Mau liat Shania ngamuk? baca sampe habis ya guys. klik bintang dulu hayukkk...
~*~*~*~
"Saya Gin Goblin calon suaminya Shania."
Shania tercekat. Bunuh aja gue, Gin! Bunuh!!!
"Jangan percaya Gav, dia cuma bercanda. Gin orangnya emang suka ngawur haha," ucap Shania cepat. Jelas sekali ia terlihat gelagapan, belum lagi tawa gadis itu yang terdengar aneh dan dipaksakan.
"Ngga—"
Shania cepat-cepat membekap mulut Gin sebelum pria itu kembali berulah. Ia memutar kepalanya menghadap Gin lengkap dengan senyum lebar –tapi matanya melotot galak. "Bercanda kan, Gin? Bercanda, kan?"
Gin menepis tangan Shania "Yaudah ... buat sekarang bercanda," Sungutnya dengan tampang cemberut. "Tapi lain aww ... aww—" Gin mengusap-usap pinggangnya yang terkena cubitan maut Shania, "sakit, Sha." Ringisnya dan hanya dibalas Shania dengan pelototan yang artinya makanya-jangan-macem-macem.
Ting.
Lift kembali terbuka dan keluarlah orang-orang dari dalam sana. Shania yang merasa harus memanfaatkan kesempatan ini, lantas menarik Gin menuju lift.
"Gav, kayaknya elo mau pergi deh. Ntar malem gue ke apartemen lo aja ya! Gue duluan ya, Gav!" ujar Shania sambil mendorong-dorong Gin ke dalam lift. Ia harus cepat-cepat pergi sebelum Gavrel bertanya yang aneh-aneh dan Gin semakin mengacau.
Tapi emang bahlul Dewa yang satu itu. Dengan wajah tanpa dosa, Gin malah keluar lagi buat ngambil kotak mie instan sialan kesayangannya itu. Jelas aja Shania gondok setengah mati, padahal dia udah mencet-mencet tombol lift biar pintunya cepet nutup.
Shania melambaikan tangan pada Gavrel saat pintu lift berangsur menutup, meninggalkan pemuda itu yang masih berdiri di depan lift tanpa ekspresi.
Gavrel menatap tangan kirinya yang terlambat sepersekian detik untuk menggapai tangan Shania sebelum gadis itu mendorong pria yang entah siapa itu. Sesaat kemudia ia terhuyung ke belakang. Tanggannya terkepal.
~*~*~*~
"GIN!!! MAKSUDNYA APA NGOMONG GITU KE GAVREL?!" Shania berkacak pinggang, menatap garang pria yang sedang meletakkan barang belanjaan ke atas meja makan.
"Kan emang bener kalo Shan—"
"GIN!! AWAS YA KALO NGOMONG GITU LAGI!!" teriak Shania berapi-api.
"Biarin!" bukanya nyesal, Gin malah meletin lidahnya terus ngacir ke kamar mandi. Kontan saja Shania memekik kesal dan mengepalkan kedua tangannya di udara dengan geram.
"Gin! Gue bisa denger lo ngakak di kamar mandi! awas aja ya besok gue cabut kompor gas biar lo nggak bisa masak mie!!!"
Setelah mengambil soft drink dari kulkas, Shania menghempaskan tubuhnya di sofa lalu mendengus kesal. Dengan emosi yang masih meluap, dibukanya minuman kaleng itu lalu diteguknya sampai habis. Sumpah pengen gue bejek-bejek tuh Dewa jadi-jadian! nyebelin banget!
Meletakkan kaleng kosong di atas meja, Shania lalu meraih tasnya. Awalnya ia berniat mencari ikat rambut, tetapi layar ponselnya yang menyala membuatnya mau tak mau harus mengambil benda itu.
Melihat nama yang terpampang di layar masih sama, Shania menghempaskan benda itu ke sisi sofa sebelahnya lalu mengkiat rambut dengan asal. Setelah layar ponselnya sudah berganti dengan wallpaper lockscreen, barulah diraihnya kembali benda tersebut.
Mama 64 missed call. 4 new message.
"Tumben ...." gumamnya lirih. Diketuknya ikon messages lalu dibacanya dari yang paling baru hingga terlama.
KAMU SEDANG MEMBACA
GINOSIDE [COMPLETED]
FantasyShania terkejut mendapati bantal yang biasa dipeluknya saat tidur tiba-tiba menjelma jadi pria tampan dan berkata bahwa Shania adalah istrinya. Mungkin efek kelamaan jomblo dan kebanyakan nonton drama korea, dirinya suka ngayal...