(Part 14)

145 10 0
                                    


Rangga menatap tajam pada rizky dan langsung menarik tangan dinda dengan kasarnya sehingga dinda tersimpan dalam dada bidang milik rangga, dan rangga langsung melingkarkan tangannya pada tubuh dinda,, ia sengaja melakukan itu di depan rizky agar dia tau kalo rangga gak akan membiarkan orang lain merebut dinda darinya..
“ rangga..” lirih dinda yang kaget dengan kelakuan rangga,, dia berusaha lepas dari pelukan rangga,, tapi tidak bisa, rangga memeluknya dengan sangat erat.. sedang rizky hanya diam menahan emosi dan cemburunya, dia juga tidak bisa berbuat apa apa, karena nantinya rangga akan curiga tentang perasaan rizky pada dinda jika ia membantu dinda..
Dinda mencoba lagi,, sekarang berhasil.. tanpa basa basi dinda berlari entah kemana, ada sedikit cairan bening yang mengalir dari manic kembarnya,, dia malu dengan yang barusan terjadi apalagi itu terjadi di depan rizky,, takut rizky berfikir yang macam2 tentang dirinya..
“ dinda…” panggil rizky hendak mengejar, tapi rangga mencengkram kuat tangan rizky..
“ mau kemana loe?? Dinda milik gue” tegas rangga yang sudah tidak bisa sopan pada kakak pembinanya itu,, rangga menghempaskan tangan rizky dan langsung berlari mengejar dinda..
Rizky diam di tempatnya,, emosinya juga sudah naik sampai ubun2 mendengar pengakuan rangga.. dinda miliknya?? Tidak mungkin, jelas2 dinda bilang rangga itu hanya sahabatnya.. rizky tidak mungkin bisa mengejar dinda, sudah ada rangga.. jadi rizky memutuskan untuk pulang walau emosinya masih belum stabil..

+++
“ din..” panggil rangga yang sudah mendapati dinda,, dinda tidak menjawab, ia membalik badannya membelakangi rangga
“ maaf..” lirih rangga jongkok di depan dinda yang duduk di pinggiran taman..
“ kamu jahat tau gak?? Ngapain kamu peluk aku kayak tadi di depan kak rizky??” dinda dengan sisa air matanya yang sudah tidak begitu deras
“ terus ngapain juga kamu tadi berduan sama rizky seperti orang yang sedang pacaran ha??”
“ aku… aku….” Dinda bingung mau menjawab apa
“ sudahlah.. aku gak suka kamu dekat dengan dia,, dia Pembina di sekolah kita din. Apa kata teman2 nanti jika meraka tau kamu dekat dengan dia melebihi seorang Pembina kepada peserta didiknya..” jelas rangga,, dinda menyeka air matanya,, ada benarnya juga yang di katakan rangga..
*tapi aku suka sama dia ngga,, aku senang ada di dekatnya* batin dinda menatap rangga
“ kita pulang,, udah malem..” ucap rangga yang melihat dinda merenung, dinda mengangguk pelan.. dan mereka berdua berjalan sampingan menuju motor rangga, sesekali rangga melirik dinda..
*sebenarnya ada hubungan apa kamu sama rizky??* gumam rangga bertanya tanya.. mereka terus berjalan, hingga dinda melihat mobil rizky yang masih terparkir di area itu
*kak rizky belum pulang?? Kemana dia??*.. pertanyaan dinda terjawab karena rizky masih berdiri di samping mobilnya,, dinda melihat rizky yang kebetulan juga rizky menatap ke arahnya, keduanya tersenyum dan dinda sedikit menundukkan kepalanya pamit pulang, rizky membalas anggukan kepala.. rangga yang berada di depan dinda tidak mengetahui itu, ia hanya terus berjalan..

+++
Kini dinda sudah memasuki kamarnya setelah tadi menyapa mama dan papanya di ruang tengah..
“ huftttt….” Keluhnya membanting tubuhnya ke kasur empuk miliknya, dia tersenyum sendiri mengingat tadi dengan rizky, tapi senyum itu menghilang ketika kata2 rangga menghantui pikirannya..
“ benar juga apa yang di katakana rangga…” dinda sedikit ragu, tapi kemudian dia tersenyum lagi..
“ hmmm,, kak rizky juga sebentar lagi gak akan jadi Pembina setelah acara kemah nanti..” senang dinda, dia hendak beranjak menuju kamar mandi, tapi bunyi handphonenya mengurungkan niatnya.. dilihatnya layar handphone itu..
“ kak rizky??” kaget dan senang dinda.. dia langsung mengangkat telepon itu tanpa ragu..
“ halooo…” ucap lembut dinda,, rizky hanya tersenyum mendengar sapaan dinda itu yang menurutnya sungguh menggetarkan hati..
“ halooo my love..” jawab rizky
“ ih.. my love apaan??” malu dinda
“ kamu emang cintanya aku,, ya walaupun aku bukan your love untuk saat ini”
“ hehe.. kakak udah nyampek rumah??”
“ perhatian banget sih… ia ini baru nyampek langsung telepon kamu.. kamu sendiri udah nyampek rumah??”
“ udah dong..”
“ terus lagi ngapain sekarang??” tanya rizky
“ mau mandi..” ceplos dinda membuat rizky menahan tawanya di ujung sana
“ mandi??? Ikut dong..” goda rizky
“ ih kak rizky…”
“ oh iya,, tadi kenapa kamu nangis pakek lari lagi??”
“ ya gimana gak nangis,, rangga gitu banget,, dindakan malu..”
“ tapi kalo aku yang meluk kamu, kok kamu gak nangis??” goda rizky lagi
“ ya.. ya… ya itu beda..” jawab dinda kikuk
“ beda apanya????” iseng rizky
“ udah ah,, dinda mau mandi.. bye..” dinda langsung menutup teleponnya karena tidak tau mau menjawab apa..
“ dinda dindaa… kamu memang gadis lucu, cantik dan tidak ada duanya…” rizky berbaring di kasurnya

~My Love~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang