dan mencari sumber suara itu.

"Oh, Tom." Amanda tersenyum lega saat melihat sosok Tom yang sudah berdiri disampingnya dan Josh. Amanda bahkan tidak menyadari kehadiran Tom.

"Yeah ini aku. Jangan kalian berciuman dihadapanku." Tom mengulangi perkataannya. Josh dan Amanda saling menatap lalu tertawa.

"Ha-ha-ha.. aku serius." Tom berseru sarkastik.

"Jangan begitu, Tom. Aku tahu kau cemburu karena kau melihat pasangan yang bahagia dihadapanmu." Josh merangkul Amanda dan mengecup pundak Amanda. Memperlihatkan kemesraannya dengan Amanda. Sedangkan Tom hanya memutar bola matanya.

"Baiklah, Tom. Selamat berlibur." Amanda menghampiri Tom dan memeluknya. Tom pun membalas pelukan Amanda dan tersenyum dibalik rambut Amanda.

"Bahagiakanlah dirimu, Tom. Jangan berlarut dalam kesedihan terus menerus." Amanda berbisik. Tom mengangguk sebagai tanda setuju. Bahagia seperti apa yang dibutuhkan Tom?

The Name Of Love ( Feltson )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang