BAB 10

7.2K 348 17
                                    

Akhirnya, Setelah ini aku bisa tidur dengan nyaman, tidak harus mendengarkan segala ocehan Daniel via telpon, atau menemani Daniel karena tidak bisa tidur dan sebagainya.

Setelah sampai dirumah aku segera menutup pintu.

"Dor"

"Ya ampun, lo ngagetin gua aja sih yo" ujarku sambil menetralkan detak jantung ku karena kaget.

"Pacar tadi?" ujar nya dengan nada penasaran sambil melangkah duduk di samping ku.

"iya, kenapa?"

"Pacar lu gak punya sopan santun ya, langsung pulang gitu, ga mampir dulu gitu?"

"Biarin ajalah kok lu yang sewot sih. Lagian lu ngapain masih di sini sih, pulang gih udah jam 6 tuh" ujar ku sambil mendorong tubuh nya.

"Masih siang kali ini, di New york gua sering gak pulang pas SMP, main ke rumah temen padahal"

"Dih, ini Indo ya bukan New york,
Udh ketemu mama?"

"Udah tapi dia lagi ke supermarket, sebentar katanya mau beli cemilan"

"Oh"

"Besok jalan yuk, libur kan? "

"Emang mau kemana?"

"Ke dufan yuk "

"Bayarin ya"

"Okedeh, buat lu apa si yang enggak" ujarnya dengan nada di buat-buat.

"Serius nih, iklas ga?"

"Iklas cantik, besok gua jemput ya, yaudah gua mau pulang dulu, biasa banyak acara gua"

"Dih... yaudah sana" Ujar ku, dan akhirnya Tiyo pergi meninggalkan kediaman ku.

Entah mengapa aku lebih senang memanggil nya Tiyo dibandingkan Alex, aku juga tak menyangka dia telah tumbuh menjadi laki-laki yang dapat ku katakan memiliki wajah yang rupawan. Bahkan jika di bandingkan Tiyo dan Daniel memiliki wajah 11 12. Tetapi sifat yang sangat berbeda.

"Tiyo udah pulang cit?" ujar mama membuyarkan lamunanku.

"Eh..... udah mah, yaudah Citra mau mandi dulu mah" ujar ku sambil berlari kecil menuju kamar.

***
"Woi kebo bangun udeh jam berapa tuh, jadi ga sih nemenin gua ke dufan"

"Aduh Yo, ini tuh masih pagi, nanti aja lah siangan berangkat nya" ujar ku sambil mengerjabkan mata.

"Lu ya emang kebo banget, ini tuh udah jam 11, jam segini aja lu bilang pagi terus yang siang gimana, buruan ah..... lama nih" ujar Tiyo panjang lebar.

"Iya iya..... berisik nih...kayak cewek tau ga?, yaudah keluar sana gua mau mandi dulu"

"Gua tunggu di bawah 15menit, kalau ga keluar juga gua balik lagi ke kamar"

"Iya berisik" ujar ku sambil mendorong tubuh Tiyo agar keluar dari kamar ku.

***
"Pagi mah" ujar ku sambil menuruni tangga.

"Udah siang neng" ujar Tiyo dengan nada di buat-buat.

"Suka-suka dong, mulut-mulut gua ini emang gua minjem sama lu" ujar ku dengan nada sewot.

"Udah-udah kalian ini dari kecil sampai sekarang udah gede senengnya berantem mulu, sekarang mending sarapan" ujar mama.

Setelah itu aku duduk di meja makan dan larut dalam sarapan ku.

"Jadi mau main kalian?" ujar mama membuyarkan lamunan ku.

"Jadi dong tan" ujar Tiyo

"Yaudah hati-hati, jangan pulang malam ya cit, coba periksa lagi gak ada yang ketinggalan kan"

"Ga ada kok mah, yaudah ya aku berangkat dulu, takut kesorean nyampenya"

***

Ditengah perjalanan aku mencari hp ku di tas karena sejak semalam aku tidak memegang hp dan aku takut jika Daniel marah pada ku.

"Nyari apa sih Cit" ujar Tiyo sambil fokus kedepan.

"Gua nyari hp nih, perasaan belum gua keluarin dari tas deh semalam"

"Cari yang bener coba"

"Ini juga lagi nyari, oiya gua lupa tadi malam batrenya abis terus gua taruh di atas meja belajar, gimana nih Yo? " ujar ku dengan panik.

"Terus maksud lu kita balik pulang lagi gitu, ogah banget gua dikit lagi nyampe nih"

"Tapi..... "

"Tapi apa, lu takut diomelin sama pacar lu itu, nanti gua deh yang jelasin."

"ga usah, ga usah" ujar ku dengan cepat, bisa panjang urusan nya kalau Tiyo ikut campur karena mereka berdua sama-sama keras kepala.

"Udah nyampe, lu turun disini dulu gua parkir mobil sebentar" Ujar Tiyo yang hanya ku angguki.

Selama di dufan aku memang merasa senang, Tiyo dan Daniel adalah orang yang berbeda, mungkin kalau aku kesini bersama Daniel pasti dia akan mengatur ku untuk ini itu dan sebagainya, tapi kalau aku datang dengan Tiyo aku merasa malah dia yang ku atur karena dia selalu mengikuti apa mau ku.

Tapi jujur selama disini hati ku tidak tenang, aku takut Daniel marah, dan Tiyo akan jadi sasarannya.

"Ngelamun aja" ujar Tiyo sambil duduk di samping ku, sekarang kami sedang istirahat.

"Pulang yuk gua cape dari tadi lari-lari" ujar ku dengan nada memelas, sebenarnya itu alibi ku agar aku bisa cepat pulang.

"Serius nih pulang? baru main berapa wahana."

"Tapi gua udah cape dari pada pingsankan, pasti malu kan lu gendong gua dari sini sampe tempat parkiran." ujar ku dengan sewot.

"Iya iya, yaudah lu tunggu sini biar gua ambil mobil dulu"

Selama perjalanan ke rumah aku dan Tiyo hanya diam, aku juga tak berniat memulai pembicaraan dengan nya, karena jujur sekarang aku sangat gelisah dan juga takut.

***
"Mampir dulu gih" ujar ku pada Tiyo.

"Gausah, lagian udah malam, titip salam aja buat tante" ujar Tiyo lalu menyalakan mesin mobil dan meninggal kan pekarangan rumah ku.

Aku langsung berlari kedalam rumah lalu menggambil hp dan menchargernya, ketika hp ku menyala terdapat puluhan notif dari Daniel, 100 panggilan, 200 line dan itu semua dari Daniel. Aku mulai membuka satu persatu pesan dari Daniel. Dan ada 1 pesan yang menarik perhatian ku, bagaimana bisa dia tau?

From:  Daniel

Baru di tinggal sehari udah asik sama cowok lain gimana sebulan? 

Setelah membaca pesan itu wajah ku berubah menjadi pias, bagaimana Daniel tau bahwa aku jalan dengan cowok lain. Jangan-jangan Daniel tau hari ini aku pergi sama Tiyo.

Tidak berapa lama, muncul notifikasi dari intagram, Tiyo mengupload Foto kita berdua dan mentag username instagram ku, tidak lupa dengan captionya yang membuatku meringis.

'with sweetheart'

Astaga, matilah aku.

***

Ada yang kangen sama cerita ini?  Semoga ada ya...

Next?

945 words

MY POSSESIF BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang