BAB 1

14.6K 545 4
                                        

"Kamu marah sama aku Cit," ucap Daniel.

"Gimana gak marah, kamu tuh abis mukulin orang bukan patung apalagi dia temen aku ,aku heran sama kamu kapan sih sedikit aja kamu jadi dewasa? umur udah tua kelakuan kaya anak TK tau gak ,kita tuh pacaran udah lama ,dan udah banyak juga orang yang kamu pukulin karena deket sama aku ,kalo gini terus mending kita putus." ucap Citra menggebu gebu

"Setiap masalah pasti ancaman nya putus,kadang aku mikir apa aku doang yang cinta sama kamu tapi kamu nya nggak?"tanya Daniel pelan

Aku memang telah lama pacaran dengan Daniel, dia itu cowok yang possesif nya gak ketulungan sampe aku mikir kalau gini terus namanya bukan pacaran tapi penjara ,kemana- mana selalu diikutin ,Emangnya  aku induk nya apa?, baru aja tadi dia gebukin anak orang sampai masuk rumah sakit ,kalau kalian nanya kenapa aku gak putusin dia dari awal, jawabannya karena dia itu ga pernah mau di putusin.

"Kamu yang selalu kekanakan ,selalu minta di bujuk aku tuh cape ,udah deh mending kita putus kalo gini terus ,aku yakin kita sama -sama dewasa ." ujar ku pelan sembari meninggalkan jamnya

***
Keesokan harinya

'Yes' ucap ku dalam hati, akhirnya Daniel sadar juga kalo aku udh lama minta putus, aku yakin hubungan kita udh benar- benar putus, buktinya dari semalam sampai sekarang aku bangun tidur dia ga hubungin aku sama sekali, aku merasa hidup ku bebas sekarang. 

Sesampai nya di sekolah aku juga tak melihat Daniel ,mungkin dia emang sudah benar- benar sadar atau muak dengan kelakuan ku ,harusnya sih aku yang muak dengan kelakuan dia. Tapi namanya juga orang siapa yang tau, aku dan Daniel memang sekolah di tempat yang sama dia kelas 12 dan aku kelas 11, awal pertemuan ku dengan nya di sebuah perpustakaan kota  dan sejak saat itu kita dekat, tapi setelah pacaran ternyata muncullah sifat aslinya yaitu posesif sangat, bahkan sekedar tugas kelompok aku harus minta izin sama dia, gak kebayangkan gimana rasanya jadi aku, dan setiap hari dia selalu antar jemput aku layaknya seorang supir yang tak dibayar.

Sesampainya aku di kelas aku mengeluarkan buku novel ku dan membacanya aku emang tidak terlalu dekat dengan teman sekelas ku, tapi aku cukup famous  karena aku pacaran dengan Daniel selaku most wanted sekaligus kapten tim basket, tapi aku risih sebenarnya karena banyak sekali orang yang membicarakan hubungan ku dengan daniel setiap harinya, dan  karena aku sudah putus dengan Daniel aku rasa hidup ku akan bebas sekarang.

Hari ini benar-benar melelahkan dan hari ini juga aku tidak bertemu dengan daniel, mungkin dia tidak ingin bertemu dengan aku lagi atau mungkin dia juga sudah mendapatkan pengganti yang lebih baik dari ku, aku rasa ini sudah bukan waktunya untuk peduli dengan Daniel.

Sekarang sudah waktunya untuk pulang sekolah, beberapa menit yang lalu bel sekolah baru saja berbunyi. Tiba-tiba saja tadi aku kebelet pie dan disinilah aku sekarang didalam bilik kamar mandi dan menuntaskan hasrat ku ini, ketika ingin keluar dari bilik kamar mandi aku mendengar obrolan yang tidak asing ditelinga ku hingga akhirnya kurungkan niat ku untuk membuka pintu dan menguping obrolan tersebut.

"Eh lu tau gak Daniel hari ini ga masuk. " ujar salah satu wanita yang ku yakini kakak kelasku. "Mungkin dia sakit kali ya, secara katanya dia itu abis di putusin sama Citra ." lanjut wanita ini. 

"Serius lu, kok gua gak tau ya? Citra yang cabe-cabean itukan?" 

Darah ku mendidih mendengar ucapan mereka, seenaknya sekali berucap yang tidak-tidak mengenai kehidupanku. Enak saja dia mengataiku cabe-cabean hanya karena pacaran dengan Daniel. Dia pikir dia lebih baik dari pada aku. Aku sudah tidak mendengar lagi obrolan nenek lampir di luar, akhirnya aku keluar dari bilik kamar mandi.

"Huh dasar nenek lampir bisa nya ngatain orang kayak dirinya lebih baik aja, tapi aku bingung deh kenapa pada bisa tau ya kalau aku putus sama Daniel?, tapi bodo amatlah bisa putus aja aku senang banget." ujar dengan bahagia .

***
Maaf typo.

646 word

MY POSSESIF BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang