3

6.7K 723 118
                                    

Lapangan penuh. Ada pertandingan sepak bola ternyata. Eun Bi, Jeno, dan Mark akhirnya dapet tempat yang strategis buat nonton. Eun Bi daritadi penasaran siapa Winwin. Jeno dan Mark nggak ngejawab dan cuma ngebegoin Eun Bi karena gak tau Winwin.

Pertandingan sepakbola antara sekolah mereka melawan sekolah tetangga. Eun Bi sibuk mencari Winwin. Apa dia ikut main bola? Jadi wasit? Apa yang mungutin sampah? Eun Bi gak tau. Akhirnya, dia diam aja.

Tim sepakbola sekolah Eun Bi memasuki lapangan. Akhirnya, yang dicari Eun Bi tiba. Winwin. Dia kelas 12. Dia berdiri paling depan. Jalannya tegap. Wajahnya menunjukkan kewibawaan.

Anjer, dia kapten!

"Noh, doi lo!" unjuk Mark. "Btw, dia kapten tim sepakbola sekolah kita. Banyak fansnya." Mark ngunyah makanannya. "Fyi juga, dia itu mantan ketos."

Eun Bi hanya ber-oh ria. Dia menunjukkan ketidakpeduliannya terhadap Winwin. Dia pengen balik tapi ditahan sama Mark. Mark juga anggota ekskul sepakbola. Tapi dia gak ikut karena dia masih anggota baru di tim. Jadi, dia pengen liat dulu seniornya di pertandingan ini.

"Lo keren, ih, digebet mantan ketos!" ucap Jeno. "Sahabat gua belum pernah pacaran. Sekalinya pacaran sama mantan ketos!" Jeno menepuk punggung Eun Bi. Yang ditepuk punggungnya hanya melengos nggak suka.

"Kak Winwin!" jerit seorang siswi tepat dibelakang Eun Bi. "Cemungud eaaaa!!!"

"Eh anjir, gans amat."

"Duh, kak, jangan senyum! Gak kuat!"

"Kak Winwin ajak aku kawin lari, dong!"

Ocehan-ocehan gaje mampir ke telinga Eun Bi. Cewek-cewek alay yang suka sama cogan dan ketara banget ngejar-ngejar.

Lima menit sebelum pertandingan digunakan para pemain untuk latihan. Winwin menengadah seakan sedang mencari seseorang. Matanya menjalar ke seluruh tempat duduk penonton. Kemudian, dia tersenyum. Dan melambaikan tangannya ke arah Eun Bi. Ya, Eun Bi.

"Eh, nyed! Dia ngedadahin elo, tuh!" Mark menunjuk Winwin. Winwin tersenyum trus ajak Eun Bi dadah dadah. Yang didadahin malah buang muka. Malu. Karena, itu berhasil menarik simpati orang lain.

"Kok ke Eun Bi?"

"Oh temennya si Jeno sama Mark itu, ya?"

"Emang dia cakep?"

Pertandingan dimulai. Winwin si kapten, sudah mulai menyerang lawan. Para penonton heboh sama pertandingan. Bukan karena pertandingannya seru, tapi heboh karena pemainnya. Maklum, cogan semua. Cewek-cewek alay yang neriakin nama-nama pemainnya bikin kuping Eun Bi berdengung.

Mark dan Jeno yang pada dasarnya ngerti bola, nonton dengan seru. Eun Bi cuma ngeliatin jam tangannya, kemudian sibuk dengan ponselnya. Anak-anak cheerleader mulai turun ke lapangan ngasih semangat. Ada yang menarik perhatian Eun Bi. Anggota cheerleader yang rata-rata badannya body goals semua.

"Lo kenapa?" Jeno menepuk kening. Namun, Eun Bi diam saja dan Jeno pun mencari apa yang Eun Bi lihat. "Oh, lu mau masuk cheers?"

"Yakali Jen, bogel gini!"

"Gapapa, cowok suka, kok, cewek yang bogel!" Jeno terkekeh.

Si blekok emang. Eun Bi cuma menatapnya flat. Kemudian, fokus ke tim cheers lagi.

"Btw, ketua cheers itu mantannya Kak Winwin."

"Oh."

"Tuh, yang diangkat-angkat! Namanya kak Wendy. Cantik, yah!" Jeno menunjuk seseorang dengan rambut hitam panjang yang sedang melakukan atraksi di lapangan. Wendy. Ketua cheers.

Brothers and I [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang