kejadian #28

1.3K 47 2
                                    

Nohana yang merasa baikan kini mencoba berdiri dan berjalan ke arah lapangan dengan tertatih-tatih sambil menahan rasa sakit kepala yang luar biasa

Mio yang selesai membersihkan diri melihat Nohana menuju lapangan langsung berlari mengejarnya
"Nohana! " teriaknya cemas

Mio mendekati Nohana langsung menarik lengan Nohana dan membawanya ke toilet lagi

"Nohana! Kau belum pulih! Kau harus istirahat.. " mata Mio tercengan saat menatap tubuh Nohana yang tak ada luka robek lagi
"A-apa? Ba-bagaimana bi-bisa?" tanya Mio tergagap dan tak percaya sekaligus takut

Nohana melihat tubuhnya yang di penuhi darah tetapi tak ada luka langsung menoleh kearah Mio
"Setiap Vampir memiliki kekuatan ini Mio, kau jangan takut.. Aku takkan melukaimu" jawabnya pelan

Sesaat Mio terdiam lalu mengambil handuk yang di campur air untuk membersihkan darah di tubuh Nohana

Mio mengelap badan Nohana secara pelan dan mengusap ke wajah Nohana yang tampak mengerikan di penuhi oleh darah dengan lembut

"Maafkan aku Nohana, semua ini gara-gara aku" rintih Mio sambil terisak

Nohana menatap Mio cepat sambil menggelengkan kepalanya
"Tidak Mio, ini salahku.. Coba aku tak memanggilmu, semua ini tidak akan terjadi"

Mio terisak hingga mengeluarkan air matanya

Nohana yang melihat air mata Mio langsung mengusapnya pelan
"Jangan menangis Mio"

Mio menghentikan usapannya lalu memeluk Nohana erat sambil menangis
"Jangan jauhi aku Nohana, aku tidak punya teman yang seperti dirimu, walaupun kamu vampir.. Aku masih ingin bersahabatan denganmu"

Nohana terharu mendengar ucapan Mio yang masih ingin berteman dengannya.. Nohana membalas pelukan Mio dengan pelan
"Baiklah Mio, trimakasih.."

Tak lama Mio melepaskan dekapannya "tidak-tidak.. Untuk apa kau berterima kasih.. Seharusnya kan aku? Kau sudah menyelamatkan hidupku " ujarnya tersenyum

Nohana yang bersih dari darahnya itu tersenyum juga "baiklah.. Jangan bilang siapa-siapa ya tentang rahasiaku?" ucapnya sambil mengeluarkan jari kelingkingnya

Mio membalas kelingking Nohana dengan mengaitkan kelingkingnya dengan kelingking Nohana sambil tersenyum "aku berjanji"
.
.
.
Hari sudah petang dan matahari pun sudah tenggelam

Wajah Nohana memucat dan rasa sakit di kepalanya datang kembali
"Aku harus pulang " lirihnya

"Kalo begitu akan aku antar ! Lagi pula wajahmu pucat sekali dan badanmu panas" ujar Mio khawatir

Nohana menggelengkan kepalanya
"Tidak usah Mio, semua vampir mengalami ini kok, toh nanti akan sembuh" ujarnya meyakinkan

Mio bersikeras menawarkan bantuannya tetapi selalu saja di tolak halus oleh Nohana
Yang akhirnya Mio pun mengalah

"Yaudah Nohana, aku tak yakin kau baik-baik saja... Tetapi kalo kau butuh bantuan telpon saja aku! " ucapnya serius +khawatir

Nohana mengangguk lalu tersenyum

Dan mereka pun berpisah di persimpangan jalan

Wajah Nohana memutih pucat serta seluruh tubuhnya, rasa sakit kepala kembali menerjang Nohana membuatnya merintih kesakitan

Sesampai di stasiun Nohana bersikeras untuk berjalan walaupun sambil terhuyung-huyung menahan rasa sakit kepalanya dan seluruh tubuhnya yang panas itu

Dari kursi penunggu penumpang yang terletak di pinggir stasiun terlihat berberapa penumpang lainnya dan Arioo yang tengah duduk sendirian sambil memperhatikan jam tangannya

Nohana tak sadar jika ia telah menabrak tong sampah hingga suara tong sampah itu nyaring bunyinya.. Dan Nohana pun terjatuh

Penumpang yang duduk hanya melihat Nohana terjatuh tanpa membantunya sedangkan Arioo terkejut dan langsung berjalan kearah Nohana tersungkur

"No-nohana?" tanya Arioo khawatir dengan kondisi Nohana yang tak sehat

Nohana menatap Arioo dengan mata sendu itu langsung pingsan
.
.
.

Nohana terbangun setengah sadar saat hidungnya mengendus-ngendus bau yang enak
Terlihat Arioo sedang susah payah menggendong Nohana di jalan malam yang sepi sambil berjalan kaki sampai keringat yang mengalir di pipinya

Nohana yang menyadari bahwa dirinya sedang di gendong Arioo pun terkejut dan meronta-ronta untuk di lepaskan hingga tangan Nohana memukul kepala Arioo berkali- kali

Arioo yang menahan sakitnya itu berseru
"Bisa diam gak! Sakit tau!" rintihnya

"Lepasin aku! Aku nggak mau di gendong sama kau tuh!!" teriak Nohana masih dengan memukul kepala Arioo bertubi-tubi

"Emang kau yakin?! Bisa berjalan sendiri?!" seru Arioo sambil menahan sakitnya

"Iyalah! Aku buktikan!" teriak Nohana sukses membuat Arioo terhenti dan langsung menurunkan Nohana dari punggungnya

"Aku bisa pulang sendiri!!" seru Nohana sombong sambil berlalu meninggalkan Arioo di belakangnya tak lama ia berjalan..

Gdebrruugghh..

Nohana terjatuh lagi dan pingsan lagi

Arioo menghela nafas dengan kasar lalu menggelengkan kepalanya
"Dasar keras kepala, Huh!" ujarnya kesal lalu menggendong Nohana lagi dan pergi..
.
.
.
.

Nohana tersadar sambil melihat sekelilingnya ternyata ia sudah berada di dalam kamarnya
Ia tak ingat kejadian yang menimpanya tadi.. Tak lama ..

Krrieet..

Terlihat seseorang membukakan pintu kamarnya dan berjalan menujunya

"Udah mendingan?" tanyanya

Nohana memejamkan matanya sesaat sambil menghembuskan nafas panjang
"Iya Nova, aku baik-baik aja " ujarnya sambil tersenyum

"Syukurlah.. Oh iya.. Tadi cowok yang mengantarmu pulang, siapa dia? Pacar kamu?" tanya Nova sambil tersenyum penasaran

"Dia Arioo temen sekolah, nggak lebih". jawab Nohana dingin
"Emang kenapa Nov,?". Tanya Nohana penasaran

"Tadi pas kamu diantar pulang sama dia.. Dia kelihatan kecapekan.. Keringatnya bercucuran dan nafasnya ngos-ngossan dan kamu beruntung Nohana,, ternyata dia guanteng banget! Tetapi dia langsung pulang tak mau mampir tadi". Ujar Nova panjang dan tersenyum lebar.. "Yang mengagetkanku ternyata cowok itu memiliki darah yang sangat manis!"

"Terus kalo dia memang darah manis emang kenapa?" tanya Nohana heran

"Ya aku gigit lah! Kau tak tau berapa beruntungnya seorang vampir mendapatkan manusia berdarah langka seperti Arioo!" seru Nova dengan wajah menyeringai

Nohana menatap Nova dengan tajam sambil mengenyirtkan dahinya
"Nova!! Kau tidak sadar apa yang kau katakan itu? Membuatku semakin marah!" lantangnya membuat Nova keheranan

"Kau kenapa Nohana? Kau sepertinya tak berpihak kepada kaum mu sendiri? Atau kau menyukai cowok itu ya?" tanya Nova tersenyum jahil sambil mencolek pipi Nohana

Muka Nohana seketika memerah dan langsung membuang muka.. Dan berbaring berlawanan arah dari Nova

"Wah ternyata benar, seorang singa jatuh cinta kepada dombanya?" ujar Nova sambil tertawa..

Nohana hanya terdiam sambil memaksa matanya agar terpejam

"Yaudah.. Aku dukung kamu aja Nohana, biar jadian sama dia.. Aku nggak bakalan gigit dia kok! Tenang aja!" ujar Nova menyemangati Nohana dari belakang

Nohana menoleh kearah sahabatnya itu dengan tersenyum
"Makasih Nova.."

Nova tersenyum dan mengangguk
"Yaudah tidur gih, besok sekolah"
Lalu Nova bangkit dari duduknya dan beranjak pergi dari kamar Nohana..

Nohana tersenyum lalu perlahan memejamkan matanya dan tertidur..

#ToBeContiuned

 A VAMPIR in LOVE   | TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang