Haruskah? #25

1.3K 49 0
                                    

Nova POV'S

Aku tak tau aku dimana
Semuanya begitu gelap.. Sama sekali tak terlihat apapun
Aku berjalan tanpa arah entah kemana tujuanku.. Aku berteriak sekeras mungkin.. Tetapi tidak ada satupun yang mendengarku.. Sampai aku lelah dan pasrah menghadapi semua ini.. Sungguh gelap

Tak lama ada sebuah cahaya kecil sedang melayang.. Terlihat sangat kecil.. Akan tetapi cahaya tersebut mendekatiku.. Semakin besar cahayanya membuat mataku silau..

Tak lama cahaya itu berhenti dan cahaya itu melebar membuat semua ruangan terlihat ..
Tak ada satu pun barang yang ada di ruangan ini.. Hanya aku seorang..

Cahaya tadi masih terlihat di hadapanku lalu ia pecah menjadi.. Emm .. Seperti memori orang? Hah? Memori? Sepertinya begitu soalnya pecahannya menunjukkan gambar fisik orang.. Orang yang sedang berbicara.. Dan lebih mengagetkanku terlihat Nohana di memori itu.. Tunggu sebentar itu..

"Mio jangan!"

"Aku takkan biarkan mereka menyentuhmu Nohana karena kau sudah kuanggap sebagai sahabatku"

Apa ? Ternyata Nohana ada sahabat selain aku, oke itu tidak masalah.. Akan tetapi Sahabat Nohana itu memiliki darah manis.. Sangat berbahaya bagi gadis itu.. Aku harus menghentikannya.. Harus

(Nova belum sadar bu.. Bagaimana ini?)

Siapa itu yang berbicara? Tunggu aku mengenali suara itu.. Nohana!

Aku berusaha tuk bangkit tetapi sulit ntah mengapa dan karena apa? Aku tak tau..

(Yaudah nak kita panggil dokter aja.. Mari nak)

Tunggu jangan pergii!! Nohana!!
Aku berusaha lagi.. Akhirnya mataku mulai terbuka perlahan ku melihat Nohana sedang beranjak dari tempat duduknya di sampingku..

"No- nohana" panggilku pelan agar dia menyadari kesadaranku..

Dia pun menoleh dan melihatku dengan terkejut.

"Ibu! Kak Riko! Nova sudah sadar!" teriaknya gembira

Nohana mendekatiku dan menggenggam tanganku dengan erat
"Syukurlah kau sudah sadar"

"Aku kenapa?" tanyaku bingung menatap ruangan ini sepertinya ini di kamar Nohana tadi..

"Kau tadi pingsan.. Apa kau baik-baik saja?" tanyanya cemas terlihat dari wajahnya

Aku hanya mengangguk pelan

Tak lama Ibunya Nohana dan kak Riko membuka pintu kamar dan langsung mendekatiku

"Nova kau kenapa?" tanya kak Riko khawatir

" ntahlah kak mungkin terlalu banyak meramal" ujarku sambil terkekeh

"Kamu ini bikin kami semua khawatir tauk!" ujar kak Riko tersenyum sambil mencubit pipiku

"Sakit kak" ucapku pelan

Kak Riko melepaskan cubitannya dan memberiku segelas air putih
"Nah minumlah.."

Lalu aku bangkit dan bersandar di dinding kamar di bantu kakakku kemudian aku minum tuh air

Setelah itu aku tersadar bahwa tadi aku melihat memori Nohana, langsung saja aku buka mulut dan menjelaskannya kepada Nohana, kak Riko dan ibu Nohana
"Aku tadi sekilas melihat memorimu Nohana"

Nohana menaikkan sebuah alisnya
"Hah? Memori?" tanyanya tak mengerti

Aku mengangguk "kau harus jauhi cewek itu" ucapku to the point

Mereka menatapku dengan kebingungan seakan mereka tak mengerti

Aku menghembuskan nafas panjang dengan kesal
"Tadi aku lihat seorang cewek bicara padamu.. Katanya kau adalah sahabatnya dan dia rela mati buatmu"

Dia masih terlihat kebingunan

Aah! Dia sungguh pelupa!

Sepertinya dia sedang berfikir terlihat dari dia sedang memegang dagunya dan mengelusnya dan akhirnya dia menatapku seaakan dia mengerti

"Mio! Dia yang kau maksud itu Mio kan?!" tanyanya yakin

"Yap!" jawabku singkat

"Kenapa kau melarangku bergaul dengannya.. Dia satu-satunya kawan di sekolahku" ucapnya sambil mengenyirtkan dahinya

"Kau tak boleh bergaul kepada manusia Nohana.. Sebab kita para vampir sangat berbahaya bagi mereka apalagi manusia itu berdarah manis" ucapku panjang dengan nada serius

Nohana terlihat sedih mendengar perkataanku dan sekarang ku merasa bersalah.. Tapi apa boleh buat, itu semua demi Nohana..

"Baiklah" jawabnya sedih lalu ia berlalu dari ruangan ini dan pergi keluar

"Nohana tunggu" ucap ibunya yang juga menyusul Nohana pergi

Aku hanya terdiam di tempat dan menjadi merasa bersalah padanya.. Maafkan aku Nohana

"Kenapa kau bilang begitu dik? Tanya kak Riko mengaggetkan diriku

"Demi Nohana kak.. Walaupun pahit" sahutku mengakhiri obrolan kami

Kak Riko terdiam tak lama mengangguk pelan..

"Kamu istirahat lah biar kususul Nohana" ujar kak Riko tersenyum lalu beranjak keluar dari kamar..

A

ku hanya mengangguk sambil membalas senyumannya itu

Nova POV'S END'S

#ToBeContiuned

 A VAMPIR in LOVE   | TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang