Chapter 9: Cherry and Tommy

5.1K 509 267
                                    

Hello semuanya! Aku balik lagi bawa The name of love :D Adakah yang nungguin? Enggak yah? hiks :'( Yang nungguin makasih yaa hehe. Ini untuk kalian. Special Feltson!! Enjoy^^

Ps: Maaf tadi ku unpublish karena belum selesai masukkin fotonya hahaha .. Enjoy!

-----------

Tom berjalan ke arah ruangan Emma. Beberapa crew dan asisten Emma sudah berada di sana lebih dulu, mereka tengah membujuk Emma agar membuka pintu ruangannya. Tapi Emma tetap menolak untuk membuka pintu itu.

"Bagaimana?" Tom bertanya kepada asisten Emma. "Dia masih belum mau membuka pintunya. Aku tidak tahu kenapa dia menjadi seperti ini." asisten Emma berseru khawatir. Sepertinya ada yang tidak beres dengan Emma.

"Baiklah. Aku akan mencoba membujuknya, kalian kembali lah ke lokasi." Tom berseru kepada semua orang yang ada disitu. Sempat ada wajah keraguan dari mereka, namun asisten Emma dengan sigap dan percaya pun mengajak mereka semua untuk membiarkan Tom yang membujuk Emma. Dia kenal Emma dengan baik.

Setelah semua orang pergi, Tom pun mengetuk pintu Emma pelan. "Emma.." Tom memanggil nama Emma dengan lembut. Tidak ada jawaban dari dalam. Tom tahu Emma tidak akan menjawabnya. Tangannya menyentuh handle pintu dan mencoba membukanya. Ternyata tidak terkunci. Bodoh! Pintu tidak terkunci kenapa kalian berteriak-teriak.

Tom pun membuka pintunya dan mendapati Emma sedang duduk di sofa. Tangannya menutupi wajah cantiknya. Tom mendekati Emma dan berlutut di hadapannya. Tangan Tom menyentuh lembut tangan Emma yang berhasil membuatnya bergidik kaget. "Tom?" terlihat wajah tidak percaya.

"Ada apa?" Tom bertanya dengan suara paling lembut yang dimiliki seorang lelaki. Mata birunya menatap ke arah mata cokelat milik Emma. Membuat Emma merinding karenanya.

"Maafkan aku, Tom. Aku—aku tidak bisa.." Emma berbicara dengan ragu. Dia pasti takut mengatakan hal ini. Takut kalau Tom marah akan keputusannya. Sedangkan Tom hanya tersenyum, kedua tangannya menggenggam tangan Emma.

"Tidak masalah jika kau tidak ingin melakukannya. Semuanya tergantung padamu. Aku akan mengatakan kepada Alfonso untuk meniadakan adegan itu." Tom tersenyum. Ibu jarinya menyentuh pipi Emma dan mengelusnya lembut, mencoba menenangkan Emma. "Semuanya akan baik-baik saja."

"Kau tahu kenapa aku tidak bisa melakukan hal itu?" Emma bertanya. Wajahnya serius menghadap Tom. Dia ingin tahu apakah Tom mengerti alasannya tidak ingin melakukan adegan itu, atau hanya berusaha menenangkannya saja. "Kau masih mencintai Mack dan kau belum siap melakukan ini. Aku tahu." Tom tersenyum membayangkan ucapannya. Bukan senyuman tulus, melainkan senyuman kesedihan yang aneh.

Mendengar jawaban Tom, Emma terkejut. Dia tidak menyangka kata-kata itu akan keluar dari bibir Tom. Rupanya Tom tidak tahu apa alasan Emma yang sebenarnya. "Aku tidak bisa melakukan itu karena aku masih mencintaimu." Emma akhirnya mengatakannya. Akhirnya dia menyatakan alasan dia tidak ingin mencium Tom sekaligus menyatakan isi hatinya. Dia sudah tidak tahan terus memendam rasa itu.

"Aku masih mencintaimu. Aku selalu mencintaimu. Selama bertahun-tahun aku tetap mencintaimu. Entah kenapa aku tidak bisa melupakanmu. Kau selalu membayangi hidupku. Aku berusaha mencintai orang lain, tapi bukannya beralih darimu, aku malah semakin mencintaimu setiap aku bersama orang lain. Selama ini aku selalu berharap ada keajaiban kau akan menjadi milikku. Selama bertahun-tahun aku selalu berharap ada secercah harapan untukku bersamamu. Namun nyatanya, selama bertahun-tahun itu, aku hanya bisa berharap. Aku tidak bisa menggapaimu." Emma meneteskan satu air mata di pipinya saat menyatakan hal itu. Tom yang masih berlutut di hadapannya hanya bisa menatapnya dengan tatapan tidak percaya. Dia hanya diam dan terus meresapi kata demi kata yang diucapkan Emma.

The Name Of Love ( Feltson )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang