(Part 24)

173 9 0
                                    


Rizky dan dinda masih berjalan mengelilingi taman, sedari tadi dia tidak melepas genggamannya pada dinda membuat dinda tersenyum melihat tingkah kekasihnya ini..
“ kenapa senyum2??” tanya rizky melihat dinda
“ lucu aja.. dari tadi pegangan tangan terus, kayak bapak gandeng anaknya yang mau nyebrang di jalan raya..” sindir dinda
“ jadi menurut kamu aku udah kayak bapak bapak??”
“ ya masak ibuk ibuk, kan gak lucu..”
“ emmm.. iya juga sih, tapi tau gak tadi mama aku bilang pengen cepat nimang cucu..” perkataan rizky itu membuat langkah dinda terhenti
“ cucu dari siapa??” polos dinda
“ cucu dari aku sama kamu, jadi kalo kita udah nikah nanti kita harus kerja keras biar cepet ada hasilnya..” seketika wajah dinda langsung memerah
“ apaan sih kak rizky..” malu dinda
“ hahahaha.. muka kamu kenapa din?? Lucu banget..” goda rizky
“ tau ah.. dinda mau beli es krim..” dinda langsung berjalan menuju bakul es krim meninggalkan rizky..
“ dinda tunggu..” rizky mengejar dinda

+++
Rangga berdiri di depan cermin menatap bayangan dirinya…
“ bodoh bodoh.. kenapa gue lakuin itu ke dinda??” marahnya sendiri
“ tapi….” Lanjut rangga memegang bibirnya dan tersenyum sinis
“ gue udah berhasil.. bukankah ini yang selama ini gue tunggu.. oke dinda loe akan jadi milik gue” entah setan apa yang merasuki roh rangga sehingga membuatnya seperti ini, bukan lagi rangga yang dulu, yang selalu perhatian sama dinda, yang selalu memanjakan dinda, kini dia menjelma sebagai sosok rangga yang baru, sangat berambisi untuk memiliki dinda, mungkin karena sudah tau manisnya dinda..
Rangga masih tersenyum devil..
“ apapun caranya, gue harus dapetin dinda” yakin rangga

+++
Billy sudah sampai di rumah dinda, duduk santai di sofa yang ada di ruang utama..
“ dinda mana bil??” tanya om mathias
“ dinda masih sama temannya om”
“ oh iya bil, kamu ke Indonesia karena mau pindah kampus kan??” tanya om mathias lagi yang di jawab anggukan kepala dari billy
“ gimana kalo kamu kuliah di universitas abadi Indonesia (ngada2 nih sw  ) ???” tawar om mathias
“ di sana kampusnya elit loh bil.. dinda kalo udah lulus om mau kuliahin dia ke sana, ada juga anak teman om yang kuliah di sana juga, anaknya pinter..”
“ boleh tuh om, sepertinya menarik, tapi billy mau browsing dulu..”
“ anak muda jaman sekarang serba enak ya.. pengen tau sesuatu tinggal browsing..”
“ hahaha.. ya dong om, namanya juga jaman modern”
“ halo kak billy yang ganteng..” sapa alifa yang baru bergabung bersama mamanya
“ eh halo alifa yang cantikk..” balas sapa billy pada alifa
“ kak billy makin ganteng aja deh, alifa jadi makin suka.. gimana kalo jadi suami alifa..??” tanya alifa dengan gaya alaynya membuat seisi ruangan itu terbahak bahak..
“ hahaha gak mau.. soalnya alifa ompong” jawab billy tertawa
“ ih.. kak billy, pasti gara gara sering bareng kak dinda, jadi ikut ngata2in alifa ompong..”
“ ya masak kak billy harus manggil alifa tongngos, kan gak mungkin.. hahahah”
“ please deh kak billy, panggil alifa putri cantik ya..” PD alifa..
Semua tertawa menikmati kebersamaan keluarga, namun kurang lengkap tanpa dinda yang masih berada di luar bersama rizky..
Rizky dan dinda sudah duduk di kursi panjang sambil menikmati es krim yang baru saja mereka beli..
“ kamu kok bisa maafin aku sih??” tanya rizky yang sesekali menjilati es krimnya
“ bisa aja,,” jawab cuek dinda yang masih khusuk dengan es krimnya
“ aku kan pengen tau alasannya..”
“ karena kak rizky gak ada maksud untuk gitu” jawab dinda dengan mulut yang masih penuh dengan es krim
“ malam yang indah ya din..”
“ emn?? He’em..” jawab dinda sekenanya, rizky menoleh melihat dinda yang terlihat sangat menikmati dengan es krimnya, kebiasaan..
“ pelan pelan..” pesan rizky yang tidak di dengar dinda
“ dasarr.. kalo udah makan es krim lupa segalanya..” gerutu rizky.. namun kali ini dinda mendengarnya dan merasa tersindir, dilihatnya rizky dengan tajam.. rizky juga tidak kalah menatap tajam dinda dan..
“ hahahahaha..” gelak tawa rizky membuat dinda manyun
“ apa??” tanya dinda bingung, namun rizky tetap tertawa
“ hahahaha..”
“ kak rizky..” manja dinda belum mengerti arti tawa rizky, rizky mengambil hp yang ada di sakunya..
“ sini deh din..” rizky menyuruh dinda mendekatinya
“ ada apa sih??”
“ udah sini..” rizky menarik tangan dinda untuk mendekat, setelah dinda di dekatnya rizky menempelkan pipinya di pipi dinda..
Jebreeetttt..
Rizky memfoto dirinya dan dinda, dan memerlihatkan hasilnya pada dinda..
“ nih liat..” rizky memberikan hpnya pada dinda, seketika dinda melotot dan mulutnya berbentuk O..
“ ihh.. jahat banget sih, wajah pacarnya cemong kayak gini malah di foto” ambek dinda
“ makanya kalo makan es krim pelan pelan..”
“ tau ah.. bersiin..” dinda dengan manjanya memajukan wajahnya kearah rizky agar rizky membersihkan es krim yang blepotan di wajahnya.. rizky yang mengerti langsung mengarahkan tangannya pada wajah kekasihnya yang manja itu.. sentuhan tangan lembut rizky membuat dinda sedikit terbuai dan spontan memejamkan matanya menikmati..
Dengan pelan rizky mengusap wajah dinda sampai bersih, rizky mengangkat sebelah alisnya melihat dinda yang masih memejamkan mata, sepertinya ada ide jahil yang melintas di otaknya.. rizky tersenyum nakal kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah dinda..
*kok aneh??* gumam dinda yang merasakan sesuatu, karena penasaran dinda membuka sebelah matanya mencoba mengintip..
*oh.. ternyata kak rizky* lanjutnya yang tadi sempat mengintip rizky yang tepat di depan matanya
*kak rizky tepat di depan mataku?? Oh tidak..* sadar dinda langsung membuka lebar kedua matanya.. ternyata rizky menempatkan bibirnya pada bibir dinda sejak tadi dengan sekuat tenaga dinda mendorong tubuh rizky menjauh..
“ ih kak rizky..” malu dinda
“ hahahahaha…” tawa rizky
“ malah ketawa lagi, suka cari kesempatan..” manyun dinda mengerucutkan bibirnya
“ ya habis kenapa kamu merem?? Bukannya nungguin itu dari aku ya..” goda rizky
“ enak aja.. dasar suka nyuri nyuri kesempatan.. gak gentle banget” ucapan dinda membuat rizky sedikit tersindir dan dinda juga sadar akan kata katanya tadi..
*bodohhh….* jerit hati dinda yang sudah merasakan firasat tidak baik
“ ngomong apa tadi??” tanya rizky mengangkat sebelah alisnya
“ gak kok.. gak ngomong apa apa..” cengir dinda
“ ngomong apa?? Aku gak gentle?? Mau bukti??” berturut turut pertanyaan rizky
“ bukti apa??” tantang dinda
*aduuuuhh.. kenapa aku nantang sih* gumam dinda lagi..
Rizky tersenyum nakal dan mengajak dinda berdiri
“ ikut aku..” rizky menggandeng tangan dinda
“ kemana kak??”
“ udah ikut aja..” rizky terus mengajak dinda, mereka berjalan menuju mobil rizky yang terparkir..
“ oh.. kita mau pulang ya kak, ya udah..” ucap dinda gugup dan langsung melepas genggaman rizky, berlari menuju pintu mobil berusaha menghindar takut2 kalo rizky akan melakukan sesuatu.. di bukanya pintu mobil itu tapi tidak bisa, rizky sudah lebih dulu menguncinya dengan otomatis melalui kunci mobil yang di tangannya, dinda panic masih menghadap mobil.. perasaannya udah dag dig dug rizky pasti akan ganas kalo seperti ini, dia tidak berani balik badan melihat rizky yang semakin dekat dengannya..
“ siapa bilang kita mau pulang??” bisik rizky di telinga dinda
“ hadap sini dong.. sayang loh wajah ganteng aku ini gak diliatin..” lanjut rizky tersenyum nakal
“ gak dinda gak mau, pasti kak rizky mau…” ucapan dinda terpotong karena rizky langsung membalikkan badan kekasihnya itu agar menghadapnya, dan mengunci pergerakan dinda dengan kedua tangannya..
“ aku gak mau ngapain2 kok, aku Cuma…” rizky melihat bibir dinda dan mengekspresikan bibirnya sendiri layaknya orang yang ingin mencium..
“ ih apaan sih kak rizky..” malu dinda, perasaan gugup dinda sudah tidak seperti tadi, yang ada kini hanya perasaan malu..
“ hahaha.. kamu lucu tau gak..” rizky menarik gemas hidung dinda
“ aww.. sakit” dinda mengelus hidungnya
“ tadi mau bukti, giliran mau di buktiin malu malu kucing..” goda rizky yang masih mengunci tubuh dinda
“ ya tapi gak di sini juga.. ini tempat umum”
“ jadi kamu maunya di tempat sepi?? Hemm?? Aku lebih ganas loh kalo di tempat sepi..”
Dinda menggelengkan kepalanya
“ gak bukan gitu maksudnya.. udah yuk pulang. Udah malem” elaknya
“ pulangnya ntr lagi deh.. sini aku bisikin sesuatu..” rizky memajukan wajahnya mendekati telinga dinda
“ aku mau menghapus bekas rangga” bisik pelan rizky, dinda yang mendengar nama rangga lsontan memegang badan rizky, sepertinya masih terngiang di pikirannya tentang kejadian malam itu,, ekspresinya langsung berubah drastis menjadi lemas.. rizky menarik wajahnya kembali, senyum menggoda masih terukir namun luntur saat memandangi wajah dinda yang sudah menatap kosong, niat yang tadi hanya ingin menggoda dinda sudah tidak ada lagi..
“ kamu kenapa??” khawatir rizky, dinda masih diam.. tatapannya kosong
“ hey..” rizky masih berusaha menyadarkan dinda yang melamun dengan mengusap kedua pipi gadisnya
“ din..” panggil rizky yang kini membuat pandangan dinda beralih menatapnya dengan tatapan sayu
“ kak rizky..” dinda memeluk rizky
“ kenapa dia setega ini sama aku?? Kenapa dia lakuin itu?? dia sahabat aku..” tangis dinda pecah, rizky yang mengerti membalas pelukan dinda..
*karena dia suka sama kamu din..* jawab rizky dalam gumamannya
“ udah.. lupain itu semua, yang sudah terjadi tidak perlu di sesali.. dia pasti khilaf” ucap rizky menenangkan
“ dia jahat kak..”
“ udah udah.. kita pulang yuk, udah malem.. jangan nangis dong, jelek tau..”
Dinda melepas pelukannya dan menatap rizky
“ tuh kan beneran jelek, mana aku gak punya tisu buat nyeka air mata kamu, pakek baju aku boleh??” rizky mencoba menghibur dinda mengangkat baju bagian perutnya
“ apaan sih kak..” senyum dinda kembali merekah walau sisa air matanya masih membasahi pipinya
“ nah gitu senyum.. jangan nangis lagi ya..” rizky mengusap sisa air mata dinda
“ udah yuk pulang,, udah malem” lanjut rizky kemudian membukakan pintu mobilnya, rizky menarik dinda untuk duduk..
“ ayo pulang,,” ajak rizky lagi, dinda menggeleng..
“ udah malem loh, ntr kamu dimarahin..” dinda menggeleng lagi
“ kamu kenapa sih??” dinda terus menggeleng, kali ini sambil tersenyum.. rizky yang melihatnya jadi ikutan tersenyum juga..
“ apaan sih??” tanya rizky bingung namun ikut tersenyum, dinda tetap menggeleng
“ tuhkan.. kenapa senyum senyum gitu??”
Yang di tanya tidak menjawab malah mengalungkan kedua tangannya di leher rizky membuat rizky jadi dag dig dug gak tentu.. dinda menatap rizky dalam, menjinjitkan kedua kakinya dan mulai mendekati wajah rizky, sedang rizky hanya diam.. dinda semakin dekat.. semakin dekat..
3 cm 2 cm, nafas keduanya bisa dirasakan oleh masing masing.. rizky terus menatap dinda..
Jarak mereka sudah 1 cm lagi, dinda malah berhenti..
“ ganteng banget sih malam ini..” hanya itu saja yang di ucapkan dinda, memang sedari tadi dinda melihat rizky lebih cool malam ini, beda dari sebelum sebelumnya dan dinda ingin mengucapkan itu, inilah waktu yang tepat.. dinda melepaskan kedua tangannya, sedang rizky hanya menelan ludahnya sendiri.. jadi Cuma mau ngomong itu aja pakek acara yang bikin jantung deg degan pikirnya
“ ayo pulang..” ajak dinda, rizky masih di posisinya
“ jadi kamu Cuma mau ngomong itu doang??? Bukannya kamu mau ngasih kiss gitu..” manyun rizky
“ hahahaha.. dasar ngeres. Ntr deh aku beliin permen kiss..” goda dinda
“ udah yuk pulang” ajak dinda lagi kemudian masuk mobil..
Rizky masih menggerutu gak jelas menuju kursi kemudi..
“ sumpah.. tadi itu bikin jantung aku mau copot tau gak..” ucapnya setelah masuk mobil
“ emang mau banget ya aku cium??” tanya dinda tertawa
“ mau bangetlah,, lagian mana ada orang yang gak mau di cium sama pacarnya sendiri..”
“ hahahaha.. ayo gaspol, biar cepet sampek”
“ dasaaarrrr”
Mobil itupun melaju meninggalkan taman..

+++
Rangga berjalan sendiri ingin pergi ke rumah dinda, dia ingin minta maaf tapi maaf itu Cuma untuk mengembalikan kepercayaan dinda, bukan dari hatinya..
Tokk tokk tokk.. rangga mengetuk pintu rumah dinda, dan alifa yang membukanya
“ eh kakak ganteng, ngapain ke sini?? Nyariin kak billy ya??”
“ loh billy dateng alifa?? Kapan??” tanya balik rangga
“ tadi pagi, tuh lagi ngobrol sama papa mama.. ayo masuk..!!”
“ oh iya..”
“ hey bil.. loe balik ke sini??” tanya rangga mendekati billy
“ eh loe ngga.. iya nih.. gue mau pindah kuliah..” jawab billy
“ ohh.. dinda mana??”
“ ya elah.. kenapa malah nyari dinda sih?? Loe gak kangen sama gue??”
Papa dan mama dinda hanya terkekeh melihat rangga dan billy.. sedang alifa sudah ngantuk mau tidur..
“ ya kan gue ke sini nyari dinda..”
“ dinda lagi keluar, gimana kalo kita keliling Jakarta?? Bosen nih gue gak ada temennya dari tadi, dinda juga gak pulang pulang..”
“ ide bagus tuh.. aku ganti baju dulu.. eh tapi kita bawa motor sendiri2 aja..”
“ ya iyalah.. males banget gue nebeng sama loe..”
“ jangan trek2an ya..” pesan mama dinda
“ tenang tan…” kompak billy rangga..
Setelah beberapa menit akhirnya mereka berdua sudah pergi dengan motor gedenya, entah kemana..

+++
“ kak rizky,, makan dulu yukk..!!” ajak dinda yang mulai lapar
“ bilang aja kalo kamu masih pengen berdua sama aku..”
“ ih dinda beneran laper.. dinda bisa pingsan loh kalo gak makan..”
“ ya udah pingsan aja,, ntr aku kasih nafas buatan..” goda rizky
“ jahat banget sih, ngedoain pacarnya pingsan..”
“ berhentiiiiiii…” teriak dinda, spontan rizky menginjak remnya..
Cekitttttttttttt…..
“ awww…” keluh dinda karena kepalanya terbentur ke bagian depan mobil
“ dinda…” rizky langsung meraih kepala dinda
“ gak papa kok..” ucap dinda yang melihat rizky terlalu khawatir
“ maaf ya..”
“ kok minta maaf sih.. inikan salah aku yang langsung minta berhenti..”
Rizky masih saja mengelus kening dinda..
“ udah gak papa.. kita turun,, tuh ada tukang bakso” tunjuk dinda
“ kamu ya..” gemas rizky menarik hidung dinda karena kelakuan gadisnya ini
Dinda membelakkan matanya ketika melihat rangga dan billy sedang makan di warung itu, dia belum siap bertemu rangga..
“ eh kak, gak jadi deh.. kita pulang aja..” cegah dinda memegang lengan rizky yang ada di sampingnya
“ katanya tadi laper??”
“ sekarang udah gak kok.. pulang yukkk..!!” paksa dinda
“ beneran??”
“ iya.. ayoookkk” dinda masuk mobil.. rizky yang masih terlihat bingung nurut apa kata dinda..
“ itu bukannya dinda??” ucap billy yang melihat dinda
“ mana bil?? Gak ad..” rangga melihat ke tempat yang dilihat billy, tapi sayang  mobil rizky sudah melaju..
“ loe salah liat kali..” lanjut rangga menyantap makanannya
“ mungkin..”

+++
Di mobil rizky dinda masih diam..
“ kamu kenapa?? Kok diem gitu??” tanya rizky membuka percakapan
*laperrrr..* umpat dinda
“ gak papa kok..” bersamaan dengan jawaban dinda itu perutnya berbunyi, tanda cacing di dalamnya sudah minta jatah.. rizky melirik dinda
“ kamu laper??”
“ he’um.. hehehe” cengir dinda memegangi perutnya
“ kenapa tadi malah gak jadi makannya??”
“ sebenarnya tadi itu ada rangga..”
Cekiiiiiiiiiiiiiittttttttttttttt… rizky langsung ngenjak rem

Bersambung..

~My Love~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang