Special Chapter

3.1K 494 51
                                    

Makasih untuk 7 ribu reads dan 2 ribu votenya. Aku terharu (╥_╥)
Makasih banyak yang udah ngedukung ff ini, ailopyu so mach:*
Tetep stay ya gengs, karena aq tanpa qamoe itu hanya buliran jeruk floridina:(

Buat merayakan ini, gue bikin special chapter waktu the blangsak masih pada kecil wkwkwk

Cekidot~

===

"Mama, itu bang Yuta ngambil boneka aku!"

Yuta cuma natep Eun Bi sinis begitu adek perempuannya itu ngadu ke mamanya. Dia langsung lari ke kamarnya di lantai dua.

"MAMA ITU BANG YUTA, IH!" jerit Eun Bi. Dia langsung jejeritan. Dia ngehentakkin kakinya kuat-kuat. Ngambek gara-gara Yuta ngambil bonekanya.

Mama cuma geleng-geleng kepala. "Jangan berisik! Chenle baru aja tidur."

"BANG YUTA, HUAAAA!"

Mama makin pusing. Udah sebelumnya Chenle nangis kenceng banget minta susu, ditambah sekarang Yuta dan Eun Bi yang berantem gara-gara Yuta ngambil boneka punya Eun Bi.

Mama ngerentangin tangannya menuju Eun Bi. Meluk anak perempuan satu-satunya itu sambil menepuk-nepuk punggungnya pelan.

"Eun Bi bobo aja sama Chenle, yuk! Nanti biar mama omelin bang Yuta."

Eun Bi ngangguk nurut. Sebelum masuk kamar, Eun Bi teriak dari ruang tengah.

"BANG YUTA, KITA NGGAK TEMENAN POKOKNYA!"

===

Mama langsung keluar dari kamar Chenle begitu dia berhasil buat Eun Bi tidur. Chenle, yang masih berusia dua tahun itu, udah tidur nyenyak sebelumnya. Bibirnya yang merah emang buat semua orang geregetan.

Eun Bi langsung buka sebelah matanya begitu mamanya keluar. Dia pura-pura tidur. Karena perasaan keselnya sama Yuta buat dia nggak bisa tidur sama sekali.

"Le, temenin aku, dong!" ucap Eun Bi sambil ngedusel pipi Chenle. Balita itu masih asyik sama tidurnya dan berusaha nyingkirin tangan Eun Bi dari pipinya. Kondisinya masih nggak sadar.

"Yaudah, Chenle dengerin aku cerita aja, ya!" kata Eun Bi sambil ngedeketin kepalanya ke telinga Chenle.

"Aku sebel sama bang Yuta. Masa dia ngambil boneka aku, Le!" ucapnya dengan mulut mengerucut.

Sedangkan Chenle, dia masih tidur.

"Chenle nanti main sama aku aja, ya! Biar bang Yuta nggak ada temennya."

Kreekkk...

Suara pintu kamar Chenle yang kebuka berhasil buat Eun Bi kaget. Lagi asyik-asyik cerita sama adeknya, Eun Bi malah melotot begitu tau siapa yang ada di depan pintu.

"Nih, bonekanya aku balikin!" Yuta menyerahkan boneka itu ke Eun Bi. Tapi dengan keadaan kepala boneka yang lepas dari badannya.

Eun Bi mendelik. "Ih, kok abang rusakin boneka Eun Bi? Siniin kepalanya!"

Yuta ngangkat kepala boneka itu pake tangan kanannya. Ngangkat tinggi-tinggi supaya Eun Bi nggak bisa ambil kepala boneka itu.

"Siniin!"

"Tapi, ajak aku main juga!" seru Yuta. Anak laki-laki berusia enam tahun itu cemberut. "Jangan sama Chenle aja, kita mainnya bertiga, bareng-bareng!"

"Nggak mau, bang Yuta nakal."

"Aku janji nggak nakal lagi. Tapi, Eun Bi main sama aku."

Eun Bi mendengus. Suara mereka berdua berhasil buat Chenle bangun dari tidurnya. Chenle bangun dengan tatapan bingung ngeliat ke arah kedua kakaknya.

Brothers and I [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang