Bab 17

726 103 2
                                    

Draco menunggu jadwal keberangkatannya seraya mengelus puncak kepala Scorpius perlahan. Disandarkannya kepala anaknya itu pada dadanya dan ia menyandarkan kepalanya pada sang anak.

Mereka berdua diam, lebih senang membiarkan suara bising para calon penumpang pesawat yang berseliweran.

Sejak tadi mereka berdua seperti itu tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Sesekali Draco bersenandung untuk mencairkan suasana yang atmosfirnya menegang.

Ketika Draco bersenandung, Scorpius memejamkan matanya. Ia meresapi setiap bait lagu yang dinyanyikan Ayahnya itu.

Baginya lagu itu adalah lagu kenangan yang tak mungkin ia lupakan seumur hidup. Ya, lagu kesukaan kedua orang tuanya.

Sad Song.

Itulah judulnya.

Scorpius mendongak agar bisa menatap sang Ayah. Namun, ia mendapati bahwa Ayahnya itu justru bernyanyi seraya menatap lurus dengan pandangan kosong.

"Dad?" panggilnya.

Draco masih meneruskan alunan lagunya tanpa mendengar panggilan Scorpius.

Scorpius bangkit dari sandarannya dan perubahan posisinya itu membuat Draco berhenti melamun. Ditatapnya sang anak bingung karena saat ini Scorpius mendelik menatapnya.

"Ngg, ada apa?" tanya Draco ragu.

Scorpius bersedekap sembari mempoutkan bibirnya lucu. Hal itu membuat Draco tertawa. Dicoleknya dagu Scorpius yang membuat sang anak menolehkan kepalanya ke arah lain.

Beberapa detik setelah tawanya reda Draco bertanya, "Kesalahan apa yang Dad perbuat sampai kau marah seperti ini, hm?"

"Kau melamun tadi. Aku benci itu karena berarti kau tak memperhatikanku."

Draco mengernyit. "Bukankah aku tadi bernyanyi?"

Scorpius mendengus dan memutar kedua bola matanya. Setelah itu ia menatap Draco dengan tatapan sama seperti sebelumnya. "Apalagi itu, huh, aku benci lagu sedih."

"Tapi itu lagu kesukaan Mom," sanggah Draco. Tidak biasanya Scorpius seperti ini. Biasanya anaknya itu sangat suka saat ia dan Hermione menyanyikan lagu ini untuknya.

"Tapi saat ini aku ingin ganti suasana Dad. Dad akan menyusul Mom tanpaku, jadi aku tak ingin kesedihan ini berlarut-larut."

Mengerti maksud anaknya, Draco justru menggunakan itu sebagai bahan godaan. "Jadi kau sedih ditinggal Dad?"

"Tentu saja!" jawab Scorpius tanpa ragu.

Ucapannya itu sukses membuat Draco kembali tertawa.

"Tapi 'kan kembali membawa Mom. Setelah itu kita akan hidup bersama seterusnya."

"Cih, seperti dongeng anak perempuan." jawab Scorpius.

Draco membelalak mendengar jawaban anaknya. Darimana anak kecil itu belajar kata yang berawalan lumayan kasar itu?

"Hey, darimana kau mendapatkan kata itu?" tanya Draco seraya merangkulnya gemas.

"Dad."

"Hah, aku?" tanya Draco tak percaya seraya menunjuk dirinya sendiri.

Scorpius mengangguk.

"Kapan aku berkata seperti itu?" jujur saja, Draco tak ingat pernah mengajarkan kata itu pada anak lelakinya.

"Saat Dad yang akhir-akhir ini bertengkar dengan Nenek."

Draco mendengus. "Ah, ya ampun. Jangan kau ulangi lagi, ya? Itu agak, uhm kurang pantas untuk anak kecil." ujar Draco bijak agar sang anak paham maksudnya.

DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang