Jinyoung tersenyum manis kala Jisoo keluar dari villa dan menghampirinya. Tak bisa dipungkiri jika ia terpesona pada kecantikan natural milik Jisoo. Bukan! Bukan berarti Jiyeon tak cantik,hanya saja gadis itu selalu mengenakan full make-up jika bersamanya.Sudah pernah Jinyoung katakan,untuk biasa saja jika mereka tengah berdua,namun gadis bermarga Park itu seakan tak pernah peduli pendapat Jinyoung. Yang sedikit mengganggu baginya ialah eyeliner dengan garis panjang melebihi garis kelopak mata. Para gadis menyebutnya dengan cat eyes? Smoke eyes? Entahlah. Bahasa itu kurang familiar baginya.
Selebihnya? Jinyoung menyukainya. Entah Jiyeon mengenakan lipstik merah darah,pink muda,bahkan tak mengenakan lipstik pun ia suka. Jiyeon menggunakan kontak lensa ataupun tidak,ia juga suka. Apapun itu asal tidak dengan eyelinernya. Meski akhir-akhir ini gadis itu mengurangi pemakaian eyeliner.
Jinyoung membukakan pintu mobilnya untuk Jisoo. Memikirkan Jiyeon,bukan berarti ia harus melupakan kencannya dengan Jisoo bukan?
Tangannya terhenti dan tatapannya terpaku menatap mobil lamborghini silver milik Jaebum yang mendahulinya. Sedikit rasa tak terima jika istrinya dibawa pergi oleh pria lain. Tapi disisi lain,ia tak bisa berbohong bahwa ia begitu ingin kencan dengan Jisoo.
Menghembuskan napas pelan,Jinyoung segera masuk kedalam mobil dan menjalankannya dengan sempurna.
---
"Apa ada suatu tempat yang ingin kau kunjungi?",tanya Jinyoung memecah keheningan.
Jisoo yang sejak tadi asik bermain game bawaan dari smartphone nya segera menatap Jinyoung. "Tempat yang ingin ku kunjungi? Sepertinya tak ada.",jawabnya lalu kembali fokus pada game-nya.
Jinyoung yang tengah membuka mulutnya kembali terkatup karena ucapan Jisoo yang tiba-tiba. "Ah! Ada satu tempat yang ingin ku kunjungi. Sejak dulu. Sejak aku masih remaja.",Ucap gadis itu dengan menggebu-gebu. Jisoo kini terlihat seperti anak sekolah yang diberitahu jika akan melakukan karyawisata. Ia sungguh bahagia. Jinyoung tak bohong akan hal itu.
Pria rupawan itu tersenyum,"lalu dimanakah tempat itu?",tanya nya sambil melihat Jisoo sesekali.
"Museum Teddy Bear. Aku ingin kesana."
Jinyoung mengernyitkan kedua alisnya. Mengingat-ingat bagaimana bentuk dan dimana letak museum itu. Beberapa detik kemudian,ia mengangguk paham.
"kenapa harus Museum Teddy Bear? begitu banyak tempat wisata di Jeju,dan kau malah ingin ke museum ?"
Jisoo dengan senyum malu-malu kemudian bersuara,"kau pernah dengar drama korea yang berjudul Princess Hours?"
"Princess...Hours?",ulang Jinyoung.
"Hm. Princess Hours. Waktu remaja aku suka sekali menonton drama itu,dan salah satu scene yang aku suka ialah,saat putri mahkota pergi dengan ibu suri ke museum teddy bear. Aku bahkan pernah bermimpi ingin mengajak pria yang ku cintai kesana,namun...yah kau tau sendiri kan bagaimana Jaebum itu?",Jelas Jisoo yang diakhiri dengan senyum pahit.
Jinyoung terdiam sebentar. Merasa kasihan pada Jisoo. Gadis itu mempunyai mimpi sederhana dengan kekasihnya,namun pria yang berstatus kekasih Jisoo itu seakan tak peduli. Jika pria itu dia,Jinyoung pasti akan menuruti semua keinginan Jisoo. Apapun. Karena sedih rasanya bila kita tak pernah dianggap ada oleh seseorang. Seperti kasusnya dengan Jiyeon. Entah mengapa,ada sepercik amarah muncul di dada Jinyoung. Pria dengan alis hitam tebal itu mencengkram erat kemudi mobil. "kau benar-benar payah Im Jaebum!",ucapnya dalam hati. Dan setelah itu Jinyoung berjanji untuk membahagiakan Jisoo. Meski hanya satu hari.
---
"Jinyoung,apa kita pulang saja?"
Jinyoung yang baru saja mengunci pintu mobilnya segera mendekati Jisoo. "pulang?",tanyanya bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Decision of The Heart [LENGKAP]
Fanfiction#11 untuk cerita yang ber-tag Im Jaebum 12 Agustus 2018 Ini tentang percintaan rumit 2 gadis muda yang memilih bertukar tubuh. Bukan tak mensyukuri. Bukan pula terlalu takut berangan tinggi. Namun,hanya berawal dari keraguan akan arti cinta yang sel...