BAB 2

11.7K 523 3
                                    

Setelah sampai dirumah aku segera berganti pakaian dan berbaring di ranjang. Aku ingin sedikit istirahat setelah sehari melakukan aktifitas, tiba-tiba hp ku berdering, 'siapa sih yang menelepon disiang bolong begini, tidak tau waktu sekali' gerutuku dalam hati.

Setelah melihat siapa yang menelpon aku kaget, ternyata yang menelpon tante Kirani yang tak lain adalah mama nya Daniel, jujur sekarang aku panik dan tak tahu harus berbuat apa. Atau ini karena ulah Daniel yang mengadu perihal masalah kami tapi aku yakin Daniel bukan orang seperti itu walaupun dia manja tapi rasanya perihal hubungan asmara dia bukan tipe orang yang akan mengumbar-umbar hal tersebut. Akhirnya dengan berbagai pertimbangan aku memutuskan untuk mengangkat telepon tersebut.

"Halo citra ,kamu lagi sibuk tidak sayang. "

"Nggak kok tante, kenapa memangnya tante ?"

"Bisa kesini tidak sayang, tante mau ngobrol sama kamu "

"Tentang apa ya tante " 

"Udah kamu kesini aja dulu, nanti tante kasih alamat rumahnya ya ,sampai ketemu nanti "

"Tapi tan..... yah udah mati lagi, aduh kalo gua ke rumahnya berarti gue ketemu Daniel dong, gimana ya?" ujar Citra dengan perasaan takut.

Tiba -tiba hp ku berdering. Dan ternyata pesan dari tante Kirani yang mengirimi aku alamat rumahnya, sebenarnya aku penasaran dengan apa yang akan dibicarakan dengan tante Kirani tapi aku juga tidak bisa seenaknya lagi ikut campur dengan keluarga Daniel. aku harus menjaga hati ku agar tidak kembali pada hubungan yang menyakitkan. Tapi bukan ini yang ku mau, aku tetap ingin menjalin hubungan setidaknya sebagai teman. Ya sebagai teman bukan.     

***
"Menurut alamat nya sih di sini, gilaaa rumah nya Daniel gede banget "ujar Citra dalam hati.

Aku memang gak pernah tau pribadinya Daniel seperti apa, yang ku ketahui hanyanya pribadi dia di sekolah, aku juga gak tau rumah nya dimana atau urusan pribadinya. Aku tau mama nya pun dari sasa temen ku. Satu hal yang kusadari sekarang bahwa aku buta terhadap segala sesuatu tentang Daniel. Bahkan ini pertama kalinya aku ke rumah Daniel setelah berpacaran 1 tahun walaupun berakhir dengan perpisahan, tapi kenapa dari luar rumah tampak sepi ya seperti tidak berpenghuni, menurutku rumah ini besar tetapi menyeramkan.

Udh berapa kali bel ini aku bunyikan tapi tidak ada satupun manusia yang membuka pintu dan sekarang aku mulai panik .

'jangan-jangan alamatnya palsu lagi' ucap ku dalam hati.

Tiba tiba pintu terbuka menampilkan seorang wanita paruh baya tapi masih terlihat segar dan cantik di usianya. 

"Kamu pasti Citra ya? Daniel memang gak salah pilih pacar, ya udah yuk masuk." ujar wanita di depan ku. aku rasa wanita ini ibu dari Daniel tapi mengapa dia masih menyebutku sebagai pacar Daniel, aku rasa Daniel belum menceritakan perihal putusnya kita. Dan ada baiknya aku mengklarifikasi sekarang bukan, sebelum hadirnya masalah baru.  

"Tan sebenarnya...."ucapan ku terpotong. 

"Kamu mau minum apa sayang biar tante bikinin kamu duduk dulu ya di sini. " ujar tante Kirani.

"Aku mau minum teh aja tante "

"Ya udah tunggu di sini dulu ya, tante bikinin dulu." ujar wanita tersebut.

Rumah ini besar bahkan mungkin dibandingkan rumah disekitarnya rumah ini terlihat sangat besar , tetapi kenapa rumah ini tampak sepi apa cuma ada tante Kirani doang?, aku juga tidak  melihat adanya pembantu dirumah ini. bukan kah biasanya rumah sebesar ini memiliki banyak pembantu bukan, Aku juga tidak melihat Daniel sampai sekarang apa dia sangat marah padaku hingga tidak mau menjalin hubungan sebagai teman. Lamunanku tiba-tiba terhenti saat tante Kirani menghampiriku. 

"Kamu nyariin daniel ya" ujar tante Kirani. 

"Ga kok tante, oiya tante mau ngobrolin tentang apa?" ujar ku karena jujur aku sedikit risih dengan lingkungan baru bahkan orang baru.

"Gini kamu mungkin bertanya siapa daniel ?atau kenapa Daniel ga ada disini?" aku menganggukan kepala seperti pertanda iya.

"Oke,tante bakal cerita tentang masa lalu Daniel , Daniel itu anak satu-satunya tante, ayah Daniel udah meninggal sejak lama bahkan saat Daniel masih kecil, sejak saat itu tante yang bekerja untuk menyambung hidup dengan Daniel tapi lama-lama kasih sayang yang tante beri ke Daniel terus berkurang bahkan tante sering sekali mengabaikannya, hingga dia mulai berani membentak tante saat tante sering kali ke luar negeri, saya pikir dengan memberi anak saya kemewahan dia akan puas tapi ternyata itu salah , dia semakin membenci saya bahkan dia sangat cuek dengan saya, jujur tante menyesal karena mengabaikannya tapi semua sudah terjadi tante pikir gak ada yg perlu di sesali"

"Semenjak itulah daniel memilih tinggal dengan tantenya di bandingkan mamanya, ya karena tante sering sekali pergi keluar negeri jadi dia lebih milih tinggal sama tante nya."ucap tante Kirani dengan mata memerah ,aku pikir ia menahan tangis , "Dan kamu tau kenapa tante ngomong kayak gini, karena kamu pacar nya,kalau kamu pikir tante lepas tanggung jawab sebagai seorang ibu kamu salah ,tante masih sering menguntit Daniel bahkan sering mengunjunginya walaupun dia akan bersikap dingin dan terkesan cuek ,dan tante juga tau kalau kamu abis putus dari Daniel ,dan menyebabkan Daniel sakit hari ini " ucap tante kirani pelan.

"Kok tante tau?"  

"Tante tau karena tante sering menguntit kalian, kamu  berefek besar bagi Daniel bahkan kamu adalah pacar pertama Daniel, dia sekarang sakit dan tante gak bisa menjenguk dia kalau tante gak bawa kamu" ujar tante Kirani membuat ku kaget, jujur aku berpikir apa setega itukah Daniel pada ibunya.

"Jadi apa kamu mau menjenguk Daniel, tante harap kamu mau menjenguk Daniel karena kalau kamu gak mau jenguk Daniel tante juga gak bisa jenguk Daniel" ucap tante sendu, aku ga tau harus gimana aku bingung,  tapi aku tak mungkin setega itu membiarkan tante Kirani sedih berlarut-larut, pasti sedih rasanya sebagai seorang ibu tetapi tidak bisa melihat anaknya yang sedang sakit. Lagi pula ini demi tante Kirani, akhirnya aku pun menganggukan kepala sebagai jawaban 'iya'.

***
Maaf typo.

922 word

MY POSSESIF BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang