34

3.3K 438 37
                                    

Eun Bi nggak bisa bilang apa-apa. Mulutnya terkunci rapat sama sekali. Ditatapnya Haechan yang masih ngelus kepalanya.

"Intinya, gue suka sama lo. Sayang malah, hehe," ungkapnya.

Eun Bi jadi merinding.

"Baru kali ini, gue mandang lo sebagai cewek, bukan temen berantem gue."

Ucapan Haechan buat Eun Bi mengelus tengkuk lehernya. Merinding kalo Haechan bisa ngomong kayak gini. Tangan Haechan kini sudah menggaruk kepalanya sendiri yang tidak gatal.

"Chan."

Haechan menoleh. "Gue nggak perlu jawaban lo. Karena, gue udah tau jawabannya."

Eun Bi menaikkan sebelah alisnya.

"Semoga lo bahagia sama kak Winwin."

Pasti nyesek, ya, Chan? Banget(╥﹏╥)

Suasana jadi makin awkward. Haechan enggan menatap Eun Bi padahal dari tadi Eun Bi ngeliatin dia. Ngerasa nggak enak sama sekali kini bikin Eun Bi kepikiran setengah mati.

"Lo... Nggak mau merjuangin gue?"

Haechan berdesis pelan. "Lo pasti nganggep gue cemen, ya?"

Eun Bi menggeleng. "Nggak juga, sih!"

"Gue, kan, nggak bisa maksa lo buat ngebales perasaan gue."

Eun Bi mengelus punggung tangan Haechan yang dingin. Sumpah, ini dingin banget. Nggak kerasa, air matanya udah jatuh. Dia nggak kejer tapi.

"Kok lu jadi nangis, sih? Gue, kan, nggak ngapa-ngapain." Haechan terkekeh. "Jangan nangis, nyet!"

"Gimana gue nggak nangis, ucapan lo bikin gue nggak enak."

"Enakin aja."

"Goblok, kan."

Mata Haechan memerah. Tangannya gatal ngacak rambutnya Eun Bi. Cewek itu malah nangis kejer.

"Jangan nangis, ih!"

Eun Bi masih nangis. "Lo bakal ninggalin gue, kan? Lo nggak mau temanan sama gue lagi, kan? Lo nggak mau ngeliat gue, kan?"

"Kok lo mikirnya gitu?"

"Karena suka sama temen itu cuma bikin hubungan mereka renggang."

Haechan ketawa. Padahal, itu semua cuma buat nutupin muka dia yang emang nggak bisa nahan buat nangis.

Dia menepuk dadanya bangga. "Gue disini bakal jadi algojo kak Winwin kalo dia nyakitin lo."

Haechan mulai mendekati wajahnya ke arah wajah Eun Bi. Bahkan, Eun Bi sekarang bisa ngeliat dengan jelas warna mata Haechan. Dia bisa ngerasain deru napas Haechan yang nggak beraturan.

Second kiss gue? Gue berasa jadi cabe ini.

Cup.

Eun Bi bisa merasakan bibir Haechan nempel di keningnya. Untung di kening, ya. Eun Bi merinding lagi karena Haechan seakan bisa ngira apa yang dia pikirin.

"Bi, makasih udah jadi cewek yang gue suka."

Eun Bi syok. Dia jadi ngerasa bersalah banget sama Haechan hari ini. Dia bahkan nggak bereaksi ketika Haechan berdiri dari duduknya.

"Gue panggil Mark, ya, buat nemenin lo disini," ungkapnya. Dia langsung kabur.

Eun Bi mulai mengutuki dirinya sendiri.

===

Haechan berlari melalui persimpangan jalan yang tak jauh dari arah taman. Bahkan, dari persimpangan itu bisa ngeliat dengan jelas ke arah taman, tapi harus sedikit ngintip. Dia sedikit lega karena ada Jaemin, Mark, dan Jeno di depannya.

Brothers and I [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang