Mulut Jiyeon terngaga mendengar penuturan Jisoo. Masalah raga mereka yang tertukar saja belum terselesaikan. Sekarang bertambah lagi masalah bagi mereka? Entah mengapa untuk kali ini Jiyeon ragu Tuhan menyayanginya. Mata gadis berambut gelombang yang menjadi ciri khas Jisoo itu terpejam. Memikirkan ultimatum yang diberikan ayahnya. Jiyeon tahu dengan pasti jika segala yang ayahnya ucapkan itu adalah mutlak. Terlebih dengan kondisi perusahaan yang tengah sakit,Jiyeon yakin,sangat yakin,jika ayah kandungnya itu berani melakukan apa saja demi kelangsungan perusahaan yang ia bangun sejak nol.
"Lalu apa yang kau katakan pada ayahku?." Jiyeon menatap tajam Jisoo dihadapannya. Ia perlu tahu apa yang gadis itu pilihkan untuk masa depannya. Jika gadis itu salah dalam memilih,dengan menikahi Jinyoung misalnya,ia tidak akan segan-segan meminta pertanggung jawaban Jisoo agar ia saja yang menikahi pria tampan dengan latar belakang keluarga baik-baik itu.
"aku,aku mengatakan pada ayahmu butuh waktu." Jawaban Jisoo berhasil mengukirkan senyum lega pada wajah Jiyeon. Ia bersyukur –setidaknya- Tuhan merubah raganya dengan milik Jisoo. Gadis baik dan bijak menurut Jiyeon. Yang tidak membuat masalah menjadi semakin rumit.
"Tapi Jiyeon,ayahmu memberi kita waktu hingga akhir minggu ini saja. Bagaimana jika hingga akhir minggu ini raga kita tidak kembali?." Jisoo memecahkan lamunan Jiyeon dengan suara bergetarnya. Meski baru beberapa minggu ia tinggal bersama keluarga Jiyeon,namun bisa Jisoo rasakan bagaimana Tuan Park,yang notabene adalah ayah kandung dari Jiyeon itu begitu menakutkan. Terlebih jika dalam memberikan keputusan,pria paruh baya itu benar-benar keras.
Jiyeon tersenyum melihat betapa Jisoo telah masuk dalam kuasa sang ayah. Sedikit pikiran jahil Jiyeon muncul. "Jika hingga akhir minggu raga kita tidak kembali? Tentu saja kau harus menikah dengan Jinyoung! Kau Park Jiyeon sekarang,Kim Jisoo." Ucap Jiyeon dengan penekanan pada beberapa kalimat. Mata Jisoo membulat sempurna. Mulutnya terkatup dan terbuka persis seperti ikan yang ditarik ke darat. Seolah ia ingin berkata-kata namun ia tidak kuasa.
Beberapa detik kemudian tawa Jiyeon pecah. "Aku bercanda Jisoo. Kenapa kau serius sekali?." Jelas Jiyeon masih dengan tawa yang menurut Jisoo menyebalkan. Ia sungguh serius mengajak Jiyeon berbincang disini. Bahkan ia merelakan meeting nya dengan beberapa karyawan eksekutif perusahaan Jiyeon hanya untuk membahas masa depan ia dan gadis dihadapannya. Namun sepertinya gadis itu tidak mempan sama sekali atas ancaman sang ayah.
"Kita pikirkan itu nanti saja ya? Kepalaku penat,dan badanku lelah setelah beberapa kali naik-turun tangga mencari beberapa berkas di ruang file." Keluh Jiyeon pada Jisoo. Gadis degan perawakan dingin itu menatap tak percaya pada Jiyeon.
"untuk apa kau turun-naik tangga jika ada lift di gedung itu Jiyeon?." Jisoo benar-benar tidak habis pikir atas jalan pikir gadis dihadapannya. Lalu apa gunanya Jaebum mendirikan gedung bertingkat dengan lift super mewah menghiasi gedung itu jika karyawannya masih menggunakan tangga untuk berpindah lantai? Sungguh Jisoo tidak habis pikir.
"lift rusak. Dan kebetulan aku ingin." Jawab Jiyeon sekenanya.
"Ingin? Sungguh,Park Jiyeon,aku tidak mengerti kau."Dengus Jisoo. Gadis itu memalingkan wajahnya ke arah lain sambil meminum ice-coffee yang sejak 30 menit lalu ia pesan.
"Jisoo?." Sebuah suara membuat Jiyeon dan Jisoo yang tengah menikmati minuman mereka segera berpaling ke arah sumber suara. Mata indah milik Jiyeon terbelalak sempurna setelah melihat siapa gadis yang memanggilnya. "Ternyata kau benar Jisoo?." Ulag gadis itu lagi,namun kini ia mendekat pada meja yang tengah diduduki oleh Jiyeon dan Jisoo.
"Lama tidak bertemu? Bagaimana kabarmu?." Tanya gadis itu dengan mengangkat tangan putih nya ke arah Jiyeon. Jiyeon yang tidak mengerti hanya bisa melirik beberapa kali pada Jisoo,namun sepertinya,gadis yang Jiyeon tatap itu juga masih mengingat-ingat dimana mereka pernah bertemu. Melihat tidak ada sambutan tangan dari Jisoo,membuat gadis cantik dengan tubuh langsing itu meletakkan lagi tangannya di samping tubuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Decision of The Heart [LENGKAP]
Fanfiction#11 untuk cerita yang ber-tag Im Jaebum 12 Agustus 2018 Ini tentang percintaan rumit 2 gadis muda yang memilih bertukar tubuh. Bukan tak mensyukuri. Bukan pula terlalu takut berangan tinggi. Namun,hanya berawal dari keraguan akan arti cinta yang sel...