"Mau ke sana nggak?" tawar Winwin sambil menunjuk tempat lain di sekitar taman.
"Gue mau pulang aja, capek!" ujar Eun Bi sambil memijit kakinya.
"Yah, sayang banget padahal!"
"Gue capek, kapan-kapan aja."
Winwin mengangguk. Kemudian, mereka berjalan sambil berbincang sedikit. Tidak ada rasa canggung diantara mereka berdua setelah insiden cium itu.
Winwin yang cuek dan Eun Bi yang ngerasa seolah nggak terjadi apa-apa.
"Capek?" tanya Winwin.
Eun Bi menganggukkan kepalanya. Mukanya sedikit menampakkan lelah. Didukung keringat yang ada di sekitar dahinya.
Tiba-tiba, Winwin memindahkan tasnya ke depan dan mulai berjongkok. "Naik."
"Mau ngapain?"
"Gendong lo lah, bego."
Tanpa berpikir panjang, Eun Bi langsung naik ke punggung Winwin karena dia udah ngerasa capek banget jalan kaki.
"Gue berat nggak?" tanya Eun Bi.
"Enteng, kayak kapas."
Eun Bi terkekeh. "Kalo boong yang masuk akal dikit, kak."
"Yaudah, berat kayak karung beras."
Eun Bi langsung nempeleng kepala Winwin. Padahal, karung beras paling sekitar 15 kg.
"Cowok emang selalu salah," Winwin mendengus.
Eun Bi lagi-lagi hanya ketawa. Kemudian, suasana hening.
Jalan demi jalan sudah di lewati Winwin. Eun Bi menikmati pemandangan sore menjelang malam. Tiba-tiba, dia teringat lagi sama kata-kata Yuta buat ngejauhin Winwin.
Padahal, Winwin itu baik, menurutnya. Walaupun sifatnya rada blangsak dan nggak jarang buat Eun Bi deg-degan, tapi cowok Cina itu nunjukkin kalo dia bisa buat Eun Bi seneng terus.
Apa yang salah dari Winwin?
"Kak."
"Hmm?"
"Makasih."
"Buat?"
Eun Bi menarik napas pelan. "Lo selalu ngebuat gue seneng."
"Udah kewajiban gue bikin lo seneng."
"Tuh, kan, ngelantur ngomongnya," Eun Bi mengerucutkan bibirnya.
Winwin terkekeh. "Iya, sama-sama. Gue seneng kalo lo juga seneng."
"Gue ngerasa nyaman sama lo, kak."
BAZENG, GUA NGOMONG APAAN
"Gue juga. Jadian aja kali, ya!"
Eun Bi melotot. Dia deg-degan. Dia langsung cubit pipi Winwin. Winwin mengaduh kesakitan.
"Gapapa kali, kan kita udah ciuman," Winwin tersenyum lalu tertawa lebar.
"Goblok."
"Ngomongnya, ya! Gue gak suka."
"Tapi, lo suka gue, kan?"
MULUT LAKNAT EMANG
"Eun Bi sekarang mulai agresif, ya! Lo mancing gue, nih?" oceh Winwin.
"Bodo amat. Udah, lupain aja."
"Ciuman tadi, asik, lho!" seru Winwin. "Mau lagi nggak?"
"Tuh, kan!" Eun Bi ngacak rambut Winwin. Kemudian, dia menyandarkan kepalanya di punggung Winwin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brothers and I [✔]
FanfictionPunya kakak judes macem Yuta, udah bikin Eun Bi ngebatin. Ditambah punya adek blangsak macem Chenle, buat Eun Bi mikir kenapa dia punya saudara nggak ada yang bener? Mereka beda bapak, tapi satu ibu Mereka beda sifat, tapi satu hati Eaaaa~ A...