"Ini anniversary kita yang ke-7 Jaebum! Dan kenapa kau tidak peka sedikit pun ?",Teriak Jisoo kesal.
"Bukankah kau yang mengatakan bahwa aku boleh pergi ke Daegu untuk urusan bisnis ? Mengapa sekarang kau marah padaku ?"
"Aku mengujimu saat itu. Kupikir kau akan tetap bertahan disisiku. Mungkin kita bisa menghabiskan waktu bersama sepanjang malam. Makan masakan yang ku sukai,menonton film komedi yang membuat kita tertawa bersama,atau bahkan lebih sederhananya saja,jalan berdua denganmu di pinggir sungai han sudah cukup untukku."
Mata Jisoo mulai berkaca-kaca. Ia melihat ke arah lain dan menghembuskan napasnya pelan. Berusaha mengontrol emosinya yang benar-benar sudah tak bisa ia tahan lagi. Jaebum berdiri kaku menatap gadisnya. Ingin rasanya ia berjalan ke arah Jisoo dan mendekap hangat gadis itu. Namun entah mengapa tak ada yang bisa ia lakukan kini selain menatap nanar Jisoo yang ia yakini tengah berusaha menahan emosinya. Entah luapan amarah ataupun isakan tangis yang akan keluar dari diri Jisoo nanti.
"...Namun nyata nya apa yang ku dapat ? kau dan keegoisanmu itu lebih memilih meninggalkanku. Aku ini kekasihmu Im Jaebum. Tak bisakah kau memperlakukanku layaknya seorang kekasih ? Aku bahkan sempat iri pada laptopmu yang selalu kau genggam seharian. Aku bahkan iri dengan sebuah telepon genggam karena kau akan begitu merasa kehilangan jika ia tak ada. Aku bahkan pernah berpikir,bahwa kau baik-baik saja tanpa diriku."
"Jisoo..."
Jisoo menghapus kasar air mata yang menuruni wajahnya. Menghembuskan napasnya lagi sembari menunduk. Ia benar-benar sudah berada di ambang batas kesabarannya. Ia bahkan rela jika harus melepaskan prianya daripada memilih bertahan,namun malah akan lebih sering menyakitinya dan Jaebum.
"Jisoo...ak-"
"...Jaebum. Aku belum selesai. ",Potong Jisoo cepat. Banyak hal yang ingin Jisoo proteskan pada prianya. Namun,belum sempat Jisoo membuka kembali mulutnya dan menghujani Jaebum dengan segala catatan dosanya,salah seorang karyawan muncul. Napasnya terengah-engah.
"Direktur. Ada masalah terkait kerja sama dengan Cloud Corp.",ujar karyawan pria itu setelah berhadapan dengan Jaebum.
Berlari menuju lantai 9 sebuah gedung memang bukan hal mudah. Terlebih karena Karyawan pria itu memang membutuhkan atasannya untuk masalah bisnis. Ia sudah mencari Jaebum di ruangannya namun menurut Nayeon-sekretarisnya- ia tidak berada di ruangan sejak pagi. Hanya tas kerjanya saja yang lebih dulu sampai ke tangan Nayeon lewat supirnya. Sisa nya tidak ada tanda-tanda bahwa Direkturnya itu sudah tiba di kantor.
"Bambam,apa maksudmu ?",suara Jaebum berubah menjadi lebih serius sekarang.
"Rumit jika dijelaskan disini Direktur. Mari kita membahasnya di ruangan anda. Saya sudah menaruh beberapa berkas disana."
Jaebum menatap Jisoo setelah mendengar ajakan Bambam. Tatapan dingin Jisoo benar-benar tidak bisa ia lawan. Bahkan prianya ini sudah mengeluarkan wajah sedihnya. Berharap saja gadisnya akhirnya luluh dan membolehkannya untuk meninggalkan percekcokan ini dan mengurus masalah perusahaannya.
"Baiklah Jaebum. Aku akan memberikan kesempatan kedua."
Tatapan Jaebum berbinar setelah ucapan Jisoo. Ia benar-benar bahagia bahwa gadisnya masih sama seperti dulu. Cerewet dan pemarah namun disisi lain hatinya begitu lembut. Itulah yang membuat hati Jaebum akhirnya jatuh pada Jisoo.
"Silahkan kau pilih untuk menyelesaikan masalah kita dan bertahan disini denganku...atau selesaikan masalah bisnismu,tentu saja dengan mengikuti ajakan Bambam. Ohya,apapun pilihanmu aku tidak akan marah."
◊◊◊
"Apa semua nya sudah siap ?",Tanya Jinyoung pada sekretarisnya meski tatapannya masih terpaku pada beberapa file yang harus ia tanda tangani sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Decision of The Heart [LENGKAP]
Fanfiction#11 untuk cerita yang ber-tag Im Jaebum 12 Agustus 2018 Ini tentang percintaan rumit 2 gadis muda yang memilih bertukar tubuh. Bukan tak mensyukuri. Bukan pula terlalu takut berangan tinggi. Namun,hanya berawal dari keraguan akan arti cinta yang sel...