Aku sudah menyukaimu sejak dulu, sejak saat pertama perkenalan kita di media sosial. Aku sudah menyukaimu sedari awal kamu menyapaku diujung telpon untuk pertama kalinya. Tanpa pertemuan, tanpa tatap muka, aku sudah menyukaimu.
Detik dimana kamu memutuskan untuk menjadi pemilik hatiku, aku benar-benar masih mengingat dengan jelas. Rasaku kian hari makin tumbuh, ia mekar sebab perhatian kecilmu.
Pertemuan pertama kita, kamu memutuskan datang kerumahku. Ketika liburan kuliah, aku kikuk-
Teruntuk kamu, teman, sahabat, abang, pacar, teman hidupku yang manis;
Aku makin menyukaimu, menyukaimu dari segimanapun. Aku tak punya alasan jelas kenapa aku begitu menyukaimu, kamu penyebab segalanya.
Kamu ajarkan aku segala hal, tentang kesabaran misalnya. Sebab harus berpisah ribuan kilometer lalu percaya sepenuhnya padamu tak mudah. Namun kamu, selalu saja tau bagaimana cara meredam cemasku-risauku saat rindu datang bertamu.Aku makin menyukaimu, menyukai apa saja yang berkaitan dengan mu. Semua indah saja bagiku, sekalipun orang lain berkata alayku kumat, tak masalah sebab mereka tak tau kamu. Mereka tak tau, seberapa gilanya aku kau kagumi. Seberapa gilanya aku diperhatikan olehmu.
Kita memang tak bisa seperti sepasang kekasih lainnya. Jarak menjadi tembok yang dengan gagahnya membatask ruang gerak kita. Kamu sibuk dengan studymu, begitu pun denganku. Tak masalah, selama hanya aku yang ada dihatimu.
Dari wanita yang merindukanmu, dan memohon semoga liburan semester lekas singgah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Usaha Melupakan
Cerita PendekAku tak mengerti, bagaimana rasa mengetuk dinding beku hatiku dan membiarkanmu begitu saja singgah disana. Tak masalah jika berniat untuk tinggal dan menetap, hanya saja ia hanya singgah lalu pergi. Setelah ia telah berhasil menciptakan perasaan-per...