Bab 2

1.5K 207 34
                                    

Draco mengacak rambut pirangnya frustasi. Ia ingin menangis, tapi air matanya telah kering. Putrinya, Rachel yang baru berumur 22 bulan telah terbujur kaku di kasur rumah sakit.

"Kau seharusnya merawat Rachel dengan baik!" bentak Draco pada wanita di sampingnya yang hanya sibuk memainkan ponselnya.

Wanita itu mencibir, "Kematian Rachel bukan salahku! Kalau saja kau lebih punya banyak waktu untukku dan Rachel hal ini tidak akan terjadi! Kau hanya sibuk mementingkan istrimu yang amnesia itu!"

"Hermione tidak amnesia! Dan Scorpius juga sedang sakit di rumah!"

Wanita itu menyeringai, "Oh ya? Kau selalu ada saat Scorpius sakit. Lalu kemana saja kau saat Rachel sakit? Kau hanya datang ke rumahku saat hari Sabtu. Itupun hanya sebentar!"

"Tapi, kematian Rachel karena dirimu yang ceroboh! Kau tak pantas disebut sebagai Ibu!"

"Aku hanya salah memberinya minum."

"Hanya? Rachel keracunan sampai meninggal, kau sebut 'hanya'?"

"Sudah kubilang, waktu itu aku mabuk!"

"Aku sudah mengingatkanmu berkali-kali, Tori! Kurangi kecenduranganmu untuk mabuk!"

Astoria menyeringai dan tertawa kejam. Ia menuding Draco lalu menyeringai lagi, "Kau pikir aku mabuk itu tanpa sebab?"

Draco mengalihkan pandangannya. Ia tak sudi menatap manik hitam yang keji itu, "Ya. Dari dulu kau sering mabuk tanpa sebab dan masalah."

Astoria tertawa lagi, kali ini lebih keras, "Aku mabuk itu karenamu! Kau berkata padaku sesaat setelah Rachel lahir, bahwa kau akan menikahiku dan menceraikan Hermione! Tapi apa buktinya, hah?!"

"Sekarang aku tahu bahwa pilihanku salah! Kalau aku menikahimu, itu berarti anak-anakku akan bernasib sama seperti Rachel! Kau secara tak langsung membunuhnya!" bentak Draco keras.

"Jadi, sekarang kau menyalahkanku atas kematian Rachel? Oke, pernyataanmu itu memang benar! Aku hanya ingin bersenang-senang, dan lahirnya Rachel ke dunia ini, membuat duniaku terbatas. Dan aku, dari dulu memang tak menginginkan mempunyai anak!"

"Kau kejam!" hanya itu yang sanggup Draco ucapkan. Ia terlalu shock. Pilihannya memang salah, seharusnya ia tak mengkhianati Hermione.

Astoria menyeringai dan tertawa senang, "Bagaimana sekarang perasaanmu, setelah putri kecilmu yang kau damba-dambakan dari dulu meninggal?"

PLAKK!

Draco menampar pipi Astoria dengan keras membuat si empunya meringis kesakitan, "Aku berharap Tuhan memberikan pencerahan padamu!"

"Oh ya? Pencerahan untuk menghargai setiap anak yang kulahirkan?!"

"Kau memang bedebah!"

Astoria tertawa, ia sepertinya tak jera setelah ditampar Draco, "Ya. Aku memang bedebah! Bedebah yang bisa membuatmu terlena."

"Tutup mulut kotormu itu!"

"Oke, aku akan pergi! Urusi saja pemakaman Rachel, aku sudah tak peduli padanya dan padamu lagi!"

Setelah mengucapkan kalimat yang tak pantas untuk seorang Ibu, Astoria pergi dengan santainya. Ia memang sudah gila!

Draco salah! Semua salahnya! Rachel telah kehilangan nyawanya. Dan kesempatan Draco untuk memiliki anak perempuan—

Hilang.

DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang