Chapter 12

580 86 20
                                    

Jiyeon menarik kopernya perlahan. Sedetik kemudian ia membalikkan tubuhnya ke belakang,menatap Jaebum dengan tatapan tak percaya. "Singapore?". Jiyeon bertanya dengan mata yang masih membulat. Jaebum yang merasa kekasihnya itu menggemaskan,segera memeluk tubuh gadis semampainya itu. "Hm. Singapore. Bukankah kau ingin kemari?". Jawabnya yang sudah merenggangkan pelukan.

"Bagaimana....Bagaimana kau tau aku ingin kemari?"

Jaebum mengangkat sebelah alisnya. Ia kemudian merubah mimik wajahnya menjadi kesal. "Aku tahu,jika aku terlalu banyak bekerja. Melupakanmu. Melupakan setiap tanggal anniversary kita. Bahkan aku masih berhutang padamu,karena itu aku ingin membayarnya segera." Ucap Jaebum dengan senyuman khas yang membuat matanya menyipit sempurna.

"hutang?"

"ah,kau sedang mengujiku atau bagaimana Jisoo-ya! Meski aku pelupa,terlihat tidak serius dengan hubungan kita,setidaknya aku ingat janjiku yang akan membawamu ke Singapore ketika aku sukses nanti." Dengus Jaebum sambil membuang  muka ke arah lain.

Jiyeon membeku. Entah mengapa beberapa kalimat yang baru saja Jaebum lontarkan,begitu perih dirasa. Semakin Jiyeon mengenal Jaebum,semakin Jiyeon tahu betapa pria itu sangat menyanjung Jisoo. "Tidak ada tempat bagiku disana". Batin Jiyeon.

"Aku,aku salah lagi Jisoo?". Panik Jaebum saat melihat raut wajah kekasihnya yang sendu. Namun,dengan cepat Jiyeon menggeleng,"Aku bahagia Jaebum,terima kasih." Senyum mengembang di wajah cantiknya. Benar,ucapan terima kasih seharusnya Jiyeon katakan,karena Jaebum bersedia mengajaknya berlibur ke Singapore. Meski maksud Jaebum bukan dirinya. Setidaknya keinginan Jiyeon ketika masih kecil-bahwa akan ke Singapore bersama pria yang dicintainya-dapat terlaksana.

"Jadi,apa rencanamu selama 2 hari 2 malam di Singapore?". Tanya Jaebum saat keduanya memasuki mobil yang sengaja disewa Jaebum selama mereka di Singapore. "hm.....Universal studio. Aku ingin kesana." Jawab Jiyeon malu-malu namun masih menggemaskan. 

Jaebum yang mendengarnya,langsung tersenyum."Kenapa kau sederhana sekali Kim Jisoo. Begitu sederhananya sampai aku selalu nyaman denganmu. Baiklah. Ayo kita ke Universal Studio!!"

+++++++++++++++++++++

"Jinyoung...."

"Hm?"

"Tidak apa-apa kan?",tanya Jisoo takut-takut.

Jinyoung tersenyum. Senyum yang selalu membuat Jisoo terpaku dan melupakan dirinya,keluarganya bahkan Jaebum,kekasih yang sudah 7 tahun itu ia kencani. "Tentu saja tidak apa-apa,Sayang. Aku paham jika kau belum siap. Aku pun juga begitu. Tidak masalah. Kau istirahatlah,pasti melelahkan selama di perjalanan". Jelas Jinyoung sambil mengusap pelan rambut belakang Jisoo. Pria tampan itu lalu memegang koper miliknya dan berlalu meninggalkan Jisoo di depan kamar hotel yang telah dipesan -untuk mereka-.

Selama diperjalanan Jisoo berulangkali memikirkan tentang hal ini. "Apakah boleh jika ia sekamar dengan Jinyoung? Apakah tidak apa? Bukankah tidur sekamar dengan pria lain di tempat yang sama itu tidak baik? Tapi bukankah sekarang  ia adalah gadis bersuami? Ah,bukankah itu status milik Jiyeon?". Pertanyaan semacam itu terus-menerus berputar di otaknya. Hingga akhirnya Jisoo memutuskan untuk berpisah. Ya,hanya berpisah tempat tidur dengan alasan belum siap tentu Jinyoung mengerti.

"Maafkan aku Jinyoung-ah...",desis Jisoo pelan saat melihat punggung Jinyoung semakin menjauh darinya.

+++++++++++++++++++++++++

Ckrek!

Jiyeon menoleh ke arah sumber suara.

"ah,Jaebum-ah! Apa  yang kau potret hah?",Marah Jiyeon sambil berusaha merebut kamera yang dipegang Jaebum.

The Decision of The Heart [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang